Sepertinya memang saya harus tahu cara mencegah dan obati pikun sejak dini supaya tetap bisa sharing meskipun di usia tua. Sebab, pikun ini adalah bukan suatu kewajaran di masa tua.
Saat mengikuti Seminar Kesehatan via Zoom dalam rangka Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia, dr. S.B. Rianawati, SpS (K) selaku salah satu narasumber mengatakan bahwa melupakan sesuatu itu jauh berbeda daripada pikun. Seketika saya tertegun. Dan setiap orang bisa mencegah di masa tuanya (jika usia sampai tua) mengalami pikun.
Selama ini saya memiliki pemahaman bahwa pikun itu pelupa dan wajar di masa tua. Padahal tidak seperti itu dan harus dicegah sejak dini dengan berbagai cara.
Definisi Pikun –> Demensia
Pikun adalah kondisi dimana seseorang membutuhkan waktu lama untuk mengingat atau lupa dengan apa yang dilakukan sebelumnya. Dalam dunia kedokteran, pikun itu disebut dengan demensia.
Demensia ini terjadi akibat penurunan fungsi otak seperti menurunnya daya ingat dan kecepatan berpikir serta berperilaku.
Fakta Soal Pikun
Pikun adalah sebuah kondisi tidak normal dalam proses penuaan. Jadi, kalau kita menganggap itu wajar karena tua, justru kondisi ini akan berpotensi menjadi penyakit yang lebih serius di masa depan.
Lebih dari 50 juta orang mengalami yang namanya Demensia. Paling banyak adalah Demensia Alzheimer yang prosentasenya hingga 70% di dunia. Bahkan prediksi 2050, jumlah orang yang akan mengalami Demensia sekitar 68% dari total penduduk dunia.
Hal ini disebabkan karena setiap 3 detik waktu, seseorang mengalami Demensia. Namun sayangnya 2 dari 3 penduduk dunia tidak memahami Demensia dengan baik sehingga menganggapnya sebagai hal yang biasa.
Pelupa vs Pikun
Senangnya karena ikut seminar jadi punya insight soal perbedaan pikun dan pelupa. Infografis berikut ini akan terlihat jelas perbedaannya.
Setelah membaca infografis ini saya jadi kembali melihat diri saya. Apa yang saya alami dan cross check masuk kategori pikun atau pelupa.
“Eh, kan belum tua? Kok pikun?”
Sering mendengar kalimat ini dan ternyata memang pikun bisa saja terjadi tanpa perlu menunggu usia seseorang menjadi tua. Meskipun penderitanya mostly lanjut usia.
Mengenali Gejala Pikun
Untuk lebih jelasnya, perlu dilihat dengan saksama gejala pikun itu seperti apa. Dengan begitu, ada gambaran yang jelas untuk kemudian menjadikan penilaian terhadap diri sendiri dan anggota keluarga.
Berikut adalah Gejala Pikun yang perlu diketahui:
- Gangguan daya ingat atau sering lupa
- Disorientasi, bingung akan waktu, tidak tahu jalan pulang
- Menarik diri dari pergaulan
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Sulit melakukan pekerjaan yang familier alias pekerjaan sehari-hari, seperti mengemudi, memasak dan lain-lain
- Sulit mengukur jarak bahkan tidak bisa membedakan warna
- Sulit fokus
- Gangguan berkomunikasi atau kesulitan bicara
- Salah mengambil keputusan
- Menaruh barang bukan pada tempatnya
Siapa yang Berisiko Terkena Alzheimer?
Pertanyaan ini pasti muncul karena erat kaitannya dengan pikun yang paling banyak terjadi. Bagi yang mengalami kondisi di bawah ini, maka harus waspada terkena Alzheimer, yaitu:
- Usia lanjut
- Penderita Diabetes melitus yang tidak terkontrol
- Hipertensi
- Stroke dan penyakit jantung Coroner
- Kadar lemak tidak normal
- Obesitas
- Disfungsi thyroid
- Depresi
- Kekurangan vitamin B-12
- Keturunan
- Merokok
- Kurang olahraga
- Pengaruh obat-obatan
Hmm, pikiran saya otomatis melompat jauh ke kampung halaman. Di sana masih ada keluarga dan beberapa diantaranya mengalami kondisi di atas meskipun sebagian sudah mengalami perkembangan.
Sebaiknya memang harus deteksi dini mengenai pikun ini. Karena obati pikun pastinya akan jauh lebih berat dibandingkan dengan mencegahnya terjadi.
Cara Mencegah Pikun
Ada banyak cara untuk melakukan pencegahan pikun dengan aktivitas yang sebenarnya kegiatan harian, seperti:
- Menjaga kesehatan jantung
- Bergerak atau berolahraga produktif dan rutin
- Mengkonsumsi buah dan sayur
- Menstimulasi otak secara fisik, mental dan spiritual
- Bersosialisasi
5 cara di atas pastinya sudah bukan sesuatu yang asing, bukan? Maka dari itu yang sudah berjalan alias rutin dilakukan, maka terus dipertahankan.
Deteksi Pikun via Aplikasi E-Memory Screening untuk Indonesia
Nah, dalam seminar itu juga bertepatan dengan launching aplikasi E-Memory Screening yang bertujuan untuk deteksi dini Demensia. Bisa langsung diunduh via Google Play Store atau App Store secara gratis agar semua masyarakat Indonesia bisa menggunakannya dengan mudah dimana saja.
Alasan diluncurkannya aplikasi ini tidak lain karena:
- Masyarakat Indonesia sudah melek digital alias pandai mengoperasikan gadget
- Masyarakat Indonesia menganggap remeh soal pikun bahkan seolah tidak peduli
- Masyarakat butuh edukasi akurat dan terpercaya dari para ahli
- Paradigma masyarakat Indonesia bisa seketika berubah dengan informasi yang diperolehnya dari gawai
Fitur Utama Aplikasi
Ada 3 fitur utama aplikasi E-Memory Screening ini yaitu:
- Artikel Demensia, bisa baca dengan detil informasi seputar Demensia dan lain-lain
- ADB-INA Skrining
- Daftar RS dan Dokter Ahli Neurologi
Penggunannya sangat mudah karena pengguna aplikasi ini akan ditanya mengenai seputar kondisi. Dari jawaban tersebut hasilnya akan keluar dan menjadi pertimbangan untuk segera ditindaklanjuti.
***
Well, sekarang sudah paham bahwa pelupa dan pikun bukan sesuatu yang sama. Bahkan pikun bukan sesuatu yang wajar-wajar saja. Yuk, cegah dan obati pikun agar kelak diberi masa tua, generasi masih membutuhkan kita sebagai tempat menimba ilmu dan nasihat secara berkala.
16 Responses
Jadi gak boleh bilang pikun itu wajar ya karena itu penyakit & harus dihindari sebisa mungkin. Harus terus mengasah otak bener banget ya supaya gak pikun
Benar nih, sepertinya kita butuh bersosialisasi untuk menjernihkan pikiran, khususnya aku yang selama 3 bulan ini di aja
Kena demensia pun gak harus nunggu tua sih. Jadi mari kita tetap jaga kesehatan badan dan otak biar tetap mengingat banyak hal dan jauh dari pikun
Ternyata pikun itu kelainan ya, kirain wajar aja… Memang penting ya menerapkam gaya hidup sehat agar terhindar dari pikun…
Ternyata dengan sering olaharga mampu dapat mengurangi kepikunan dan lupa ternyata ada baiknya yaa sering mengkonsumsi buah dan sayuran setiap hari
Faktor usia dan keturunan/genetik nggak bisa dikendalikan. Berarti mesti concern mengendalikan faktor-faktor lainnya ya biar nggak cepat pikun.
Wah saya baru tahu kalau pikun untuk bukan sesuatu yang normal di usia tua.
Memang sih, saya mendapati dari beberapa orang tua seperti almarhum nenek saya, ada yang pikun ada yang tidak.
Dan ternyata salah satu pemicu pikun adalah kesehatan jantung.
Adanya aplikasi seperti E-memory ini juga sangat membantu mencegah terjadinya kepikunan.
Jadi intinya adalah tetap jaga kesehatan dan melatih daya ingat ya
Wah, jadi sudah ada aplikasi E-Memory Screening yg bisa kita manfaatkan untuk mendeteksi masalah pikun ini ya. Perlu banget untuk diunduh & dipakai nih
Menulis dan baca salah satu stimulasi otak yang saya lakukan, semoga pas tua nanti ga pikun, aamiin
Biasanya kalau lupa sama sesuatu gitu kita ngomongnya, “Waduh, udah pikun, nih.” ternyata pikun sama pelupa beneran beda ya. Gejalanya pun macam-macam. Memang aktif berkegiatan itu bisa mnejadi stimulus baik untuk otak. Makanya orangtua yang masih aktif sampai sepuh gitu cenderung jarang pikun.
Wah kalau lihat infografisnya perbedaan lupa dan pikun jadi agak tenang nih. meskipun sering lupa, tapi masih dalam batasan pada orang yang pelupa. Tapi noted banget sama yang ini :
– Menjaga kesehatan jantung
– Bergerak atau berolahraga produktif dan rutin
– Mengkonsumsi buah dan sayur
– Menstimulasi otak secara fisik, mental dan spiritual
– Bersosialisasi
Makasih banyak ya kak, udah harus dilakukan supaya masa tua nggak pikun
Selama ini orang lupa dikit dibilang pikun. Padahal lupa dan pikun itu dua hal yang berbeda ya Mba. Malahan pikun kalau aku baca di ciri cirinya termasuk penyakit yang serius juga ya.
Malah kalau ga dihandle dengan baik, pikun bisa berbahaya ya Mbak. Syukurlah aku masuk gejala pelupa, hehe. Seringnya lupa kalau punya utang wkwkwk. Kayaknya udah lunasin. Dengan adanya Aplikasi E-Memory Screening, deteksi pikun makin mudah ya Mbak Amma. Publik bisa mendapat edukasi akurat dan tepercaya dari para ahli yang kompeten. Lebih baik mencegah daripada mengobati ya kan? Bisanya sih asah otak pakai isis TTS hehe.
Kalau bicara pikun aku selalu teringat nenekku yg sekarang udah pikun parah. Dulu beliau yg mengasuhku dari kecil. Melihat keadaannya sekarang begitu kontras dengan dahulu, jadi sedih. Udah gak inget lagi siapa aku kalau ketemu.
Katanya menulis itu salah satu cara stimulasi otak yg bisa cegah pikun di usia tua…
waa kurang olahraga juga bia kena alzaimer ya, duu jadi reminder biar lebih rajin olahraga niih, padahal pandemik ga boleh jadi alesan males olahraga, tunjuk idung ^_^