Senang yah kalau buku solo ada yang launching lagi? Pasti itu dirasakan oleh salah satu penulis yang selalu saya tunggu karya terbarunya. Beliau itu bernama Leyla Hana. Dalam koleksi buku saya (khususnya Novel), hampir hasil karya penulis satu ini melengkapi koleksi buku di rumah.
Sebenarnya bukan karena saya kenal kemudian membeli setiap buku yang dimiliki mbak Leyla. Bukan karena alasan itu sama sekali. Tetapi memang saya tertarik dan merasa nyaman dari setiap kisah yang ditorehkan. Ada-ada saja yang bisa memaksa mulut saya untuk bilang: “Ya, saya suka novelnya, Mbak”. Bahkan sudah ada beberapa yang saya review.
Nah, kali ini mbak Leyla kebetulan melahirkan novel remaja. Rasanya ini suatu hal baru buat saya untuk membaca novel ABG. Karena selama ini hanya terpaku dan selalu “meleleh” dengan kisah-kisah romantisme, tragis dalam novel-novel usia lanjut (*usia di atas remaja maksudnya lho yah 😀
Novel mbak Leyla ini diberi judul Dag, Dig, Dugderan. Dan adapun sinopsis (bocoran dari Gramedia) tentang novel ini adalah sebagai berikut:
Olimpiade Sains Nasional sudah di depan mata. Sri, Eileen, dan Farah tidak mengira mereka yang terpilih mewakili sekolah untuk ajang bergengsi tersebut. Sri, gadis Jawa yang menyukai pelajaran biologi, harus menyembunyikan keberhasilannya itu karena khawatir melukai Bulek. Eileen, gadis keturunan Tionghoa sekaligus calon fisikawan, disokong habis-habisan oleh kedua orangtuanya dan optimistis bisa menjadi pemenang. Sedangkan Farah, gadis keturunan Arab yang jago matematika, belajar dengan giat agar dapat meraih medali kemenangan. Tak dinyana, menjelang pertandingan berbagai musibah menimpa tiga gadis ini. Apakah mereka berhasil memenangi Olimpiade Sains Nasional di tengah masalah keluarga, juga debaran cinta, yang membelit?
Dag, dig, dugderan!
Seiring berlangsungnya Festival Dugderan, ketiganya mendapatkan jawaban yang mengejutkan…
***
Kalau ditanya lebih lanjut mengapa ingin membaca buku ini secara utuh, karena berkisah tentang Olimpiade Sains. Ya, saya berlatar pendidikan sains memang sangat senang apalagi dalam bentuk novel. Tentu akan semakin asik jika dibaca lebih lanjut. Belum lagi ada konflik keluarga dan cinta. Aduh, penasaran dan deg-degan ingin tahu cara mbak Leyla membuat saya kembali terkesima dalam novel Dag, Dig, Dugderan ini.
Ayolah, Pak Pos! Mana kiriman novel Dag, Dig, Dugderan? Sudah tak sabar ingin melahap 196 halaman sambil momong Salfa, my cute baby girl.
One Response
produktif juga ya mbak leyla