Menjadi Kaya Karena Merantau – Kalau baca judulnya mungkin ada yang mengerutkan kening saking anehnya. Atau mungkin ada yang tersenyum karena sepakat dengan kalimatnya. Bahkan bisa jadi juga ada yang mengatakan: “Halah, omong kosong saja jika merantau bisa bikin kaya.”
Well… kembali pada pribadi masing-masing. Sejatinya para perantau punya kisah masing-masing. Suka duka merantau menjadikan hidup jadi lebih berwarna. Setidaknya begitulah yang saya alami. Jika diperbolehkan cerita sedikit, keputusan merantau memang hal paling sulit tetapi harus saya lakukan pada tahun 2011 lalu. Dengan bermodal ijazah S2 dan sedikit uang tabungan plus tawaran bekerja di tanah Borneo (baca: Kalimantan Tengah), maka dengan langkah mantap saya meninggalkan kampung halaman untuk pertama kalinya.
Ya, boleh dibilang sejak lahir sampai mendapatkan gelar S-2, saya tidak pernah keluar dari Sulawesi Selatan. Kota yang paling jauh yang pernah saya kunjungi (itupun masih masuk dalam jejeran Kabupaten di Sulawesi Selatan) adalah Bulukumba. Itupun secara tidak sengaja karena teman-teman pengajar ingin memberikan saya motivasi untuk move on dari kesedihan. Ya, akhir tahun 2010 lalu adalah masa dimana saya seperti kehilangan arah. Berpulangnya bapak benar-benar menjadi “pukulan telak” bagi perjalanan kehidupan saya.
Saya merasa sendiri sebab sejak kecil memang dekat dengan Bapak disbanding Mama. Kemudian segala keperluan dan hal-hal pribadi tentang saya, semuanya Bapak tahu. Bahkan orang yang naksir saya saja, Bapak tahu lho. Namun dengan bijak diberikan pengarahan bahwa saya belum waktunya untuk memikirkan anak orang. Masih panjang perjalanan saya menurut beliau. Bapak khawatir jikalau saya terlena di usia muda dan tidak belajar banyak hal.
Back to the point…
Naik pesawat terbang adalah hal paling menantang bagi saya saat itu. Karena jujur saja saya sangat takut ketinggian. Fobia banget berada di ketinggian, baik itu gedung atau lainnya. Apalagi ini adalah pesawat dimana ketinggiannya bahkan sangat jauh dibandingkan sekadar berdiri di atap hotel berlantai 20-an. Tetapi, saya harus melakukannya karena saya tidak ingin berkubang dalam kesedihan. Bapak pasti makin sedih di alam sana jika keputusan merantau ini tidak saya lakukan dahulu.
Lantas, apa hubungannya menjadi kaya karena merantau seperti dengan judul tulisan ini? Ssst… sabar! Berikut hal-hal yang menjadi “kekayaan” saya ketika merantau di tanah orang sampai detik ini:
- Kaya Cerita; kalau cerita banyak sekali. Saya sampai bingung harus menceritakan apa dan darimana saking banyaknya, hehe. Tetapi ada satu cerita yang tak terlupakan, saat di pesawat saya bertemu dengan orang Australia yang sedang backpacker ke tanah Borneo. Dari situ saya semakin penasaran ingin mengeksplor lebih banyak daerah ini (namun belum kesampaian).
- Kaya Teman; sendirian ke tanah rantau lantas tidak membuat saya sepi. Karena saya punya banyak teman baru, baik itu dari kalangan mahasiswa, dosen bahkan masyarakat sekitar tempat tinggal saya. Dan sampai sekarang masih terjalin komunikasi.
- Kaya Pengalaman; setidaknya pengalaman naik pesawat ke berbagai daerah. Ya, sejak merantau, pintu ke kota-kota lain pun terbuka. Saya bisa ke Jakarta, Balikpapan, Banjarmasin bahkan sampai ke Manila, Filipina semuanya berawal dari keberanian saya memutuskan untuk merantau.
- Kaya Job; hehe… ini sih jangan tanya nominal ya. Setidaknya saya bisa beli sesuatu tanpa harus merepotkan orang tua lagi.
- Kaya Cinta; eh ini beneran ya. Sejak saya merantau, banyak yang sayang sama saya. Dan… ssssttt… pintu jodoh saya pun terbuka ketika merantau. Duh, benar-benar ini tidak terencana sama sekali bakalan dapat orang bersuku Jawa.
Dan masih banyak lagi kekayaan yang saya miliki. Pastinya semua bermanfaat, tidak hanya bagi saya pribadi tetapi juga bagi orang-orang sekitar saya. Nah, bagaimana dengan kamu? Punya pengalaman nekat juga? Share yuk!