Dear, Ubii…
Salam kenal dari auntie Amma dan dedek Salfa yang baru lahir 16 Juli 2014 lalu. Meskipun kita belum pernah bersua secara langsung, rasanya sudah begitu dengan Ubii. Apalagi auntie dan Mami Ubii sudah sangat akrab di dunia maya bahkan sering bertukar pengalaman soal kehamilan.
Rasanya tangan auntie begitu berat menuliskan surat ini. Karena auntie sangat ingin mengatakannya langsung di depan Ubii, Mami, dan Papi Ubii sambil memeluk Ubii. Tetapi jarak yang jauh, maka auntie hanya mampu lewat surat ini saja itupun nggak semuanya, takut Ubii keletihan membaca surat panjang dari auntie 😀 Nggak apa-apa yah, Ubii sayang?!
Ubii, pelita dalam kehidupan Mami dan Papi
Auntie tahu bahwa tak banyak yang mampu menerima keadaan Ubii dengan sederet kekurangan yang ada pada diri Ubii. Tak banyak juga Mami seperti Mami Gres, yang selalu memiliki semangat untuk tetap yakin akan kesembuhan anaknya dengan penyakit tak ringan tersebut. Bahkan mencurahkan segala tenaga, waktu dan materi hingga harus mengenyampingkan karir hanya untuk anak kesayangannya. Tak banyak, Ubii… dan Ubii sangat beruntung memiliki Mami berhati baja yang terus berdiri kokoh meskipun auntie tahu hati Mami Ubii begitu menyimpan sejuta kesedihan, kekecewaan bahkan merasa Tuhan tidak adil dengan hadirnya Ubii berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Dan jika auntie yang berada di posisi itu, boleh jadi tak akan sekuat Mami Ubii… Auntie benar-benar salut dan kagum pada Mami Ubii… Kagum sekali…
Ubii…
Auntie benar-benar baru memahami soal TORCH setelah berteman dengan Mami Ubii. Informasi soal TORCH baru auntie tahu dengan membaca artikel, curhatan Mami Ubii bahkan cerita ibu-ibu dari grup RRR yang Mami Ubii buat. Auntie seketika menjadi ngeri sendiri dan membayangkan betapa TORCH memang ilmu yang harus diketahui oleh kaum wanita di seluruh dunia sebelum memiliki anak, bahkan sebelum menikah sudah seharusnya tahu soal TORCH ini. Auntie menjadi teredukasi dengan sendirinya dari blog Mami Ubii. Semoga semakin banyak orang yang membaca soal TORCH ini dan waspada sejak dini.
Oiya Ubii, auntie mau cerita sedikit kisah dedek Salfa (teman dan insha Allah jadi sahabat Ubii kelak, mau yah… yah… 😀 ?!)
Auntie pernah mengalami kepanikan juga saat dedek Salfa dinyatakan harus fototerapi karena ikterus. Ubii tahu apa itu ikterus? Belum tahu yah, Ubii? Okey, auntie kasih tahu yah. Ikterus itu tubuh bayi menguning (hehe kayak padi matang saja 😀 ) #upsss… Iya, bener Ubii. Seluruh badan dedek Salfa jadi kuning setelah beberapa hari dari hari kelahirannya. Auntie baru tahu saat dedek Salfa auntie bawa ke rumah sakit untuk imunisasi. Ternyata sampai di RS dan bertemu dokter, dedek Salfa tidak boleh diimunisasi karena badannya kuning. Harus segera ditindak lanjuti sebelum efeknya sampai ke otak. Nah, kalau sudah ke otak kata dokter bisa menggangu perkembangan dedek Salfa. Singkat cerita, dedek Salfa harus menginap semalam di RS untuk fototerapi. Fototerapi itu dedek Salfa diberi sinar warna biru (terapi sinar biru) selama 24 jam.
Tahu nggak Ubii… auntie menangis saat melihat dedek Salfa harus bugil (tersisa popok di badan saja) sambil disinari. Dedek Salfa juga awalnya menangis karena terpisah dari auntie yang saat itu sedang menikmati ASI langsung dari auntie. Tetapi, auntie pelan-pelan bilang ke dedek Salfa kalau auntie nggak meninggalkannya dan akan terus memberi ASI saat dedek Salfa haus dan lapar selama proses fototerapi berlangsung. Akhirnya dedek Salfa enjoy dan hanya menangis ketika popoknya basah dan butuh ASI.
Auntie saat itu baru mengerti bahwa yang terjadi pada anak justru selalu memberikan “rasa” pada hati seorang ibu. Auntie pun ingat Ubii dan mencoba merasakan apa yang dirasakan Mami Ubii. Auntie hanya diberi ujian sebagai Bunda baru dengan kondisi dedek Salfa yang ikterus. Dan nilai bilirubin dedek Salfa 10,8 dari batas maksimal normal untuk bilirubin adalah 10. Jadi belum terlalu parah ikterusnya. Rasa sakit jahitan setelah melahirkan dedek Salfa menjadi sedikit berkurang dengan kondisi itu. Maklum, dedek Salfa baru berusia 6 hari dan auntie masih tidak sempurna jika berjalan karena rasa sakit yang menyerang kalau bergerak. Sejak saat itu, auntie sadar bahwa Ubii punya Mami hebat sekali.
Ubii…
Jika kelak ada yang mengejek atau mengucilkan Ubii, cuek saja yah sayang! Mereka belum tahu makna “istimewa” sehingga dengan mudah melakukan perbuatan buruk tersebut. Jangan pernah bersedih dengan kondisi Ubii, berbahagialah karena Tuhan memilih Ubii. Tuhan tahu Ubii mampu menjalani hari-hari. Dalam kitab agama yang auntie yakini berkata begini: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” Jadi, tak ada alasan Ubii menjadi lemah, rendah diri bahkan membenci Tuhan dengan apa yang Ubii alami bersama Mami, Papi dan keluarga. Tetap semangat yah Ubii sayang…!
Dedek Salfa pun akan cemburu kelak di kemudian hari ketika membaca perjuangan Ubii dalam bertahan hidup. Auntie juga berharap dedek Salfa banyak belajar semangat hidup dari Ubii dan Mami Ubii.
Sekian dulu yah, Ubii… Udah panjang sekali suratnya. Ubii bacanya pelan-pelan saja yah. Sambil sarapan atau lunch juga bisa. Semoga Ubii terhibur dan senang…
NB:
Kalau Ubii punya waktu, ajak Mami dan Papi Ubii ke rumah dedek Salfa di Surabaya yah. Nanti kita ke Kebun Binatang menemani dedek Salfa belajar nama-nama binatang. Ubii mau kan ajarin dedek Salfa?! 😀
9 Responses
Ubii dan Mama Papa memang luar biasa ya mak 😀
Oya…salam kenal juga untuk Dede Salfa…
@Icoel,
Iya, Mak… pake banget malah…
Salam kenal balik tante Icoel ^_^
Wowww.. sweet banget.. I love this. Perhatian dan supportnya tuh loh..
anaknya lucu hehee enak ya kalo udah punya anak, selalu jadi bahan yg menarik buat di tulis, entah itu bagaimana dia belajar jalan, belajar ngomong, belajar membedakan mana suara kambing mana suara orang hahaha
Terima kasih Onty Amma dan Salfa atas suratnya 🙂
sama sama
mampir mak, maaf baru bisa bw 🙂
mampir sebenar 🙂
mampir sebentar