Sejak tahun 2012 memutuskan untuk menikah dan harus menentukan pilihan resign, sejatinya itu keputusan berat tetapi akhirnya paling menyenangkan dalam hidup saya. Di saat semua mata memandang aneh lulusan S2 Kimia tetapi akhirnya harus tunduk patuh dengan keputusan suaminya, bisa dibayangkan bagaimana rasanya.
Tidak dianggap oleh keluarga besar, teman-teman pun seolah menghindar, lembaran ijazah sepertinya sia-sia bahkan lontaran kalimat: “Diskeolahin tinggi tapi di rumah saja dan tidak bekerja, buang-buang uang saja.”
Hanya suami yang benar-benar menjadi teman untuk bertukar pikiran, melampiaskan kesal, sedih dan segala jenis rasa yang ada kala itu. Namun, beruntungnya suami justru memberikan fasilitas berharga agar istrinya bisa tetap berkarya. Dari rumah pun bisa berdaya meski banyak mata dan kata yang tidak enak didengar datang dari luar sana.
Laptop Menjadi Kebutuhan Primer
Suami yang bekerja di ranah digital marketing kala itu tahu bahwa kesenangan menulis istrinya butuh dukungan device. Awalnya diberikan laptop ukuran 11 inch dengan alasan supaya mudah digunakan dan tidak perlu space karena awal menikah ujiannya juga ada-ada saja dalam hal finansial sehingga masih belum diberi kemampuan membeli rumah pribadi.
Keberadaan laptop pun menjadikan saya melalang buana di dunia maya. Bukan aktif sebagai user media sosial Facebook yang sekadar menghabiskan waktu untuk membuat status, komentar, like and repeat. Suami mengenalkan ke ranah lebih luas terkait dunia blogging, seperti SEO dan hal-hal terkait.
Setiap hari diajak menulis SEO Friendly Article memang sangat menyenangkan kala itu. Apalagi diajak bergabung ke sebuah agensi blogger yang membayarkan tiap artikel minimal 500 kata dengan nominal satu juta rupiah itu makin membuat saya berbinar.
“Lumayan bisa nabung karena pekerjaan suami bukan PNS yang setiap bulan jelas nominalnya.” Gumam saya waktu itu. Namun, suami lagi-lagi mengatakan bahwa setiap pendapatan yang saya terima dari hasil kerja menulis artikel, berapa pun itu bisa dipakai sendiri dan tidak wajib ditabung. Bisa beli yang saya suka karena suami sudah punya tanggung jawab sendiri untuk memberikan nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan istrinya.
Tergiur Lomba dengan Hadiah Laptop ASUS
Lama berkecimpung di dunia blogging, makin banyak juga informasi terkait device yang oke untuk menunjang aktivitas ngeBLOG. Saya pun mulai kenal dengan ASUS. Ikut gathering dan berpikir bisa mengganti laptop jadul dengan laptop ASUS yang lebih mumpuni kala itu memang menjadi motivasi.
Pucuk dicinta, lomba ASUS pun tiba. Waktu itu ada lomba menulis artikel berhadiah laptop. Otomatis ikut dan sangat berharap bisa menjadi juara supaya harapan mengganti perangkat agar lebih maksimal ngeBLOG pun makin kuat. Sempat terdengar suara-suara sumbang kalau IRT tidak perlu kakehan polah karo kakehan pengen.
Di situ, batin makin melangitkan doa bahwa kalau memang Tuhan takdirkan saya sebagai IRT pasti ada jalan agar tetap bisa berkarya. Jika memang sudah rezeki, pasti tidak akan kemana. Usaha maksimal, doa pun jadi brutal akhirnya Tuhan kabulkan juga, menang juara 2 dan dapat laptop ASUS dengan model yang sama sekali tidak pernah terbesit bakalan punya.
Ya, kala itu laptop ASUS Flip masih sangat langka dan diinginkan siapa saja karena bisa split ketika melakukan meeting dengan klien. Alhamdulillah menemani perjalanan ngeBLOG saya dalam waktu yang lama hingga kemudian suami punya rezeki membelikan laptop ASUS terbaru yang lebih housewife friendly. Dan inilah yang saya pakai sampai kini, ASUS Vivobook M1403Q.
Ibu Rumah Tangga Harus Lebih Berdampak dengan Skill yang Dimiliki
13 tahun menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga yang saat ini sudah dikaruniai tiga anak masing-masing usia 11 tahun, 5 tahun dan 3 tahun, tentu makin kompleks kebutuhan akan performa laptop yang digunakan. IRT yang juga sebagai blogger ini tidak cukup kalau hanya menjadikan laptop sebagai media untuk mengetik artikel dan utak-atik daleman blog saja, bukan?
Butuh perangkat yang bisa memberikan kemudahan dengan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh IRT dengan anak tiga. Apalagi kalau dua anak sudah mulai duduk di bangku sekolah, kebutuhan akan perangkat laptop pun perlahan dimulai. Baik itu untuk mengerjakan tugas, ikut kelas online sebagai tambahan pelajaran bahkan menjadi media untuk mereka mengembangkan minatnya di bidang digital.
Semua butuh biaya tambahan yang secara otomatis tidak bisa full 100% mengandalkan pendapatan ayah anak-anak. IRT bisa lebih berdampak dengan membantu untuk mencari penghasilan tetapi dalam porsi yang wajar. Tidak diniatkan untuk mencari nafkah jika pencari nafkah utama masih berfungsi sebagaimana harusnya.
Ya, dalam agama yang anut memang memberikan ilmu tersebut bahwasanya jika masih ada suami yang memiliki kemampuan untuk menafkahi maka istri tidak diperkenankan juga mencari nafkah. Jika memang bekerja dan mendapatkan penghasilan, dianggap sebagai hadiah dari skill yang memberikan dampak lebih luas di sekitarnya.
Tak Hanya Blogging, Merambah Segala Aspek Digital Berpeluang Cuan
That’s why saya bilang kalau saat ini tidak berhenti belajar hal-hal baru seputar dunia digital. Banyak bidang yang mengandalkan kemampuan dan hasilnya berpeluang cuan. Beruntung bisa bergabung dalam komunitas yang saling dukung perempuan satu sama lain.
Tidak hanya bisa bekerja dari rumah, tapi karyanya lebih berdampak tak hanya untuk diri sendiri tetapi juga keluarga dan orang-orang sekitar. Saya pun mempelajari dan mencoba melakukan penawaran di bidang:
- Virtual Assistant
- Voice Over
- Social Media Content Creator
Ketiga pekerjaan ini bisa dilakukan di rumah alias remote working. Tentunya butuh perangkat lebih baik dari device saya saat ini.
Mimpi IRT Ganti Laptop, ASUS Zenbook S14 OLED
Kalau ada yang tanya butuh apa untuk saat ini, maka jawaban mantap: “Saya ingin ganti laptop dengan ASUS Zenbook S14 OLED.”
Kalau kalian bertanya apa saja alasannya, simak sampai akhir. Siapa tahu setelahnya kalian juga akan memikirkan hal yang sama dan segera menjadikan ASUS Zenbook S14 OLED sebagai partner perjalanan hidup, apa pun profesi kalian saat ini. Namun, sebagai ibu rumah tangga yang lebih berdampak saya sangat berharap memilikinya karena beberapa alasan, seperti:
Jatuh Cinta pada Bodi Slim dan Ringan
“Apa hubungannya IRT dengan laptop yang harus slim dan ringan? Kan cuma di rumah, tidak dibawa kemana-mana.”
Haha. Kalau kondisi hati sedang tidak enak dan mendengarkan kalimat di atas memang nadanya merendahkan IRT karena dianggap selalu di rumah jadi tidak perlu device yang lebih mumpuni.
Tahu nggak kalau ada IRT yang sambil masak tetapi tetap mendengarkan kajian via Zoom atau Youtube Live? Nah, kebutuhan akan laptop yang bisa dipindah posisi, kamar ke dapur dengan mudah tanpa harus mengambil ruang yang banyak, itu penting lho.
Belum lagi jika sambil memasak memang mengikuti video Youtube terkait dengan tutorial. Kalau laptop berat, tidak bisa disimpan di meja kecil (meja lipat) atau di area memasak lainnya, tentu akan sangat meresahkan.
“Kan ada hape? Ribet amat!”
Haha. Lagi-lagi saya tertawa. Tidak semua IRT mampu menatap layar kecil dengan lama apalagi untuk melihat tulisan ukuran kecil di layar ponsel. Kalau dilihat dari laptop lebih jelas. Bisa dipahami, bukan? Apalagi kalau IRT sudah masuk usia 40 tahun ke atas itu, nikmat penglihatan biasanya sudah mulai berkurang karena memang sunnatullah-nya demikian.
ASUS Zenbook S14 OLED ini tebalnya cuma 1.1 cm dengan berat cuma 1.2 kg saja. Lebih berat belanja bahan masak setiap pagi, lho. Makanya ini yang membuat jatuh cinta pertama saya.
Ketahanan Baterai
Meski di rumah, saya paling malas kalau perangkat harus selalu berhubungan dengan pengisi daya. Bayangkan kalau pas enak-enak berkreasi masakan di dapur, laptop mati karena baterainya lowbat. Bisa sih sambil dicolok ke listrik, tetapi alat masak pun beberapa butuh listrik juga.
Bisa dibayangkan borosnya pemakaian listrik dong ya karena semua harus dipakai bersamaan. Makanya ASUS Zenbook S14 OLED benar-benar saya inginkan karena berkapasitas besar hingga 72Wh yang ditenagai oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V dan terkenal sangat efisien soal daya.
Meski berjam-jam di dapur, kamar atau spot mana saja di rumah, tidak perlu bingung dengan colokan. Jika mau bukti, berikut saya tampilkan hasil uji software benchmark UL Procyon Battery Test berikut:
Bisa terlihat kalau ASUS Zenbook S14 OLED dalam kondisi diam saja alias tidak digunakan, bisa tahan hingga 23 jam. Sebagai IRT yang merambah remote worker saat ini, tentu daya tahan baterai sangat penting karena tidak hanya sekadar mengetik, tetapi juga mendesain grafis bahkan mengedit video yang durasinya lebih lama.
Kalau ada yang bilang pakai ponsel pun bisa, kasihan ponselnya diminta bekerja keras untuk aplikasi-aplikasi yang kapasitasnya besar. Laptop menjadi solusi untuk kebutuhan satu ini.
Dibekali 45+ TOPS NPU Advanced yang Memudahkan Pekerjaan dengan AI
Baru aja sepekan lalu saya dapat undangan untuk mengikuti lomba AI dengan tema Surabaya Tourism. Nah, andai saja ASUS Zenbook S14 OLED sudah dimiliki, tentu saya tidak akan menimbang jawaban dengan berbagai alasan. Pasalnya, device saya saat ini belum mumpuni untuk memproduksi konten AI dengan maksimal apalagi tantangan lombanya adalah membuat video.
Laptop ASUS Zenbook S14 OLED sudah disematkan NPU atau Neural Processing Unit yang menjadi prosesor khusus untuk menjalankan program AI. Bukan software yang bisa di-upgrade sehingga laptop saya sekarang tentu tidak akan punya prosesor satu ini. Jadi memang harus beli baru, ASUS Zenbook S14 OLED, karena mengerjakan konten berbasis AI tidak cukup mengandalkan CPU dan GPU saja.
“Eh, ART butuh Laptop AI buat apa?”
Jawabannya tentu karena :
- memudahkan pekerjaan remote karena dengan mudah dapat inspirasi
- bisa lebih dahulu paham sebelum mendampingi anak yang mau tidak mau juga akan mengenal AI
- tidak bikin laptop lemot karena prosesornya sudah sesuai
- terlihat profesional karena terkadang calon klien menanyakan device yang digunakan untuk pekerjaan remote
Bahkan dari data hasil uji prosesor NPU ini pun masih unggul dibandingkan CPU dan GPU.
Lalu keberadaan 45+ TOPS atau Tera Operations Per Second) menjadikan NPU ini makin handal. Bayangkan saja setiap detiknya, 45 triliunan operasi AI bisa dihasilkan oleh NPU. Keberadaan ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sebagai salah satu laptop AI dengan performa NPU 45+ TOPS sangat dinantikan di era saat ini. Bahkan sekelas IRT seperti saya pun sangat butuh karena tidak akan memakan waktu sehingga pekerjaan rumah tangga juga bisa selesai tanpa tertunda.
Maka sangat wajar jika:
ASUS Zenbook S14 OLED (UX5406SA) sangat cocok untuk menjalankan aplikasi-aplikasi modern yang sudah mendukung teknologi AI. ASUS Zenbook S14 (UX5406SA) sudah diperkuat oleh Intel® Core™ Ultra 7 Processor 258V 32GB 2.2GHz yang memiliki 8 core dan 8 thread. Prosesor tersebut dilengkapi dengan Intel® Arc™ Graphics serta chip AI berbasis Intel® AI Boost NPU dengan kecepatan hingga 47 TOPS.
***
Well, tidak akan ada lagi kalimat bahwa ibu rumah tangga itu tidak bekerja, paling santai dan hanya menghabiskan uang suami. Mereka juga terus berkarya dari rumah meski memang jarang dikenali. Bagi IRT, kehadiran ASUS Zenbook S14 OLED akan menambah kekuatan diri bahwa memandang sebelah mata profesi satu ini, bukan zamannya lagi.
***
Artikel ini diikutsertakan pada Lomba Blog ASUS 45+ TOPS Advanced AI Laptop yang diadakan oleh Travelerien.
***
Referensi:
- Press Release ASLI- Zenbook S 14 OLED, Laptop Tipis Premium Pertama di Indonesia dengan Intel Core Ultra Series 2 Processor
- Review Guide – Zenbook S 14 OLED (UX5406) ASLI
- Tentang ASUS 45+ TOPS Laptop.pdf