Ajak Anak Cerdas Digital bersama Prestasi Junior dan Citi Indonesia – Ada nggak sih ibu yang saat ini anaknya tidak terpapar media teknologi seperti smartphone? Kalau ada, sini Bu! Saya mau ngasih dua jempol eh empat ding sekalian. Soalnya ibu hebat bisa ngempet anak untuk tidak terpapar teknologi. Apalagi jika anak-anaknya masih tetap cerdas di sekolah atau tempat belajar lainnya.
Jujur saja, saya termasuk ibu milenial. Apa itu? ibu milenial karena sejak anak masih dalam kandungan, saya sudah mengenalkannya dengan gadget. Mungkin ada yang heran bagaimana caranya saya bisa sampai seperti itu? Ya iyalah. Saat bangun hingga menjelang tidur, saya hampir tidak pernah lepas dari laptop, ponsel bahkan jenis gadget lainnya. Karena pekerjaan memang tidak bisa lepas dari hal tersebut. Tahu sendiri kalau saya sebagai blogger, hehe.
Nah kebetulan sekali beberapa waktu lalu saya diajak oleh teman untuk berkenalan dengan salah satu lembaga yang care dengan kondisi dunia anak saat ini. Tepatnya, dunia digital yang erat kaitannya dengan anak.
Kegiatan dengan tajuk “Didik Anak Jadi Generasi Digital” yang diprakarsai oleh Prestasi Junior dan Citi Indonesia, sukses membawa saya semakin semangat untuk kemudian memanfaatkan dunia digital dalam mendidik anak.
Berlokasi di salah satu SD di wilayah Surabaya, tepatnya di SDN Ketintang 1, Jl. Ketintang Madya No. 146, Gayungan, Surabaya, Prestasi Junior Indonesia mengharapkan para orang tua siswa (kelas 3-5) bisa memahami maksud dan tujuan anak cerdas digital.
Robert Gardiner, Management Advisor Prestasi Junior Indonesia
Mungkin ada yang belum mengenal Prestasi Junior? Ya, jujur saja saya baru mengetahui tentang Prestasi Junior Indonesia pada acara ini. Prestasi Junior Indonesia adalah sebuah organisasi non-profit terbesar di dunia, atau dikenal juga dengan Junior Achievement Worldwide, yang berfokus pada pendidikan kewirausahaan, kesiapan kerja dan kesadaran finansial serta berperan aktif membantu generasi muda Indonesia dalam mempelajari tentang pekerjaan, bisnis dan keuangan. Dengan bermitra bersama Citibank Indonesia, Prestasi Junior Indonesia berkembang melalui pendanaan Citi Foundation dalam menyelenggarakan berbagai macam kegiatan bermanfaat yang sesuai dengan visi misi Prestasi Junior itu sendiri.
Mr. Robert Gardiner, menjelaskan secara singkat bahwa dengan diajarkan “Digital Financial Literacy for Children” diharapkan anak-anak Indonesia siap menghadapi masa depan dengan bersaing secara global, khususnya dalam hal finansial dengan memanfaatkan dunia digital. Sebab ada saja anak-anak yang memahami dunia digital namun tidak pada arah yang baik. Untuk itu, Prestasi Junior hadir untuk mengarahkan anak-anak untuk Cerdas Digital.
Menurut informasi Mr. Robert Gardiner, Citi Foundation sudah mendanai berbagai macam edukasi Digital Financial Literacy sejak 2017 hingga Maret 2018 di 5 (lima) kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang dan Denpasar.
Roslina Verauli, M.Psi, Psikolog Anak dan Keluarga
Tak hanya menyuguhkan soal visi misi Prestasi Junior saja, kegiatan seminar Cerdas Digital ini juga menghadirkan Psikolog ternama yang sudah famous di kalangan keluarga. Bu Vera, sapaan akrabnya, berhasil memberikan self-charging untuk orang tua yang hadir bahwa keberadaan orang tua di dunia digital, salah satunya adalah bagaimana orang tua mengenal tentang Positive Parenting.
Mengenal Positive Parenting, diantaranya “Menggunakan Komunikasi Positif” a la Bu @verauli.id di acara Citi Parenting Talkshow: Didik Anak Jadi Generasi Cerdas Digital #PrestasiJunior #PJI #PrestasiJuniorIndonesia #Citibank #Citi #CitiPeka #CitiPeduliBerkarya @prestasijunior
A post shared by Rahmah – Blogger (@ammachemist) on
Sebagai orang tua milenial dengan ciri-ciri yang sudah diketahui secara umum, seperti menonton TV lebih dari 1jam, texting message lebih dari 10 kali, memiliki media sosial, bahkan bisa tidur dengan ponsel sendiri, tentunya tidak akan dengan mudah membatasi anak untuk tidak bersentuhan dengan dunia gadget juga.
Penerapan Positive Parenting yang jika dilakukan setiap hari menurut Bu Vera akan menjadikan anak cerdas dalam memanfaatkan gadget. Karena tantangan kehidupan anak di masa depan memang akan sangat erat kaitannya dengan dunia digital.
Lalu, jika anak dilarang-larang tanpa penanganan yang tepat, tentunya justru membahayakan anak juga. Akan lebih baik anak memahami dunia digital dari kita sendiri orang tuanya dibandingkan mereka memahami dari orang lain. Sebab, kita sebagai orang tua pasti memiliki filter akan pengetahuan yang harus anak-anak pahami.
Sebagai gambaran data riset berikut ini:
Anak Pra-Sekolah dengan akses teknologi computer memiliki pengetahuan umum dan kemampuan Bahasa yang lebih baik (Hutinger, dkk. 1998)
Penggunaan teknologi computer no-games berhubungan dengan peningkatan prestasi akademis pada anak SD (Calvert, dkk. 2005)
Dengan membaca data riset di atas, bahwa gadget sama sekali tidak hanya menyisakan sisi negatif, bukan? Jadi tergantung kita orang tua sebagai fasilitatornya. Sebab kekurangan dan berlebihan dalam menggunakan gadget pun itu tidak baik.
Aplikasi Modul di Kelas melalui Tablet
Setiap adik-adik yang duduk di bangku kelas 3 hingga 5, diberikan fasilitas berupa tablet yang nantinya di dalamnya diajarkan bagaimana seharusnya cerdas finansial, seperti manfaat menabung, mengetahui kebutuhan dan keinginan, metode pembayaran yang ada, perbankan dan lainnya yang pastinya sejalan dengan Kurikulum Pendidikan Nasional Indonesia.
Sistem pembelajaran interaktif membuat anak-anak menjadi lebih bersemangat dan pastinya adalah paperless sehingga orang tua tidak perlu khawatir untuk menyediakan anak berupa buku dan alat tulis khusus untuk anak belajar soal ekonomi.
***
Ketika ingin anak tahu atau disiplin menggunakan gadget, maka kita harus memulainya terlebih dahulu. Kalimat-kalimat positif pun menjadi senjata kita untuk menyampaikannya.
Contoh Kalimat Non-Efektif
“Eh, sudah jam berapa ini? Kok main hape terus sih? Ayo sudah. Sini hapenya kasih ke Mama.”
Contoh Kalimat Efektif
“Dek/Kak, sudah waktunya makan nih. Yuk kita makan!”
Dengan contoh kalimat efektif seperti di atas, akan membuat anak akan berpikir secara mandiri bahwa di dalam hidupnya ada hal yang harus dikerjakan dengan disiplin. Tidak ada lagi kasus anak gadget holic yang tidak terkontrol.
***
Well… sebagai ibu milenial, saya merasakan manfaatnya anak mengenal dunia digital. Salah satunya adalah perkembangan Bahasa. Anak saya Alhamdulillah di usianya jelang 4 tahun ini sudah lancar dalam artikulasi kata bahkan sedang senangnya menggunakan Bahasa Inggris. Nah, saya berharap suatu saat saya mengenalkan program Prestasi Junior agar kelak dia bisa Cerdas Digital dalam hal finansial. Karena bidang satu ini mau tidak mau sangat berhubungan erat dengan survival-nya di masa depan.
One Response
Keren mbk anaknya, usia 4 tahun sdh senang pakai bahasa Inggris.
Jd mmg ya, gadget nggak selalu atau dominan dampak yg negatif. Ada sisi positifnya juga.
Makasih share ilmunya ya mbk