Jelajah Kantor Pos Surabaya (Kebun Rojo) Disela Meet Up Nasional Pencinta Kartu Pos – Awalnya saya sama sekali tidak membayangkan akan berada di tengah orang-orang yang memiliki hobi secara langsung. Selama ini, kami bertemu hanya di dunia maya, media sosial facebook tepatnya.
Saya yang bergabung sejak 3 tahun lalu, tepatnya 1.457 hari, sangat terharu saat bertemu muka langsung dengan mereka yang hadir di agenda National Meet Up of Postcrossing. Pada agenda ini, Surabaya terpilih sebagai tuan rumah. Mereka datang dari berbagai daerah yang tersebar di Indonesia.
Saya sempat bertanya dalam hati saat mengetahui mengapa memilih Kantor Pos Surabaya sebagai tempat meet up. Salah satu jawabannya adalah karena Kantor Pos Surabaya memiliki sejarah yang sangat menarik dan perlu diketahui semua orang, khususnya peserta meet up pada waktu itu.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui…
Kebetulan sekali saya ingin menuliskan sesuatu mengenai Cagar Budaya di Surabaya. Apalagi di bulan November, Surabaya selalu identik dengan perayaan besar, Hari Pahlawan 10 November. Dan sepertinya memang takdir saya untuk menuliskan soal cagar budaya satu ini, Kantor Pos Surabaya (Kebon Rojo). Tempat semua orang bisa melakukan transaksi pengiriman dan penerimaan paket, mencari info lowongan pekerjaan bahkan gadai emas pun ada di sini.
Menilik Sejarah Kantor Pos Surabaya
Gedung Kantor Pos Surabaya dibangun tahun 1800-an. Awalnya gedung ini digunakan sebagai kediaman Bupati Soerabaia (Surabaya tempo dulu) hingga tahun 1881. Tetapi, bentuknya masih belum seperti sekarang ini.
Letaknya yang berada di Jalan Kebon Rojo, kemudian dikenal dengan Regenstraat pada zaman dahulu disebabkan karena gedung tersebut berfungsi sebagai rumah dinas Bupati (Regent).
Pada tahun 1881, gedung dipakai sebagai sekolah atau Hogere Burger School atau dikenal dengan gedung HBS. Sekolah ini merupakan gabungan antara SMP dan SMA pada masa itu dengan Bahasa pengantarnya adalah Bahasa Belanda. Siapa saja yang bersekolah? Pastinya adalah warga negara Belanda, kaum elit pribumi dan juga bangsa Eropa.
Masa sekolah di HBS adalah 7 tahun. Tokoh bangsa Indonesia yang pernah mengenyam pendidikan di sekolah HBS ini adalah Bapak Ir. Soekarno (1916-1923). Ada juga Gubernur Jenderal Belanda, G.J. Van Mook (1906-1913) ikut bersekolah di gedung ini.
Pembangunan Kantor Pos Surabaya
Pembangunan Kantor Pos Kebon Rojo dilaksanakan lebih kurang 2 tahun (1926-1928). Arsitekturnya adalah G.P.J.M Bolsius yang berasal dari Departemen BOW (Burgerlijke Openbare Werken). Setelah selesai, gedung ini langsung berfunsi sebagai Kantor Kepala Pos Soerabaia yang dikenal dengan Hoofdpostkantoor.
Perjuangan Perebutan Kantor Pos Surabaya
Ketika masa penjajahan Jepang, gedung Kantor Pos Surabaya diambil alih namun tetap berfungsi sebagai kantor pos. Namun, para pejuang Post Telefone and Telegraf (PTT) tidak tinggal diam dan berusaha merebut gedung tersebut kembali. Oktober 1945, gedung kantor pos bisa diambil alih lagi oleh warga pribumi.
Ada dua pegawai PTT yang akhirnya gugur dalam perjuangan perebutan Kantor Pos Surabaya, yaitu:
- Bapak Soepojo
- Bapak Soeprapto
Setelah direbut, tidak lama kemudian, sekitar satu bulan lamanya, gedung Kantor Pos Surabaya kembali direbut oleh tentara sekutu. Perjuangan untuk merebutnya pun kembali terjadi. Penyerbuan yang berlangsung selama 3 hari (27-29 Oktober 1945) untuk merebut gedung oleh tentara sekutu dijadikan markas, kembali bisa direbut oleh pejuang Indonesia.
Tahun 1946, gedung Kantor Pos Surabaya sudah beroperasi dengan normal. Tentara sekutu sudah berhasil diusir oleh pejuang Indonesia setelah insiden 10 November 1945 selesai.
Mungkin ada yang bertanya, ketika dikuasai oleh tentara sekutu, kegiatan pos dialihkan kemana. Maka jawabannya adalah dialihkan ke Kantor Pos Simpang, saat ini kita ketahui letaknya berada di depan Gedung Grahadi, samping Taman Apsari, Surabaya.
Melihat Keunikan Arsitektur Kantor Pos Surabaya
“Ada yang bisa jawab kalau saya tanya, Mengapa Kantor Pos berwarna oranye?”
Seketika pertanyaan itu terlontar dari guide (Bapak Lesu) yang membawa kami berkeliling di Kantor Pos Surabaya. Semua yang hadir pun dengan serentak menjawab bahwa hal tersebut disebabkan kantor pos dibangun pada zaman pemerintahan Belanda. Dan Belanda identik dengan warna oranye.
Bagian Dalam Gedung
Ruang utama gedung Kantor Pos Surabaya ini luasnya lumayan besar. Detailnya adalah 25m x 18m. Terbentang luas dengan mengakomodasi hingga 26 loket yang posisinya melingkar dari arah Timur ke Barat. Dan semua loketnya dipergunakan untuk melayani keperluan masyarakat, khususnya Surabaya dan sekitarnya.
Meskipun sudah mengalami sedikit renovasi seperti lantai dan langit-langit, gedung kantor pos ini tetap mempertahankan wujud asli. Hanya saja dibuat sedikit lebih harmonis sehingga siapa saja yang melihat di bagian dalam gedung ini, akan berdecak kagum.
Langit-langit dalam gedung utama Kantor Pos Surabaya terdiri dari:
- 6 kuda-kuda besar
- 10 kuda-kuda sedang
- 19 sekat plafon
Kalau melihat lebih detail lagi, maka akan ditemukan 16 pilar, ventilasi berbahan kaca pada bagian Utara dan Selatan gedung. Masing-masing bagian memiliki 13 baris membujur dari atas ke bawah yang bentuknya seperti tembereng, setengah lingkaran.
Bagian Luar Gedung
Untuk bagian luarnya, ada 4 pilar utama yang berada di depan bangunan utama. Di kedua sisi pintu masuk/keluar terdapat 2 kotak pos besi paling tua di Indonesia. Hanya tersisa 2 buah itu saja dan masih berfungsi. Jadi, kartu pos, surat atau apapun yang akan kita kirim, (selama masih bisa dimasukkan lewat lubang kotak pos) bisa dimasukkan ke dalamnya.
SK Walikota Surabaya, Kantor Pos Surabaya sebagai Cagar Budaya
Keberadaan Kantor Pos Surabaya ini memang begitu adanya. Tidak ada sama sekali yang berubah baik di dalam maupun di luar bangunan. Arsitektur bangunannya yang unik tetap dipertahankan dan akan menjadi daya tarik ketika diperhatikan lebih dalam.
Dengan SK Walikota Surabaya No. 188.45/251/402.104/1996 nomor urut 19, gedung Kantor Pos Surabaya yang beralamatkan di Jalan Kebon Rojo ini resmi dijadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya dan dilindungi Undang-Undang.
Mencintai Sejarah Lewat Hobi
Saya yang bukan asli arek Suroboyo merasa beruntung bisa hidup di Kota Pahlawan ini. Bisa terus menekuni hobi dan sesekali mengikuti kegiatan-kegiatan kantor pos di Surabaya adalah kebanggaan tersendiri. Apalagi setelah mengetahui bagaimana sejarah di balik bangunan kuno namun tetap berfungsi dengan baik. Bahkan selalu saja ramai dikunjungi oleh pengguna jasa dari kalangan apa saja.
Karena hobi bisa mengenal sejarah, karena sejarah makin menekuni hobi.
***
Referensi:
- Jejak Sejarah Kota Surabaya, Bagian Humas Pemerintah Kota Surabaya (Hal. 62-65)
- Informan: Bapak Lesu dari Kantor Pos Surabaya
45 Responses
Keren ceritanya, Mbak Amma.
Saya juga suka sekali gedung kantor yang ada di kawasan kota tua. Bahkan itu kotak suratnya, sama dengan kotak surat di foto Mbak Amma.
Kalau pas masih di Makakassar, saya malah suka naik sepeda ke kantor pos besar, Mbak hehehe
Wah aku belum pernah nih kesini. Bisa jadi referensi wisata bareng si kecil
Membaca tulisan ini aku jadi ingat almarhum Papah ku yang juga bekerja di Kantor Pos Pusat Jakarta Lapangan banteng. Dulu selepas pulang sekolah kalo rindu papah. Kami langsung kekantor papah pulang sekolah. Makan soto dikantinnya. By the way surabaya adalah kota pahlawan. Thanks for sharing. Selamat hari Pahlawan!
Suka banget deh lihat langit-langit kantor pos ini. Buat generasi dulu, kantor pos memiliki banyak kenangan. Semoga generasi sekarang juga mengenal kantor pos
Pernah ke sini sekali buat kirim paket hahaha.
Tapi belum pernah jelajahi lebih dalam.
Surabaya emang kaya dengan bangunan sejarah.
Ga sabar rasanya menanti anak lebih gedean biar bisa diajak keliling Surabaya lagi 🙂
Kemarin baru baca cerita ttg kantor pusat PTP pabrik gula di Surabaya, sekarang cerita ttg kantor pos tertua, Surabaya mantep banget untuk urusan pelestarian bangunan tua!
Kayaknya menarik ya mba, awalnya menyukai kartu pos dan bbrp tahun kemudian berkumpul dengan komunitas penyuka kartupos, suatu momen yg ga bisa dilupakan 🙂
Wah ini bangunannya wow bgt, jdi inget dulu diajak sama ortu buat kirim-kirim surat / telegram, sampai belajar nulis telegram juga, malah sempet nekuni hobi filateli dan bersahabat pena tp gak pernah ada balasan..hahaha
Ngegalau sama temen di tangga kantor pos juga :))..kenangan!..tulisannya keren mba.. 🙂
Mbak, aku baru tahu kenapa alasan kantor pos berwana orange itu hihihi..
Oh ya ini gedung kantor posnya historic banget ya..suka baca ulasannya di sini.
Keren Mbak punya hobi postcrossing..pasti jadi banyak teman.
Duh, kapan aku terakhir ke kantor pos ya..jadi kangen masa punya sahabat pena 🙂
Aku punya kenangan dengan kotak pos. Zaman dulu kala ketika malas ke kantor pos, kirim surat tinggal masukin aja ke kotak pos terdekat.
Pantas gedungnya klasik ternyata memang sudah lama ya. Aulanya juga luass jadi enak dilihat. Penasaran pengen berkunjung langsung kesana deh
Halo mba. Jaman aku dulu senang sekali jika bisa ke kantor pos sekedar kirim surat atau membeli perangko terbitan terbaru untuk aku koleksi karena sebagai filatelis. Tapi skarang udah jarang skali ke kantor pos. Smoga suatu saat bisa aku kunjungi deh. Amin
Aku paling seneng itu kalo ke kantor pos lihat informasi lowongan kerja. Tapi kantor pos Surabaya ini berbeda dan unik serta banyak sejarahnya ya. Aku kan jadi pengen ke kantor pos Surabaya juga. Setelah baca postingan ini aku baru tahu kalau ternyata itulah kenapa kantor pos selalu identik dengan warna oranye.
Aku pikir, adanya hanya pecinta prangko. Ternyata kartu pos juga ada ya mba?
Aku punya beberapa di rumah, tapi belum sampai tahap ‘pecinta’ senang memang ketemu sama yg se-hobi. Hehe.
Btw. Selamat hari pahlawan
Dulu aku hobi banget koleksi perangko. Kakakku yang kerja jadi TKW di negeri seberang tiap bulan kirim surat soalnya. Arsitektur kantor pos Surabaya unik ya. Bisa jadi salah tempat yang ingin saya kunjungi nih pas aku bisa liburan ke Surabaya.