Kampung Berseri Astra Semanggi Surabaya Tetap Lestari dengan Semanggi

Kampung Berseri Astra Semanggi tetap lestari dengan semanggi

Kampung Berseri Astra Semanggi atau dikenal dengan KBA Semanggi sebenarnya sudah lama saya dengar. Namun, baru akhir-akhir ini saya menyempatkan diri ke kampung yang dikenal dengan tanaman Semanggi. Bukan karena tidak tertarik, tetapi butuh teman yang paham daerah sana agar saya tidak bingung dengan bahasa Jawa dari penduduk sekitar.

Akhirnya bersama teman yang orang Surabaya asli, saya pun bisa berkunjung ke KBA Semanggi. Lokasinya ada di Desa Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya. Jarak dari rumah saya (Kecamatan Sawahan) ke lokasi sekitar 9,5 Km. Senang sekalu ketika tiba di sana waktu itu, sedang ada kegiatan karnaval dalam rangka ulang tahun kemerdekaan Indonesia.

Saya pun langsung menuju ke titik keramaian. Antusiasme warga untuk memeriahkan karnaval pun terlihat. Setiap RT yang ikut serta tidak lupa menampilkan ciri khas Desa Sememi, yaitu Semanggi. Berbagai model daun Semanggi, pakaian yang dimodif menjadi motif Semanggi hingga peserta karnaval yang berdandan seperti penjual Semanggi gendongan pun terlihat.

Karnaval Semanggi
Dok.Pri

Para warga yang tidak ikut karnaval pun terjun langsung menyaksikan setiap RT menampilkan keunikannya masing-masing. Bahkan di tengah lapangan mereka dihibur berbagai kegiatan menarik dari RW 03 Kampung Semanggi. Nah, di sela-sela karnaval, saya pun mencari warga yang masih berjualan kuliner Semanggi sampai saat ini. Beruntung sekali bisa berpapasan di jalan dan mengulik lebih dalam tentang kuliner Semanggi.

Tentang Semanggi

Semanggi tadinya dikenal sebagai gulma yang mengganggu tanaman padi. Namun, bagi orang-orang yang berada di Desa Sememi, Semanggi bukan lagi gulma. Tanaman merambat yang memiliki empat daun yang saling berhadapan ini termasuk tanaman paku air yang mudah tumbuh di daerah yang perairannya bagus (mengalir).

Daun Semanggi
Dok.Pri

Tanaman Semanggi tidak bisa hidup di polybag atau pot. Olehnya itu, beberapa warga yang berprofesi sebagai petani, sebanyak 39 petani Semanggi, bisa menggarap sekitar 3 hektar yang isinya tanaman Semanggi.

Informasi ini langsung saya dapatkan dari Bapak Athanasius Suparmo, yang akrab disapa Suparmo. Beliau menjabat sebagai Ketua Paguyuban Kampung Semanggi. Beliau mengatakan bahwa dulunya Semanggi itu diperoleh dari kota di luar Surabaya. Namun, sejak tahun 2015, warga pun kompak untuk berupaya membudidayakan Semanggi ini. Alasannya karena Semanggi bisa diolah menjadi makanan lezat dan banyak yang suka, Pecel Semanggi.

Suparmo
Dok.Pri

Bahkan pucuk dicinta ulam tiba, Kuliner Pecel Semanggi pun sudah disahkan sebagai Warisan Tak Benda Tahun 2022 lalu. Inilah yang kemudian menjadikan Suparmo tak pernah mau berhenti memberikan semangat para warga untuk terus membudidayakan Semanggi.

Cerita Warga Penjual Pecel Semanggi dari Dulu hingga Kini

Bersama Warga Semanggi
Dok.Pri

“Tanaman Semanggi itu gampang tumbuhnya, Mbak. Asalkan bagus airnya. Kebun saya setiap hari pasti panen.” Ucap Bu Iya salah satu warga yang memang setiap hari panen dan menjual Pecel Semanggi.

Saya diajak ke rumahnya dan ditawarkan Pecel Semanggi jika memang ingin membeli. Di rumah beliau pun akhirnya saya jadi tahu bahwa dari Pecel Semanggi bisa menjadi salah satu kuliner yang menjanjikan. Rumahnya terbilang besar dan lumayan cukup mewah di dalam sebuah perkampungan.

“Mbak-nya mau pedes atau tidak?” Ucap Bu Iyah memecah lamunan saya ketika berada di ruang tamu rumahnya. Ya, di rumah beliau saya jadi melihat lagi bagaimana proses Pecel Semanggi diracik.

Dijual seporsi lima belas ribu rupiah, Pecel Semanggi yang diberikan kepada saya untuk disantap saat itu terbilang banyak. Pecel Semanggi memang enak dengan bumbu Pecel khas dan ditambah dengan kerupuk Puli sebagai pelengkap. Meski pelengkap, tetap saja kalau tak ada kerupuknya rasanya akan kurang pas.

“Mbak-nya tidak mau pakai lontong, memangnya bisa kenyang?” Tanya Bu Iyah lagi ketika melihat saya menikmati Pecel Semanggi tanpa tambahan potongan Lontong.

Ya, Pecel Semanggi memang dinikmati orang sesuai selera. Ada yang dicampur dengan nasi, lontong bahkan tidak menggunakan keduanya. Kalau saya sengaja tidak pakai Lontong karena memang ingin menikmati khusus Pecel Semanggi-nya saja. Lagipula sebelum ke Kampung Semanggi, perut saya sudah terbilang kenyang.

Pecel Semanggi
Dok.Pri

Bu Iyah sebagai salah satu warga yang menjajakan Pecel Semanggi setiap hari ke area Surabaya kota memang mengakui bahwa saat ini kuliner Pecel Semanggi terus dicari. Penjaja Pecel Semanggi biasanya mayoritas bisa ditemukan di area Masjid Agung Surabaya. Namun, untuk Bu Iyah sendiri mengatakan kalau dirinya sering mangkal di Taman Bungkul.

Biasanya pengunjung di Taman Bungkul tidak kalah banyak dengan di lokasi Masjid Agung. Intinya mereka terus mencari pusat-pusat keramaian yang kemungkinan Pecel Semanggi akan menjadi incaran pengunjung.

Kalau saya sendiri sejak berada di kota Surabaya, hanya beberapa kali melihat penjaja Pecel Semanggi gendongan yang berkeliling ke rumah-rumah. Setiap sore biasanya ada ibu-ibu yang membawa Pecel Semanggi untuk dijajakan. Namun, saat ini sudah tak lagi kelihatan sehingga jika ingin menikmati Pecel Semanggi, saya harus ke Taman Bungkul atau ke Masjid Agung.

Dukungan ASTRA untuk Kampung Berseri Astra (KBA) Semanggi

Belum banyak yang tahu, apalagi generasi Z dan Alpha, bahwa KBA ini merupakan program kolaborasi bersama ASTRA yang merupakan bentuk kontribusi sosial berkelanjutan dengan mengimplementasikan kepada masyarakat yang bertumpu pada 4 pilar, yaitu: pendidikan, kewirausahaan, lingkungan dan kesehatan.

Kehadiran PT Astra International Tbk menjadikan warga Kampung Semanggi makin percaya bahwa dengan melestarikan kuliner Pecel Semanggi, dalam hal ini, tetap membudidayakan tanaman Semanggi, maka kesejahteraan mereka tetap bisa tetap dipertahankan. Nah, KBA Semanggi yang sudah diberlakukan sejak tahun 2015 masih terlihat terus mengembangkan potensi Semanggi sebagai tanaman khas yang memang hanya subur di wilayah Sememi, Surabaya.

Inilah harapan dibentuknya Kampung Berseri Astra agar makin banyak yang merasakan dampak baiknya, khususnya warga di sekitar Kampung Semanggi itu sendiri.

Kampung Berseri Astra Semanggi Surabaya Tetap Lestari dengan Semanggi 1
Dok.Pri

“Kampung Semanggi yang berkolaborasi dengan ASTRA ini tidak lain karena memang upaya bapak-bapak yang membudidayakan dan meminta agar pemerintah melirik serta memberikan bantuan.” Ucap Bapak Suparmo.

Ya, kegigihan warga agar Kampung Semanggi bisa menjadikan warganya tetap sejahtera dan berdaya dengan Semanggi memang membuahkan hasil hingga kini. Upaya terus dilakukan agar bantuan Pemerintah kolaborasi serta apresiasi PT Astra International tidak sia-sia. Lahan yang diberikan tetap dioptimalkan menghasilkan daun-daun Semanggi yang akan diolah oleh warga.

Kuliner Semanggi akan Terus Ada di Tengah Gempuran Kuliner Kekinian

“Meski banyak sekarang makanan kekinian, Pecel Semanggi tetap bisa dicari.” Ucapk Pak Suparmo ketika beliau bercerita panjang lebar di balai RW.

Kampung Semanggi akan terus kami upayakan tetap ada dan berusaha untuk meyakinkan warga agar tidak berhenti. Meski memang inovasi pengolahan Semanggi saat ini sudah dibuat beraneka macam makanan dan tetap saja laris.

Ya, daun Semanggi tak hanya bisa diolah menjadi Pecel Semanggi saja. Namun, untuk memberdayakan warga, Suparmo mengatakan sudah ada yang bisa membuat kue-kue kering seperti Nastar Semanggi, Putri Salju Semanggi dan Stik Keju Semanggi. Bahkan aneka makanan lain berbahan dasar Daun Semanggi pun diupayakan untuk dihasilkan.

Hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri karena ada warga yang tidak hanya melihat daun Semanggi cocok untuk Pecel saja. Akhirnya diolah menjadi produk UMKM bernilai tinggi dari Kampung Semanggi.

***

Well, kuliner Pecel Semanggi masih tetap bisa ditemui di Surabaya meski digempur dengan kuliner kekinian yang menggoda selera. Kehadiran Semanggi sebagai makanan khas di Surabaya akan selalu dilestarikan oleh petani Semanggi sekaligus penjual makanan yang tak ditemui di luar Surabaya ini. Rasanya yang khas dan hanya bisa tumbuh subur di derah Sememi, Surabaya.

***

Referensi:

  1. Semua foto hasil dokumentasi pribadi menggunakan kamera dan ponsel ketika berkunjung ke Kampung Semanggi
  2. Lebih Dekat dengan Kampung Semanggi Surabaya, https://rri.co.id/surabaya/daerah/776943/lebih-dekat-dengan-kampung-semanggi-surabaya, diakses 5 November 2024
  3. Lini Masa ASTRA
  4. Kiprah Athasisus Suparmo, https://olret.viva.co.id/news/17787-kiprah-athanasius-suparmo-sebagai-ketua-kba-semanggi-surabaya, diakses 5 November 2024
Facebook
Twitter

Related Posts

20 Responses

  1. Pernah nanya ibu-ibu penjual Semanggi di Gunung Anyar sama Pandugo deket rumah katanya dia ambil Semangginya di Kampung Semanggi ini
    Kebanyang jauhnya dari Barat ke Timur bawa Semanggi tiap hari. Belum uang bensinnya.
    Mana harganya sama 15 ribuan pula
    Kayanya harga pecel Semanggi dipatok sama semua 15 ribu per porsi
    Yang membedakan jumlah kerupuk puli sama banyak sedikitnya Semangginya.

  2. Unik banget ya kampungnya menanam semanggi untuk bahan baku pecel jadi stock bahan ada terus mana bisa dimanfaatkan untuk kuliner lain ya Amma…

  3. Kalau pulkam, pasti pertama yang aku cari adalah kulineran semanggi.
    Alhamdulillah di daerah rumah mertua, suka ada penjual semanggi yang mangkal. Jadi kudu pagi-pagi uda nongkrongin biar ga kehabisan.
    Enaaakk~
    mashaAllaah..

    Dan sempet kepikiran, ini gimana ceritanya bisa jualan semanggi. Gimana tanaman ini bisa dipanen setiap hari?
    Ternyata alhamdulillah ada budidayanya yaa.. dan Kampung Semanggi menjadi salah satu binaan Kampung Berseri Astra.

  4. ah aku belum sejauh ini mainnya xD dulu sempet singgah sebentar saja di surabaya tapi ga ekplore tempat wisata, huhu.. kampung berseri astra semanggi ini bersih dan asri ya tampaknya.. menyenangkan untuk jalan2 santi sambil kuliner.. semoga astra makin banyak membina kampung2 agar lebih bertumbuh ya..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *