Dalam rangka menyemarakkan Lomba SEO Blogger Maros, sayapun ikut andil dalam hal mengasah kemampuan mengetik saya. Meskipun lombanya memakai sistem SEO, suatu hal yang masih asing sekian persen bagiku, saya tidak mundur untuk terus mencoba. Tak coba maka tak tahu rasanya…
Bicara soal Cyber City, tentu saja arah fikiran kita tertuju pada sebuah kota dimana semuanya sudah menggunakan teknologi internet untuk membangun suatu kota. Kita bisa mengakses segala macam bentuk informasi dari segala penjuru. Bahkan boleh jadi, di WC-pun kita mampu mengakses iternet. Hebat khan???!!
Melihat Maros dari tiap waktu ke waktu selalu saja ada perubahan, baik dari segi pola hidup bahkan juga cara pandang dalam berfikir, julukan sebagai kota Cyber City, sudah bolehlah disematkan pada kota ini. Menjadikan Maros sebagai Cyber City sebenarnya menjadikan penduduk mampu melek teknologi.
Bukan karena saya lahir dan merupakan putri asli Maros, tetapi beginilah adanya. Maros sudah harus berkiblat pada kemajuan teknologi yang ada sekarang dari berbagai daerah melalui dunia maya.
Berangkat ke tempat wisata sambil berkirim email, makan sambil mengerjakan tugas kantor via internet, duduk di mobil sambil chatting dengan teman adalah contoh-contoh aktifitas yang sering dijumpai di tengah masyarakat Maros. Bahkan ada yang meraup keuntungan dengan bisnis online hanya dengan melenggang kangkung di rumah. Uang masuk dengan lancarnya ke rekening tanpa pakaian harus ducucuri keringat akibat berpindah dari satu pelanggan ke pelanggan lain. Pendeknya, aktifitas apapun yang dilakukan tidak akan mengganggu pekerjaan utama.
Model kerja yang dinamis seperti inilah yang sedang populer di tengah masyarakat dimana pergerakan orang-orang yang profesional, pebisnis, pendidik termasuk juga para mahasiswa semakin padat. Bekerja dengan sistem seperti ini dapat mempermudah bahkan semakin memanfaatkan waktu yang bisa terbuang percuma. Apatah lagi kalau disemua tempat, layanan Hotspot Gratis diberikan. Mungkin saja, lebih baik chatting dibandingkan nelpon.
Dengan konsep ini diharapkan masyarakat tidak gagap lagi dengan teknologi informasi khususnya untuk mengakses internet. Di samping itu, keberadaan layanan akses internet gratis ini akan memancing minat wisatawan, baik mancanegara maupun domestik untuk berdatangan ke lokasi hot spot gratis tersebut. Para pebisnis juga dapat memanfaatkannya di tempat umum sehingga lambat laun Bantimurung dan Pantai Tak Berombak akan menjadi daerah tujuan bisnis dan objek wisata yang bisa semakin terkenal dalam skala nasional maupun internasional.
Namun, dibalik semua kemudahan dan trend ini, tentu saja dampak negatif akan ada. Sebagai orang-orang yang terlahir dari lingkungan keluarga, yang di dalamnya ditanamkan norma-norma agama, masyarakat dan sebagainya, haruslah memahami batasannya.
Informasi yang secara mudahnya diperoleh harus tetap memiliki filter yang bersumber dari diri kita. Saya sangat berharap kepada seluruh penduduk Maros, jika memang Maros sudah didaulat menjadi Maros Cyber City, sebaiknya terus menambah wawasan untuk perbaikan kinerja. Sebab, jika Maros Baik tentu kita juga merasakan kebaikan tersebut.Satu kalimat untuk Maros Butta Salewangang: Maros Menuju Cyber City, Yes We Can!!!
2 Responses
sundul.. up up…
Hiks hiks…
Iya nih kakak Amir… Mau disundul pake apami bagus???