3 Benda Kecil Jadi Penolong Saat Tak Terduga

Tidak ada yang tidak berguna di dunia ini. Allah tidak akan menciptakan hal yang sia-sia, bukan? Pasti ada tujuannya meski akal manusia tak mampu sampai di sana. Bahkan daun yang berguguran dan membusuk punya arti penting bagi kelanjutan ekosistem sebab menjadi salah satu proses rantai makanan.

Begitu juga dengan benda-benda kecil di sekeliling kita yang sering tak dianggap tetapi manfaatnya luar biasa. Saya pun pernah mengalami kisahnya. Jika mencoba mengingatnya kembali, ada rasa haru dan bahagia karena ternyata bisa sampai bertahan hingga kini karena penolong benda kecil tersebut.

Bagi yang tidak punya mungkin memandang kisah saya hanya biasa saja. Namun, saya percaya ketika mendapati kondisi yang sama, semoga bisa ingat pelajaran dan hikmahnya. Sebab terkadang manusia dibenturkan masalah baru akan mengingat kisah temannya atau cerita yang pernah dibaca. Setelahnya, semoga ada rasa syukur untuk tetap menjadi pribadi baik dan tak mudah menyepelekan kondisi sesama manusia di sekitarnya. Apalagi jika dalam kondisi sedang berlebih, bisa tidur enak atau tertawa puas tanpa beban pikiran.

Hmm… benda itu apa saja?

Uang Koin 500-an

Mengumpulkan receh 500-an memang bisa dijadikan habit baik. Apalagi kalau tujuannya untuk bayar pengamen yang setiap hari lewat depan rumah, kantor atau bahkan warung. Namun, ketika uang koin 500-an sebanyak 20 keping itu bisa membantu untuk menyambung hidup sehari, pernah kah mengalaminya?

Ya, awalnya memang tidak percaya bisa di titik paling rendah itu. Mau makan bingung. Penghasilan tak menentu ternyata butuh pengelolaan keuangan yang baik. Namun, itu tidak bisa dilakukan saat itu karena benar-benar dompet tak berisi, rekening cuma ada angka 0 saja bahkan tidak tahu pendapatan akan masuk tanggal berapa lagi. Orderan sepi sementara ada perut yang butuh diisi, dua orang pula yang mengalami.

Setelah berusaha menenangkan diri, mata saya melihat ke sekeliling ruangan. Berharap ada barang yang bisa dijual meski memang butuh waktu lagi mencari pembelinya. Lalu tangan saya menyentuh beberapa stok souvenir dari gerabah. Tangan meraih bentukan rumah yang bagian atapnya bisa dibuka.

“Ya Allah, ada uang!”

Tak menyangka saya pernah menyimpan koin di tempat itu. Saya mengingat-ingat atas dasar apa menyimpannya di situ. Barulah tersadar kalau dulu disimpan di situ karena harapannya bisa segera punya rumah, sesuai dengan bentukannya. Namun, ternyata kendalanya makin banyak hingga sekarang masih harus bertahan di kontrakan. Syukurnya, kontrakan sekarang jauh lebih nyaman dibanding dulu. Lebih tenang dan bisa main sama anak-anak. Kalau dulu, sumpek dan nyaris kamar tempat segala macam aktivitas.

Singkat cerita, uang koinnya bisa saya pakai untuk beli makan berdua dengan pasangan hari itu. Nasi dan lauk seadanya. Cukup untuk sekadar menghilangkan lapar. Kasihan? Tidak apa-apa. Sekarang sudah jauh lebih bisa makan lebih dari itu berkali-kali. Sebab percaya bahwa jika masih bernafas pasti rezekiNya selalu ada.

Peniti

Baju mendadak sobek dan membuat tidak nyaman. Syukur bisa menemukan peniti yang berada jauh di dalam tas. Merogoh paling bawah ada yang bisa menolong apalagi waktu itu harus berada di acara resmi. Untungnya tak ada satu pun yang sadar kalau peniti penjadi penolong sehingga saya tetap nyaman berada di event tersebut.

Bayangkan sobekan itu mengundang perhatian orang. Akhirnya dengan peniti membuat saya melipat sedikit bagian baju untuk menutupi bagian sobekan dan yup bisa terlihat tidak ada apa-apa meski memang rasanya sedikit was-was ketika bergerak karena khawatir penitinya terbuka. Namun, untunglah aman sampai selesai event. 

Permen

Sebenarnya, sudah lama tidak merasakan mabuk perjalanan. Namun, suatu waktu saya heran dengan kondisi mobil online yang dipesan suami. Bau tidak enak menyeruak tiba-tiba saat membuka pintu. Otomatis kepala saya pusing dan mual. Mau saya cancel tetapi kebetulan saldo akun aplikasi perjalanan sedang kosong, makanya pesan lewat suami.

Akhirnya saya minta ke driver untuk jendela dibuka. Alasannya pusing. Diterima dan akhirnya mobil tidak menyalakan AC. Karena jendela dibuka, otomatis banyak angin masuk. Lupa kalau saya pun tidak bisa lama-lama terkena angin karena makin mual pastinya.

Saya merogoh saku tas, eh senangnya ada satu permen yang memang khusus untuk tolak angin. Alhamdulillah tertolong banget beberapa menit di perjalanan. Setalh tiba, saya langsung nyari toilet untuk mengeluarkan apa yang seharusnya keluar, haha. Pusingnya mereda dan dipastikan tidak akan pernah lupa bawa permen sejenis di tas kalau kemana-mana. Minimal ada buat dikunyah. Jaga-jaga mobil online ada yang sejenis. Namun, semoga tidak sebab sudah kuajukan komplain sebagai pelanggan setia.

***

Well, seperti itulah kemudian yang mungkin bisa terjadi dengan kehidupan kalian juga. Benda kecil yang seringkali diabaikan ternyata ada masa dibutuhkan dengan sangat untuk jadi penolong dan bisa survive lebih baik ke depannya. Apakah ada di antaranya punya cerita yang sama dengan di atas?

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *