Kamu Pelajar- Nge-BLOG, Yuk!

Kamu Pelajar? NgeBLOG Yuk! – Tema pekan keenam kali ini seperti sebuah panggilan jiwa bagi saya untuk mensosialisasikan blog kepada semua orang, khususnya pelajar. Yap, sejak saya berkecimpung di dunia blogging tahun 2008 lalu, saya sudah sering mengajak adik-adik angkatan di SMA untuk membuat blog. Tak hanya mereka, guru-guru yang kebetulan mengenal saya pun saya ajak untuk aktif menuliskan tentang pendidikan di jagat maya.

Kamu Pelajar- Nge-BLOG, Yuk!

Saya pernah punya harapan dan mimpi kalau daerah saya tidak ada lagi yang buta internet. Oleh karenanya saya selalu ingin menyuarakan betapa blog sangat dinanti oleh orang-orang dengan ide dan pemikiran yang positif. Dan menurut saya, anak-anak pelajar sering dan pasti puny ide yang demikian.

Saat ini, hampir semua sekolah memberikan tugas kepada siswa-siswinya yang berhubungan dengan internet. Mencari tugas sekolah semisal gambar rantai makanan, siklus air sampai pada contoh puisi. Nah, ketika mereka membuka internet, maka mereka tidak akan terlepas dengan yang namanya membuka blog. Jajaran informasi di setiap halaman google itu adalah sebagian besar blog. Blog yang ditulis oleh orang-orang seperti kita, dan eits… boleh jadi justru mereka terarah ke blog kita sendiri. Hmm… lihatlah betapa bermanfaatnya saat kita menulis di blog (lain kali isi blog tak harus curhatan semua hehe…)

Bahkan ada sebagian guru atau dosen yang memberikan tugas ke peserta didiknya untuk membuat blog. Tetapi, sepertinya hanyalah sebuah tugas saja. Setelah disetorkan, blog tersebut sudah tak lagi diutak-atik sama sekali, hingga password dan email pun sudah lupa. Dan ini nyata saya alami saat mengajar di wilayah Palangka Raya dulu (2011-2013). Kalaupun ada yang meneruskan untuk mengembangkan blog-nya, itu hanya satu atau dua orang saja.

Orang-orang dewasa seperti saya dan beberapa blogger lainnya saja masih memiliki waktu untuk nge-blog. Masa sih kamu, iyaa kamuuu…! pelajar yang masih muda belia, segar, lebih enerjik dan lebih banyak waktu (karena belum terjun ke dunia pekerjaan dan rumah tangga) tidak mampu memanfaatkan kesempatan tersebut?

“Lebih enak main socmed, kakak!”

Yap, jawaban itu memang sering terdengar. Apalagi pelajar yang punya akun instagram, twitter bahkan path, waktu mereka habis untuk sekedar upload foto, tagging si anu dan si itu, scrolling updates di timeline, share dan curhat habis-habisan, bahkan tidak sedikit yang meluapkan kekesalan. Belum lagi stalking akun idola, entah itu idola korea atau artis-artis yang main di Sinteron Anak Jalanan misalnya (*wuih, rasanya saya lebih update info anak muda, haha…)

Tetapi, coba saja jika pelajaran atau pengalaman setiap hari yang dialami “diabadikan” di blog? Ataukah sekedar menuangkan curahan hati di blog, jika merasa menulis itu sulit. Dikenal banyak orang di dunia maya itu bukan mustahil. Sebagaimana sejatinya pelajar dengan jiwa yang masih muda memang selalu ingin jadi pusat perhatian karena dikenal sana sini.

Ini nih perbedaan paling nyata antara socmed dan blog versi saya:

BLOG vs Social Media

NB: Kalau ada tambahan lain bisa disampaikan ke kolom komentar

Saya jadi ingat bapak angkat saya yang seorang guru Fisika di Maros, Sulawesi Selatan. Setiap mengajar sebisa mungkin beliau menjadikan praktek sebagai pendukung proses belajar-mengajar. Melihat hal seperti ini ingin rasanya menyampaikan kepada mereka bahwa apa yang kalian pelajari hari ini, cobalah ditulis kembali di blog. Apalagi gurunya sudah berusaha mengabadikan dengan kamera. Foto-foto tersebut bisa jadi pendukung tulisan atau foto itu saja yang diceritakan kembali, jika mungkin konten blog yang seharusnya masih belum dipahami secara sempurna. Bisa lihat foto-fotonya di bawah ini:

Praktikum Fisika yang Bisa Jadi Konten Blog

Masih terlalu sulit? Nah, inilah tantangan sebenarnya. Jika waktu ke internet tadinya hanya untuk bermain online games dan browsing tugas, mungkin sudah saatnya membagi waktu untuk membuat, mengisi dan merawat blog seperti buku harian kehidupan.

Internet sangat membutuhkan konten-konten positif yang ditulis dari blog. Jika dimulai saat usia remaja, tentu masa tua tidak akan pernah suram. Soal bonus dari nge-blog seperti job review, placement artikel, guest post atau bahkan diundang untuk meliput sebuah event dikarenakan blog berkualitas, itu akan menjadi cerita yang indah kemudian.

Coba saja renungkan kalimat berikut:

Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. (Imam Al Ghazali)

Semua penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti. (Ali bin Abi Thalib)

Facebook
Twitter

Related Posts

25 Responses

  1. Ya yah pada buta internet, ironisnya teknologi disalahin karena merusak mata terus males berkembang padahal internet sudah ada akhirnya apa? buka email aja ngeluhnya panjang, ngeblog ga mau.
    eh ada lagi orang yang stalking jejaring sosial dan blog terus diceritain/aduin/ditanya terus ga mikir dampak/akibatnya

  2. waaaah saya pertama kali ngeblog 2009 pas kuliah… isinya curhatan mulu…
    kudunya anak anak sekarang kudu lebih kece ya dari kita ini

    fasilitasnya udah lengkap banget sekarang

  3. Aku juga ngasih tahu ke anak-anak bahwa karya tulis yang akan membuat kita “abadi”.
    eh beberapa waktu kemduain, Aida crita kalau salah satu gurunya ngasih semacam motivasi ” lha kok guruku itu bilangnya sama kayak bunda ya? Suruh kita hobi menulis..”

    @ririekayan

  4. Menarik sekali. Teman saya ada yg jadi guru. Dia punya blog. Nah bahan tugas siswanya dia tulis di blog. Jadi siswa kalo mau belajar bisa berkunjung ke blognya.
    Mungkin kedepan bisa dijadikan tugas sekolahnya dituliskan di blog siswa hehe

    @adibriza

  5. Nah nih bener pasti pada milih aplikasi layanan chatting yang karakternya dibatasi, padahal masih banyak hal lain yang bisa ditulis. hihihi. 😀

    @epatyci16

  6. Bisa Nularin virus ngeblog ke temen itu emang bikin seneng, Mba. Sejauh ini saya udah dapat 1 temen yang mulai bikin blog. Tapiya kayaknya masih terlantar. Sudah aku motivasi tapi tetep belum di update juga. Hehehe

  7. Tambahan perbedaan :

    1. Pembaca konten di socmed hanya sebatas lingkaran pertemanan saja. Kalau di blog bahkan yang ga kenal pun bisa baca.

    2. Nulis di blog bisa dibikin draft dulu. Di socmed kebanyakan langsung posting

    hehehe

    Nah, koreksi . Facebook sama path sekarang kayanya ga dibatas karakter deh

  8. Agar bisa berkelanjutan, tugas dengan media blog mungkin perlu kurikulum sendiri ya bu. Dimulai sejak SMP lalu SMA terus sampai kuliah. Harapannya minimal melek internet tak hanya seputar sosmed saja.
    @ge1212y

  9. Selain karakter yang dibatasi, nulis panjang-panjang di facebook malah suka diledekin. “Ini status apa cerpen? panjang amat!” 🙁 Ya sudah nulis di blog lebih asik. Gak akan ada yang protes mau pendek atau panjang, lebih bagusnya lagi kalau tulisannya bisa bermanfaat 🙂

    @gemaulani

  10. dibikin Liga Blogger Pelajar Indonesia aja kali yaaaa. hadiahnya duit sama beasiswa satu tahun. kalau perlu piala presiden trus pemenangnya diundang ke istana.

    eh udah ada belum?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *