Bersama kesulitan ada kemudahan. Begitulah kalimat yang salah satunya menjadi penguat menjalani kehidupan. Jika tidak hidup, tentu kesulitan dan kemudahan juga tidak akan ada, bukan? Hehe… Tetapi, tulisan ini bukan untuk membuat lemah semangat berpuasa lho! Malah sebaliknya…
Puasa ketiga Ramadhan kali ini, makin terasa godaan dan cobaannya. Biasalah, persoalan hati dan sikap dewasa dalam menghadapi “kerikil hidup”. Namun, saya tidak ingin mempertegas alur cerita masalahnya di sini. Lebih kepada sebuah pengakuan bahwa firmanNya tidak pernah salah. Allah sama sekali tidak akan membiarkan hambaNya berada dalam posisi bersedih seterusnya, atau bahkan berada dalam bahagia tanpa ada kesulitan yang harus dilewati. Semuanya berjalan beriringan.
Jika hari ini (tepatnya dini hari) mendapat kabar duka lagi karena salah satu saudara nenek suami meninggal dunia, di malam hari ada kabar bahagia bahwa naskah saya lolos untuk tema “Sahabat Pena”. Lagi-lagi duka dan suka datang beriringan.
Belum lagi dengan persoalan lain yang bisa dibilang menguras air mata (heleh, lebay!), tetapi selalu saja ada orang yang mengulurkan semangat dan nasehat agar tetap bangkit. Selalu saja ada orang baik yang mengulurkan tangannya meskipun tak bisa membantu lebih dalam lagi.
Ya, ini Ramadhan ketiga. Berlalu begitu cepat. Hingga tulisan ini dibuat, waktu sudah hampir larut malam. Masih banyak tugas dan kebaikan berbuah pahala yang menunggu. Semoga hari ini benar terlewati dengan ganjaran pahala… Aaamiiin…!
NB:
Menu buka puasa ketiga kali ini masih senada dengan hari sebelumnya, sudah merasa cukup dengan air putih + 1 cup puding rasa anggur.
4 Responses
Aamiin. yuk kita berlomba mencari pahal di bulan ramadhan
amin, saya juga lagi punya target romadhon ini
semoga aja juga bisa tercapai
Jangan sedih berlama ya, Bunda Salfa. Ada kami lhoo. 🙂
Btw, bagi pding anggurnya dong. 😀
Selamat udah lolos di sahabat pena, mba. Semoga tetap semangat berkarya ya.