Layout Presentasi Bapak – Saya adalah satu anak yang sampai detik ini sangat sedih karena ditakdirkan sudah tak punya Bapak lagi. Dan hari ini saya kemudian harus mencoba kuat lagi ketika akan menuliskan sesuatu yang indah tentang Bapak. Tentang kenangan manis yang Bapak rasakan atas sentuhan kecil yang kubuat pada presentasinya.
Ya, saat itu Bapak diminta akan mempresentasikan sebuah program yang akan dipaparkan di hadapan para orang-orang besar di dunia pendidikan. Bapak selaku supervisor bidang Bahasa Inggris se-Sulawesi Selatan kala iitu, mencoba untuk menampilkan presentasi dari satu slide ke slide lainnya.
Saya tahu betul Bapak bukan orang yang “asal kerja” atau “asal jadi”. Waktunya setelah pulang dari sekolah (karena bapak juga menjabat sebagai kepala sekolah dan guru Bahasa Inggris di sekolah swasta, sekolah yang didirikan oleh bapak dan kedua temannya yang kini juga sudah berstatus almarhum), adalah berusaha membuat presentasi tersebut.
Sehabis shalat Isya dan sampai lebih kurang jam 10 malam, bapak berada di hadapan laptop di ruang kerja. Sesekali saya perhatikan dari pintu, Bapak menggaruk-garuk kepala karena saya tahu ada yang belum dipahami. Namun, bapak pantang menyerah. Tidak akan bertanya pada anak-anaknya sebelum dirinya yakin tak mampu lagi. Maka sayapun mengikuti saja alurnya.
Hingga kemudian kurang dua hari waktu presentasi, ada bagian yang belum masuk. Tabel yang harusnya di-insert belum mampu diselesaikan oleh bapak. Namun, lagi-lagi bapak belum meminta anaknya untuk membantu. Pikirnya karena masih kurang dua hari.
Tepat pada sehari sebelumnya, saya kemudian dapat kabar bahwa bapak harus pulang lebih malam dari Makassar karena harus menjamu tamu dari luar daerah. Bapak memang paling baik jika menjamu tamunya. Bahkan tidak segan-segan merogoh kantong sangat dalam demi kepuasan sang tamu, khususnya dalam hal makan dan istirahat. Jangankan yang jadi temannya, keluarganya akan mendapat perlakuan yang jauh lebih baik. Isi kulkas bisa semuanya diberikan kepada yang bertamu di rumah lho. Dan hal ini yang kadang membuat Mama jadi manyun, haha. Ya, bagi Bapak, ketika ada yang bertamu di rumah, maka sebagai tuan rumah berhak memberikan yang terbaik.
“Nak, apa yang tamu makan di rumah ini, itulah rezeki tamu tersebut. Perantara kitalah sehingga tamu tersebut rezekinya diberikan oleh Allah. Jadi, tidak usah pelit. Toh, mereka nggak setiap hari datang ke rumah.” Seperti itulah kurang lebih nasehatnya agar beradab yang baik saat ada tamu.
Nah, saya jadi teringat dengan presentasi bapak yang belum selesai. Maka dengan langkah berani saya mencoba membantu bapak. Memasukkan tabel ke dalam presentasi dan menambahkan sedikit animation sehingga presentasinya tidak biasa banget.
Alhamdulillah saya mengerjakannya tanpa diketahui bapak karena saya sudah selesai sebelum bapak pulang. Dan saat shubuh, bapak kemudian memanggil saya.
“Terima kasih ya, Nak. Kamu sudah bantu bapak. Jam 10 nanti bapak harus presentasikan ini. Untungnya kamu bantu masukkan tabel ini. Ditambah model slide jadi ada “goyang-goyang” begini.” Lalu bapak mengelus ubun-ubunku dengan mata yang berbinar. Maka betapa beruntungnya menjadi anak saat itu melihat bapak tersenyum bahagia. Dan setelah bapak presentasi, saya dikirimi pesan singkat lewat hape: “Great Presentation”
***
Aaah… andai saja bapak masih ada sekarang, mungkin bapak akan membantuku bagaimana mengelola emosi menjadi istri, ibu dan juga perempuan yang kesehariannya di rumah. Karena saya tahu, bapak selalu mendukung setiap keputusanku.
Sekarang saya hanya mampu mengenang senyum, langkahnya, aroma parfum dan minyak rambut plus mengamalkan ilmu Bahasa Inggris yang diberikan kepada saya. Semoga kelak saya benar-benar menjadi jalan amal jariyah untuknya…
Al Fatihah…