Belajar Nekat Traveling – Saat ini traveling sedang naik daun. Banyak orang beramai-ramai melakukan perjalanan ke sebuah destinasi wisata demi tujuan tertentu. Tidak bisa dipungkiri ada yang traveling sekadar untuk say hello dan pamer positif pada semua orang, khususnya pada lini media sosialnya. Ada yang begitu lucky karena “terpaksa” traveling demi memenuhi sebuah kewajiban sebagai pemenang kontes. Dan tidak sedikit juga ada yang traveling karena memang ingin lepas dari kepenatan pekerjaan sehari-hari.
Satu hal yang membuat saya sering tercengang ketika ada yang melakukan nekat traveling. Yap, nekat itu kan sesuatu yang terlihat “dipaksakan” dan jika dikaitkan dengan traveling, berarti perjalanan yang dipaksakan. Tetapi itu menurut argumen saya pribadi saja. Belum tentu isi kepala orang tentang nekat traveling sama dengan saya.
Nah, salah satu hal yang membuat saya bisa berargumen kalau seseorang itu nekat traveler adalah membawa bayi dalam perjalanan (konteksnya jalan-jalan, bukan perjalanan yang memang ada unsur urgent-nya) yang masih berusia di bawah 3 bulan. Saya yang juga sudah merasakan punya bayi usia sekecil itu, sangat was-was untuk dibawa kemana-mana. Apalagi di keluarga saya (tepatnya keluarga suami) membawa bayi sebelum leher tegak bahkan sebelum 1 tahun, itu adalah hal yang terlarang. Kalau dilanggar, maka siap-siap menjadi bahan omongan setiap waktu. Terlebih jika sepulang dari traveling ada masalah dengan si bayi. Misalnya demam atau yang lainnya.
Tetapi, sepertinya saya harus mulai belajar juga menjadi nekat traveling karena sejatinya saya suka bepergian kemana saja. Saya ingin “nekat” bepergian meskipun membawa bayi. Dan saya kebetulan bersahabat dengan salah satu blogger traveling, namanya Mbak Noe.
Kalau di kalangan blogger dan traveler, nama ini sudah tidak asing. Apalagi salah satu maskapai penerbangan, sebut saja Air Asia, pernah menjadikannya partner dalam sebuah proyek. Saya dan Mbak Noe memang tidak pernah bertatap muka langsung. Dulu ada planning mau bertemu dengannya di Surabaya, apa daya anak saya sakit sehingga batal. Wanita dengan 3 (tiga) anak lanang ini sehari-hari berprofesi sebagai working mom di salah satu perusahaan swasta. Kebiasaannya melakukan traveling bersama bayi sungguh membuat saya salut dan suatu saat bisa mengikuti langkahnya. Toh, anak-anaknya masih sehat-sehat saja sampai sekarang.
***
Halo Mbak Noe… ajak saya “nekat traveling” dong! Sebab traveling adalah salah satu cara saya melepaskan segenap gundah-gulana di hati dan pikiran ini… #eaaa
8 Responses
ajak aku juga dong, kita sama-sama 🙂
Traveling sendirian lebih leluasa dan lebih bisa mengeksplorasi segala hal semau kita 😀
ayo mbaaa.. traveling berdua salfa.. enak lhoo.. agak ribet emang, tapi lama2 enyaaak.. aku pernah berdua ara waktu dia umur 2 taun 😀
The Nekat Traveller dong jadinya 😀
traveling nekat? aku kudu berhadapan dengan ibuku juga, katanya aksihan anak-anak. Tapi tidak dengan Nurul Noe, keren dech dia
Memang udah terbukti nekatnya nih si Noe. Tapi salut banget sama dia loh, nekat gitu kan berarti sebenarnya dia udah well-arranged semua hal, termasuk ganti rencana ke B, C, D dan seterusnya jika rencana utama A tdk berjalan sukses.
aku seneeeeng jalan sendiri…rame2 apalagii hehehe..ayo, kapan nih traveling bareeng..
Berharap bisa traveling juga. Gak pernah sih 😀