Kemanapun Kaki Melangkah, Selalu Ada Rindu untuk Pulang – Saya masih ingat apa yang selalu almarhum bapak katakan ketika kami berbincang di teras depan rumah. Nasehat sederhana namun membekas sampai sekarang. Di antara banyaknya nasehat yang pernah beliau sampaikan, nasehat satu ini selalu mengingatkan untuk tidak melupakan asal usul.
Yap, perjalanan panjang dalam hidup sudah membawa kaki ini melangkah sampai sejauh sekarang. Beragam kisah suka dan duka kehidupan sudah terlewati. Ujian hidup pun sampai sejauh ini masih menjadi bagian dalam keseharian. Semua harus dijalani meskipun banyak sesak yang tidak bisa terhindarkan. Tetapi ada satu tempat kembali yang akan mengistirahatkan sejenak penat langkah kaki, apalagi kalau bukan rumah.
Rumah yang nyaman selalu akan menjadi tempat kembali. Sesederhana apapun rumah yang menjadi tempat untuk pulang, kerinduan untuk selalu berada di dalamnya tidak akan bisa hilang walaupun kesibukan bahkan mungkin ketenaran di dunia luar sana sedang menyelimuti.
Sejauh dan selama apapun kaki merantau ke negeri orang, tidak akan mampu memberikan kenikmatan yang sama saat berada di tanah kelahiran sendiri. Segetir apapun rasa yang ditinggalkan kenangan pada masa kecil, tetap saja tidak akan memberikan bekas yang membuat diri akhirnya ingin melupakan kampung halaman, bukan?
Namun, sebagai manusia saya tentu memiliki gambaran tersendiri mengenai home sweet home. Setidaknya menurut saya pribadi:
- Tak perlu banyak perabot yang tidak penting.
- Ruangan yang nyaman untuk bermain dengan anak
- Sedikit sudut dimana meja kerja bisa terletak dengan segala perlengkapan blogging yang dibutuhkan
- Dapur mini dimana saya bisa mengaplikasikan resep turun-temurun dari mama
- Taman yang berada di depan rumah untuk berkebun seperti yang diajarkan nenek saya sejak kecil
- Dan mungkin masih akan bertambah seiring dengan berjalannya waktu
Namun, semuanya tidak akan dipaksakan harus seideal apa yang diinginkan. Sebab kembali lagi bahwa rumah sejatinya adalah tempat kembali pulang. Bahkan ada rumah yang bentuk dan suasananya akan sama bagi setiap orang. Rumah yang pasti akan menjadi tempat kembali. Suka atau tidak suka. Cepat atau lambat, rumah pemutus kehidupan sedang menanti. Adakah kerinduan untuk pulang kesana? Ataukah kita semakin lalai dan lebih memperindah rumah yang sejatinya fana?