3 Persiapan Lebaran yang Harus Selalu Dilakukan

3 Persiapan Lebaran yang Harus Selalu Dilakukan – Tak banyak yang tahu kalau hari ini saya sudah meninggalkan Surabaya untuk berkumpul bersama keluarga. Memang kesannya seperti terlalu lama baru kemudian memutuskan pulang. Karena ini berhubungan dengan pekerjaan suami juga. Saya harus memastikan suami sudah bisa meninggalkan sejenak “singgasananya” untuk kembali ke kampung halamannya, rumah ibunya tercinta.

Kalau ditanya persiapan lebaran, maka sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kebanyakan orang lain. Tetapi, ini ada 3 persiapan lebaran yang harus selalu dilakukan oleh saya dan suami sebelum raga berada di kampung halaman:

3 Persiapan Lebaran yang Harus Selalu Dilakukan 1

Zakat Fitrah

Sebagaimana yang sudah saya sebutkan sebelumnya bahwa persiapan kami tidak jauh berbeda dengan orang lain, maka zakat fitrah adalah kewajiban yang tidak boleh terlupa sebelum shalat Idul Fitri dilaksanakan.

Tahun ini kami siapkan di Kertosono karena mudiknya ke kota ini. Dan Alhamdulillah sudah siap dan segera akan disalurkan yang dibantu oleh kakak ipar saya sendiri.

“Salam Tempel”

Bukan sebuah keterpaksaan atau mengikuti tradisi masa kecil, hanya saja berbagi dengan anak-anak kecil yang notabene keluarga kita sendiri menjadi sesuatu yang menyenangkan. Toh, tidak setiap hari bertemu mereka bahkan boleh jadi kemudian pertemuan kita kali ini yang terakhir. Maka meninggalkan kesan yang selalu baik akan dikenang dan setidaknya mendapat sejumput doa untuk diri kita sendiri dari mereka.

Persoalan besarnya nominal, kami tidak pernah memberik patokan. Isinya sesuai dengan kemampuan ekonomi kami pada saat itu. Pastinya tidak ada anak saudara yang tidak kebagian karena ah tahu sendirilah apa akibatnya, haha.

Flashback

Ya, saya dan suami di malam lebaran biasanya duduk di depan rumah (baik di rumah mama saya atau ibu mertua). Awalnya diam dan menatap malam yang semakin pekat namun sayup-sayup suara takbir dikumandangkan. Kemudian kami saling introspeksi diri. Selama sebulan berpuasa apakah ada kejanggalan yang terasa. Harapan ke depannya seperti apa. Dan mencoba menerima kekurangan masing-masing. Hmm… biasanya berakhir dengan saya sendiri yang baper karena terlalu terenyuh dengan suasana malam lebaran.

Apalagi saat ini posisi saya dan suami sama-sama anak yang sudah tidak lagi memiliki Bapak karena sudah mendahului menghadap ilahi Rabbi. Rasanya campur aduk dan berasa ingin sekali mereka hadir di tengah-tengah kami untuk kemudian memberikan wejangan pernikahan. Sebab, ombak dan badai rumah tangga tidak jarang membuat kami kemudian nyaris tenggelam dalam putus asa.

Nah, itu 3 persiapan lebaran yang harus selalu dilakukan oleh kami. Soal baju baru, kue lebaran dan lain-lain, itu juga masuk daftar, hanya saja tidak seantusias 3 hal di atas. Karena kami memahami bahwa setiap dari kami tidak selamanya berada di sini, bersama…

Kalau teman-teman sendiri bagaimana? Adakah ritual khusus persiapan lebaran? Atau malah sudah hunting tiket sejak hari pertama puasa? Sharing yuk…

Facebook
Twitter

Related Posts

4 Responses

  1. Mudiknya ke kertosono mbak? Wah deket dong kita, aku ke perak jombang. Aku kira mudik luar pulau mbak amma

    1. Wohooo… mampir ke rumah, Mbak. Dekat ternyata haha.
      Aku kira Mbak malah orang Kalimantan wkwkwk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *