Fenomena Bahasa Inggris Diajarkan Sejak Usia Dini – Punya balita kemudian mampu cas cis cus berbahasa asing adalah kebanggaan setiap orang tua. Benar nggak sih? Kalau saya pribadi sih berada di deretan orang tua yang merasakan hal itu. Siapa yang tidak terharu ketika si kecil mampu berkomunikasi dengan bahasa selain ibunya? Ada yang tidak? Hmm… perlu cek ke psikolog deh kayaknya, hehe.
Memang sih ada selentingan argumen dari orang tua yang mengatakan bahwa “memaksa” anak untuk memiliki skill selain dari perkembangannya secara umum, seperti “menyiksa” anak di usia dini. Mereka menganggap anak-anak adalah masanya bermain (sambil belajar) sehingga dibiarkan setiap harinya tumbuh berkembang tanpa ada effort lain untuk kecerdasan si kecil. Kalau sudah seperti itu, kembali lagi pada tingkat wawasan orang tua sendiri. Ingin anak-anaknya menjadi “hebat” atau biasa-biasa saja.
Belum lagi ada anggapan seperti ini, buat apa diberikan tambahan pengetahuan seperti bahasa asing? Toh nanti saat masanya tiba, si anak akan belajar sendiri di sekolah. Padahal waktu dari 0 hingga masa usia sekolah dimulai, si anak lebih banyak bersama orang tuanya (beda lagi jika si anak dititipkan ke baby sitter atau day care). Apakah selama waktu itu si anak tidak mendapatkan apa-apa? Duh, berasa banget waktu terlewat percuma kalau begitu…
Nah, beberapa waktu lalu saya kembali “disegarkan” akan wawasan bahwa fenomena belajar bahasa inggris usia dini memang masih terjadi (dan mungkin sampai seterusnya). Masih banyak orang tua yang menganggap “mencekoki” anak dengan bahasa asing itu belum perlu. Ada lho orang tua yang berusaha keras agar si anak bisa menghafal kitab suci al qu’ran sejak dini. Padahal sejatinya orang tua tersebut sudah mengajarkan “bahasa asing” juga kepada anaknya. Ya iyalah, al qur’an kan adalah bahasa Arab yang indah. Lantas kenapa Belajar Bahasa Inggris dijadikan sesuatu yang ditunda? Sementara semua orang tahu bahwa bahasa Inggris adalah bahasa dunia.
Belajar Bahasa Inggris Usia Dini Dilihat dari Segi Psikologi
Beruntung sekali karena saya bisa bertemu langsung dengan salah satu psikolog ternama, Rosalina Verauli, S,Psi., M.Psi yang berbagi bagaimana pentingnya mengajarkan anak berbahasa selain bahasa ibunya. Mom Vera (begitu sapaan akrab beliau) mengatakan bahwa sangat terlambat ketika mengajarkan anak berbahasa lain menunggu si anak sudah pandai bicara. Karena penyerapan bahasa asing pada anak sejatinya datang dari komitmen, konsistensi dan system support di sekitar anak, yaitu orang tua pastinya yang paling utama. Jika, orang tua sudah memiliki prinsip untuk membenamkan bahasa asing (dalam hal ini bahasa Inggris) kepada anak, tentunya perlu dilakukan sejak dini. Tidak perlu menunggu si kecil sudah pandai berbicara karena perkembangan anak soal berbicara ini pun beragam.
Pengenalan akan bahasa asing ini bukan berarti bahwa seketika dicekoki bahasa Inggris kemudian tidak didampingi setiap hari lho. Karena yang namanya bahasa, bahasa apapun itu, akan mudah dijadikan alat komunikasi ketika setiap hari diucapkan dan dijadikan bagian saat berbicara dengan orang-orang sekitarnya. Jangan pernah bermimpi anak bisa cuap-cuap berbahasa Inggris sementara di rumah, kita sebagai orang tua, justru malah menimpali dengan bahasa Indonesia atau bahkan bahasa daerah. A la bisa karena biasa, ini pepatah yang sangat tepat sekali karena sesuai dengan kenyataan.
Dalam pertemuan saya dengan Mom Vera, beliau membeberkan secara gamblang tentang How to Help Your Kids Learn English. Beliau selalu mengatakan bahwa mengajari anak berbahasa Inggris itu adalah sesuatu yang kompleks. That’s why mengapa fenomena belajar bahasa Inggris usia dini ini pun selalu menjadi masalah dari klien saat berkonsultasi. Karena memang perkembangan berbahasa bagi si anak itu sangat kompleks. Harus melalui 6 tahap yan dimulai sejak usia 0 hingga 36 bulan. Nah, di usia inilah peran orang tua harus gencar memperkenalkan bahasa Inggris. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Naom Chomsky bahwa dalam otak manusia sudah lebih dulu ada program Language Acquition Device (LAD) yang memungkinkan bayi melakukan “analisis & memahami aturan dasar” bahasa yang mereka dengar. Dan bayi memiliki kapasitas bawaan menguasai bahasa. Ditambahkan lagi oleh pernyataan dari Francois Grosjen bahwa bayi yang bilingual tidak alami keterlambatan bicara.
Mom Vera pun sudah memberikan acuan dasar sebagai stimulasi saat merangsang anak berbahasa Inggris, diantaranya:
- Merespon suara atau bunyi si bayi dengan kata-kata dalam bahasa Inggris (atau bahasa asing lainnya)
- Memberikan komentar pada setiap yang dilihat si anak
- Ikut bermain
- Menjadikan anak sebagai partner bicara ketika melakukan percakapan sehari-hari
Contoh sederhananya sebagai berikut:
Si Kecil: “Mom, I have new shoes.”
Maka sebisa mungkin kita sebagai orang tua meresponnya dengan mengatakan seperti ini:
Bunda/Ayah: “Wow, that’s cute. You have new red shoes, right?!”
Begitu seterusnya, menimpali setiap kalimat anak dengan tambahan kosakata baru yang secara otomatis si anak akan mengingat dan memahami serta kemudian hari mampu diucapkannya kembali. Begitu pula ketika si anak mungkin keliru ketika mengungkapkan kata atau kalimat dalam bahasa Inggris, maka sebagai orang tua perlu membenarkannya agar si anak tidak berada dalam kekeliruan dalam jangka waktu yang lama.
Donna Agnesia dan Darius Sinathrya (ambassador of EF-English First) Angkat Bicara Soal Belajar Bahasa Inggris Usia Dini
So, orang tua yang khawatir dengan hal-hal yang sebenarnya tidak begitu beralasan ketika memperkenalkan bahasa Inggris kepada anak sejak dini, memang harus memiliki kemampuan untuk mengarahkan anak agar belajar bahasa Inggris tetap lebih nyaman dan pastinya sesuai usia. Kemudian ketika orang tua merasa belum mampu untuk melakukan hal tersebut, saat ini sudah ada lembaga kursus bahasa Inggris yang memahami kebutuhan orang tua di Indonesia. Hal ini pun dilakukan oleh pasangan selebriti, Donna Agnesia dan Darius Sinathrya, yang benar-benar selektif dalam memilih tempat kursus buat ketiga anak mereka. Bahkan mereka berdua didaulat menjadi ambassadors EF karena kepercayaan EF-English First tentunya.
Menurut Darius dan Donna sendiri bahwa mereka setiap hari berusaha berkomunikasi dengan anak-anak dengan bahasa Inggris, meskipun dalam aktivitas bermain. Karena lama-kelamaan akan terbiasa berbahasa Inggris sampai sekarang. Dan mereka mempercayakan kekayaan bahasa Inggris anak-anak mereka pada EF-English First. Alasannya sangat masuk akal, di EF anak-anak diajari sesuai dengan tingkat usia dan skill masing-masing setelah melakukan replacement test. Ditambah lagi tim EF menghadirkan tim pengajar yang memang kebanyakan native sehingga benar-benar orang yang sehari-harinya berbahasa asing menjadi teman berbicara si anak. Belum lagi kurikulumnya sangat sesuai dengan kebutuhan anak-anak mereka. Ditambahkan lagi oleh Dona bahwa anak-anak diajar dengan fun sehingga tidak akan merasa dipaksa belajar bahasa Inggris.
EF-English First di Surabaya
Hmm… mendengar mereka berbagi pengalaman mengenai proses pengenalan bahasa Inggris kepada anak mereka, saya pribadi pun langsung ingat anak saya, Salfa. Saat ini usianya sudah 3 tahun dan saya berusaha memperkenalkan bahasa Inggris juga kepadanya. Saat ini baru tahap mengenal warna dan angka. Dan kemungkinan akan ikut memberikan tambahan pengetahuan lagi dengan memasukkannya ke kursus bahasa Inggris yang recommended. Apalagi saya pun sudah bertemu langsung dengan salah satu native teacher EF, Andy Hunt serta dua orang staf-nya yaitu Bapak Dimas Haryo Bramantyo dan Ibu Anna Theodora (EF-English First Pakuwon Mall Surabaya), rasa ingin tahu saya mengenai EF dan segala hal berhubungan dengan belajar bahasa Inggris untuk anak usia balita terjawab lengkap. Bahkan saya pun menanyakan perihal writing class yang sekiranya bisa saya ikuti untuk melatih metode penulisan saya dalam bahasa Inggris.
Karena domisili saya saat ini ada di Surabaya, EF-English First yang dekat dari rumah pun ada beberapa (EF Kayoon dan EF Plaza Surabaya). Duh, bahagianya! Nah, teman-teman yang ingin anak-anak atau ponakannya belajar bahasa Inggris usia dini, bisa cek juga lokasi EF yang terjangkau.
Infonya bisa dicek di sini:
Website: www.ef.co.id
FB: EF Surabaya
Twitter: @efsurabaya
IG: @efsurabaya
21 Responses
Hmmm, anak kecil otaknya masih fresh memang,,… jadi lebih mudah. Mari manfaatkan usia emas anak
Di cilegon EF jg pernah ada seminar parenting dg tema ini nih mba. Belajar bahasa asing dg cara menyenangkan kurasa ngga akan membebani anak ya
Logo EF sekarang pake warna pink ya, dulu seingat saya biru. 😀
Anak kecil malah cepet biasanya kalo belajar bahasa ya. Bahasa Inggris penting banget memang. Di kotaku juga ada EF dan anak2 juga pernah ikut kursus di situ.
iya sig bener. lidah anak jadi lebih lentur kalo diajarin bahasa inggris sejak usia dini. nanti tinggal penguatan aja pas dah lancar bicara
Waaah, ada fasilitasnya di situ ya. Di sini paling ke guru private.
Betuul, aku di kubu orang tua yg turut bahagia. Hahaha. Duuuh, kebayang andai Yasmin udah bisa ngomong pakai bahasa inggris. 😀
Aku pingin balik jadi bayiikk lagi mbaaaa #hlo
Abis… ruang kelas EF gemesssin bangett
Pengalamanku belajar sama EF menyenangkan di samping saya obsesi banget sama namanya native. Keturutan deh
anak sekarang mmg beda ya mbak
suka ngowoh ngeliat mereka cas cis cus
krn gizi jg lingkungan sdh beda dg jaman dulu
Keinget kemarin deket rumah EF juga buka cabang baru, tinggak naek becak udah nyampe. Eaaa becak lagi hihihi…
I love riding with abang becak *uhuk*
Btw infonya bermanfaat banget mbak, usia 0-36bln ya *noted*
Otak anak kecil ibarat spoons, semakin banyak menyerap informasi maka semakin cepat juga belajarnya.
Terus terang sempet kepikiran masukin Kimika ke kelas Small Star di EF, semoga kesampaian ya..
Siap-siap masukin Salfa mbak.
Biar cas cis cus koyo bundanya.
Aku belajar bahasa inggris nggak bisa2 🙁 Eh, jadi curhat. Saya suka ngiri sama anak-anak yang masih kecil sudah bisa ngomong bahasa Inggris.
kepengen jadi dedek2 lagi…trus belajar bahasa inggris lagi…ahahaha
suka ngiri sama anak kecil skrg yang cas cis cus ngomong english…:)