Search
Close this search box.

Resolusi Ramadhan 1434 H

Resolusi Ramadhan 1434 H kali ini mungkin begitu berbeda dengan beberapa Ramadhan tahun sebelumnya. Jika saja sosok bapak masih ada, resolusi Ramadhan kali ini adalah mengajak bapak untuk merasakan Ramadhan di tanah Jawa dengan berkunjung ke rumah besan. Tetapi sepertinya mustahil sejak tahun lalu.

Inginnya juga resolusi Ramadhan tahun ini adalah bisa berkumpul utuh dengan keluarga yang ada di tanah kelahiran saya (Maros, Sulawesi) tetapi sayang sekali sesuatu dan lain hal, akhirnya menjalani Ramadhan dengan suami, dimana pada tahun lalu menjalani Ramadhan dengan terpisah jarak (baca: LDR Jawa-Kalimantan).

Resolusi Ramadhan 1434 H

credit

Hmmm… jika ingin fokus dengan Ramadhan 1434 H kali ini, sepertinya saya ingin meneruskan rutinitas yang sudah mendiang bapak ajarkan sejak kecil, tilawah dan lebih banyak beribadah. Dan bila dijabarkan, berikut resolusi Ramadhan 1434 H versi saya:

  • Mengkhatamkan al Quran; ini penting dan sudah tidak bisa ditawar lagi. Harus memanfaatkan waktu untuk tilawah disela-sela kesibukan duniawi. Apalagi karena saya wanita, tentu akan ada masa dimana harus meninggalkan puasa, oleh karena itu, sebelum saat itu tiba, saya harus khatam. Jikalau belum, setidaknya setelah absen, ayat yang tersisa tidak lagi banyak.
  • Sedekah di 30 masjid berbeda; ini resolusi Ramadhan 1433 H lalu yang hanya terealisasi 50% karena persoalan jarak dan kendaraan. Berharap kali ini hal tersebut sudah tidak menjadi kendala.
  • Tarawih berjama’ah dengan suami; sebagai seorang istri, sebuah kebahagiaan tersendiri jika suami menjadi imam dalam shalat wajib maupun sunnah. Karena shalat tarawih hanya ada di bulan Ramadhan, maka saya menjadwalkan agar suami selalu bisa meng-imam-i sebulan penuh.
  • Sederhana dalam berbuka; selama ini waktu berbuka selalu identik dengan makanan serba ada. Karena sudah banyak belajar mengenai hakikat Ramadhan itu sendiri, maka Ramadhan kali ini dan insya Allah kedepannya harus berbuka dengan sederhana. Hal ini karena bulan Ramadhan bukan bulan konsumtif. Bukankah sederhana itu lebih baik? Yang penting bergizi dan tetap berkah insya Allah.
  • Berusaha aktif di kegiatan sosial Ramadhan; hal ini untuk lebih mengasah jiwa saya agar lebih peka dengan sesama dan membuang jauh-jauh sifat tidak “syukur” pada apa yang sudah dicapai. Menghapus rasa iri dengan nikmat yang diperoleh orang lain dan memahaminya bahwa Allah Maha Pengatur nikmat para hamba-Nya.
  • Dan masih banyak lainnya.

Intinya, Resolusi Ramadhan 1434 H adalah mencari dan mengais pahala di bulan yang hanya datang sekali dalam setahun ini. Apalagi tak ada jaminan kalau Ramadhan tahun depan masih ditakdirkan menyapa saya dan kita semua. Jadi tak ada salahnya menganggap Ramadhan kali ini adalah Ramadhan terakhir agar berusaha dengan baik menjadi “pemenang” yang sejatinya bahagia di hari kemenangan.

Mohon maaf lahir batin jika ada yang kemudian terbesit di dalam hatinya bahwa postingan ini berlebihan dan dianggap riya’, semua terserah pada pembaca. Apa yang terucap di hati hanya kita dan Allah yang tahu.

Ini Resolusi Ramadhan 1434 H saya, bagaimana dengan Resolusi Ramadhan kamu?

Facebook
Twitter

Related Posts

23 Responses

  1. Semoga resolusinya bisa terpenuhi semua a mbak, salut dengan point nomor 2 sedekah di 30 mesjid berbeda

  2. Sedekah di 30 masjid yang berbeda, sungguh salut saya.
    Semoga resolusinya tercapai ya, Mbak.

    Ohya, sampai sekarang saya menunggu kiriman alamatnya ya, untuk mengirimkan sebuah buku.

  3. Sederhana dalam berbuka dan sahur itu juga resolusi saya dan suami, Mbak. Maunya Ramadhan tahun ini nggak terlalu memuaskan nafsu buat makan. Seadanya saja 🙂

Leave a Reply to leyla hana Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *