Search
Close this search box.

NUB Suarakan Nutrisi Terbaik 1000 Hari Pertama Kehidupan Menyongsong Hari Gizi Nasional

NUB Suarakan Nutrisi Terbaik 1000 Hari Pertama Kehidupan Menyongsong Hari Gizi Nasional – Anak kurang gizi, salah siapa? Wedew, sangat makjleb rasanya kalau ada yang tanya seperti ini. Karena otomatis akan kembali pada bagaimana ibu selama ini mengasuh anak-anaknya.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah 7.8 juta penduduk Indonesia mengalami stunting. Dengan kondisi tersebut, maka Indonesia menduduki peringkat kelima di dunia yang penduduknya banyak mengalami stunting menurut WHO. Dan stunting ini terjadi pastinya karena ada masalah gizi nasional di Indonesia. So make me shock to know that.

Apa itu Stunting?

Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan ia lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya. Hal ini disebabkan oleh asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh anak. Untuk mengetahui status gizi yang didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U, bisa menggunakan standar antropometri penilaian status gizi anak. Hasil pengukuran tersebut terbagi menjadi tiga, yaitu apakah anak berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai dengan -3 SD (pendek/stunted) dan <-3 SD (sangat pendek /severely stunted).

Tingginya jumlah anak yang mengalami stunting di Indonesia menjadikan NUB terpanggil untuk memberikan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai seminar. Dan beberapa waktu lalu, NUB hadir di Surabaya untuk mengkampanyekan pentingnya Peduli Gizi dengan menghadirkan pakar-pakar ahli di bidangnya, khususnya dalam hal pemenuhan gizi pada anak untuk mengurangi angka stunting yang sangat mengkhawatirkan.

Kegiatan tersebut juga mendapat dukungan sepenuhnya oleh Bapak Arif Mujahidin, selaku Communication Director PT. Danone Indonesia, yang sekaligus hadir memberikan sambutan singkat di awal acara. Dalam sambutannya, beliau sangat berharap informasi seputar gizi dan pentingnya memperhatikan gizi senantiasa disebarkan kepada masyarakat luas, khususnya di Surabaya. Sebab, “ada harga mahal” yang kelak akan dibayar ketika kita, khususnya ibu, menjadi tidak peduli dengan gizi anak. Sebab kedepannya bangsa ini akan dijalani oleh mereka meskipun kita sudah tiada.

Ibu Memahami “Cara Memberikan Makan” pada Anak

Kehadiran Ibu dr. Nur Aisiyah Widjaja yang akrab disapa dr. Nuril, membawa informasi seputar pemberian makanan pada anak. Masih banyak yang belum mengetahui sumber makanan terbaik untuk diberikan kepada anak agar gizinya terpenuhi. Kebanyakan mengikuti pola turun-temurun dari pola pengasuhan masa lalu.

Memang tidak sepenuhnya pola pengasuhan orang-orang tua kita dahulu itu salah. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman, makin banyak hal yang harus dipahami dan dibenahi untuk anak-anak kita. Dan dr. Nuril hadir memberikan reminder dan ilmu pengetahuan tentang Praktek Pemberian Makan Bayi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Mencegah Gizi Buruk dan Perawakan Pendek (Stunting).

Ciri Anak dengan Gizi Baik

Dr. Nuril mengatakan bahwa percepatan pertumbuhan fisik menjadi salah satu jalan untuk mengetahui kecukupan gizi anak. Berat badan, panjang badan dan juga perkembangan otak menjadi fokus penting seorang ibu dalam memperhatikan tumbuh kembang anak. Daktor yang mempengaruhi tumbuh kembang itu sendiri dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu nutrisi, genetik dan stimulasi.

Saat memperhatikan tumbuh kembang anak ternyata tidak setelah anak lahir lho. Semua perlu diperhatikan sejak anak sudah ada dalam kandungan. Nah, setelah anak lahir, maka  langkah yang harus diperhatikan lagi adalah Periode Pemberian Makan pada Bayi. Secara urutan yang benar, maka bayi diberi makan sesuai dengan langkah berikut:

  • ASI Eksklusif, usia 0-6 bulan
  • ASI + MPASI, usia 6-12 bulan
  • Makanan Keluarga, usia 12-23 bulan

Dengan periode pemberian makan tersebut diharapkan anak sudah mampu memahami salah satu aktivitas hidup yaitu makan. Langkah ini juga perlu diberikan secara perlahan untuk menghindari terjadinya trauma makan, picky eater atau masalah pencernaan lainnya. Nah, keterampilan makan pada anak tentunya akan berbeda dari waktu ke waktu. Ketika anak mengalami kekurangan gizi saat proses pemberian makan ini, maka dikhawatirkan terjadi pertumbuhan yang tidak maksimal. Dan sangat disayangkan jika mengalami gangguan kesehatan karena gizi buruk, salah satunya adalah stunting.

Sebagai kesimpulan yang disampaikan oleh dr. Nuril mengenai yang harus diperhatikan yaitu:

  • Proses pertumbuhan yang pesat dimulai saat bayi dalam kandungan sampai usia 2 tahun
  • Kenaikan Berat Badan sesuai usia berbanding lurus dengan kenaikan panjang badan dan lingkar kepala.
  • Berat badan yang tidak naik sesuai usia pada fase pertumbuhan dua tahun pertama akan menyebabkan stunting
  • Pemberian MPASI harus memenuhi standar kekurangan zat gizi makro (karbohidrat, lemak, protein) dan zat gizi mikro terutama yang mengandung protein hewani yang kaya zat besi.
  • Tidak ada pemberian menu tunggal 14 hari saat pemberian MPASI karena menu tunggal tidak mencukupi kadar zat besi, zinc, dan kalsium yang sudah tidak bisa dipenuhi oleh ASI.

Peran Bidan dan Calon Ibu dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan

Setelah informasi bagaimana memberikan makanan yang baik dan benar pada anak, selanjutnya adalah informasi penting dari Bu Bidan Atik Kasiati mengenai Pemenuhan Gizi Anak Sebelum hingga Siap Lahir.

Membuka sesi sharing, Bu Atik mengatakan bahwa sejatinya mempersiapkan anak agar berada dalam gizi yang baik dimulai sejak saat program hamil. Saat merencanakan akan memiliki anak adalah saatnya sang ibu mempersiapkan gizi diri sendiri dulu. Karena kelak si janin akan mengambil makanan di dalam “kantin pribadinya” yang tidak lain adalah asupan nutrisi dari yang dikonsumsi oleh si ibu.

Di dalam UU sudah dijelaskan bahwa anak harus diasuh secara bertanggung jawab, baik itu oleh ibu sendiri dan juga bidan sebagai orang yang sering didatangi untuk keperluan kehamilan. Dan ini sangat berkaitan dengan pemenuhan nutrisi 1000 HPK karena menjadi bagian dalam proses perlindungan terhadap anak.

Bunyi Pasal 1 UU No. 35 tahun 2014: Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Dengan melihat aturan di atas, maka sudah dipastikan siapa saja yang tidak memenuhi peraturan pasti akan dijerat hukum.

Selain itu, Bu Atik juga mengatakan bahwa mendidik anak sejak saat akan mulai merencanakan kehamilan, Komunikasi Produktif antara ibu dan orang-orang sekeliling menjadi penting untuk si anak. Ibu senantiasa menjaga hubungan harmonis dengan anak melalui komunikasi yang dilakukan saat akan beraktivitas apapun. Bahkan mengajak orang-orang di sekitar untuk ikut serta dalam melakukan proses komunikasi yang baik tersebut. Karena dengan support seperti ini, membuat ibu menjadi lebih tenang, nrimo kondisinya yang hamil, bahkan mampu menjadikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik.

Memang ketika memikirkannya sepintas lalu, akan terlihat aneh mengajak anak dalam kandungan untuk berkomunikasi. Padahal kegiatan seperti ini yang mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan si anak kelak setelah lahir.

Memastikan Standar Pelayanan Antenatal (Sebelum Kelahiran)

Ada 10T yang harus diperhatikan dan dilakukan oleh seorang ibu yang sedang hamil sebagai jalan untuk memastikan anak dalam kandungan berada dalam kondisi gizi baik:

  • T1: Timbang Badan dan mengukur Tinggi Badan, pastikan jika keduanya seimbang dan berada pada angka normal (tidak obesitas dan lainnya)
  • T2: Ukur Tekanan Darah, untuk mencegah pre-eklampsia
  • T3: Ukur status Gizi dengan mengetahui Lingkar Lengan Atas (LILA)
  • T4: Ukur Tinggi Fundus Uteri, untuk menentukan usia kehamilan dan memperkirakan posisi janin.
  • T5: Tentukan Presentasi dan Denyut Jantung Janin
  • T6: Skrining Status dan Pemberian Imunisasi TT
  • T7: Tablet Besi (Fe) yang diberikan harus dikonsumsi (sebanyak 90 tablet selama kehamilan)
  • T8: Lakukan Tes Laboratorium Sederhana, seperti mengukur Hb, golongan darah, urine atau berdasarkan indikasi yang ditentukan oleh pihak medis/bidan
  • T9: Tata Laksana Kasus, mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang tentang kondisi janin
  • T10: Temu Wicara, mendapatkan arahan atau konsultasi kerja sama tentang tindakan yang segera dilakukan

Jadi, mencegah anak kekurangan gizi itu sejatinya kembali pada diri ibu sendiri. Sudah mampu mencukupi asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh atau tidak, melakukan semua tahapan selama proses kehamilan atau tidak, karena semua akan berpengaruh pada asupan nutrisi anak juga.

Demo Masak Makanan Bernutrisi Baik

Setelah mendapatkan informasi seputar gizi, tentunya mengaplikasikannya dengan membuat makanan dengan nutrisi tinggi. NUB pun menghadirkan Ibu Alina, yang merupakan pemenang dari Lomba Memasak Cipta Kreasi Makanan Sehat yang beberapa waktu lalu dihelat oleh Danone. Dan Bu Alina menyuguhkan resep membuat Agar-Agar Labu Kuning. Setelah saya coba, rasa susunya yang dominan dan menurut Bu Alina sendiri hal tersebut memang untuk menarik nafsu makan anak.

Selain Bu Alina, hadir pula duo chef, Chef Rissa dan Chef Revaldi. Bagi yang ingat Master Chef Session 3 di salah satu stasiun TV swasta, maka wajah mereka tidaklah asing.

Chef Rissa, finalis Master Chef Session 3, menyajikan Ayam Pesto Kelor dan Katuk. Dengan bahan-bahan dasar yang mudah diperoleh dan pastinya diolah dengan bahan sehat juga, makanan yang dihasilkannya pun lezat. Saya yang sempat mencicipi makanan satu ini menjadi tertarik untuk mencoba di rumah. Apalagi ada bahan dasar sayuran kelor yang hampir semua orang di rumah suka.

Bagaimana dengan Chef Revaldi? Apa yang dimasak olehnya? Hmm… jauh lebih menarik lagi karena menyajikan Carrot Dessert yang tidak lain bisa dijadikan camilan sehat anak di rumah. Pasti Salfa suka karena anak saya yang usianya 3,5 tahun ini adalah carrot lover pakai banget.

Huhu… selain mendapat ilmu, mendapatkan resep makanan sehat dalam kampanye Nutrisi Terbaik 1000 HPK oleh NUB ini benar-benar memuaskan saya selaku mommy.

 

***

Well… mencukupkan nutrisi 1000 Hari Pertama Kehidupan pada anak memang bukanlah perkara mudah. Ibu sudah selayaknya memahami konsep dan mengamalkannya. Karena tentu saja tidak ada yang mau memiliki anak dengan gizi buruk, bukan? That’s why I really appreciate that NUB invited me to campaign STOP Stunting and stay healthy with good nutrition supply.

Dan Selamat Hari Gizi Nasional untuk kita semua yang sudah sangat Peduli Gizi dan masa depan anak-anak kita.

Referensi:

http://gizi.depkes.go.id

UU No. 35 Tahun 2014, tentang Perlindungan Anak

Presentasi Narasumber di Acara Health and Nutrition Discussion, Surabaya 3 Maret 2018 di Kopi Bangi, Jl. Walikota Mustajab, Surabaya

Facebook
Twitter

Related Posts

16 Responses

  1. Mbak komplit uraiannya. Aku seneng ikut acara ini, banyak pengetahuan yang kudapatkan salah satunya istilah stunting dan penyebabnya. Dulu kupikir anak pendek disebabkan oleh keturunan.
    Dan masih ada demo masak dengan bahan yang mudah didapat.Pengin bikin cake wortel buat cemilan anak2.

  2. Benar sekali… tidak ada ibu yg mau anaknya bergizi buruk. Saya pun mencoba memberikan gizi dan nutrisi yg cukup pd anak… tp kadang anak saya nggak mau…hehehehe… disitulah saya hrus memutar otak agar anak saya mau makan…

  3. Fafaaa.. wah ikutan timbang dan ukur tinggi ya.., aku malu mba ..- khawatir itu timbangan nya gak kuat.. menahan berat ku ini.. hihihi

    smg ya.. generasi emas.. sentiasa sehat dan mjd penerus yg membanggakan.. salute

    1. Aaamiinn semoga tetap diberi rezeki ilmu yang barokah untuk Salfa.
      Nanti bisa maen coding sama Mas Sidqi.
      Iya, Mbak. Senang ada edukasi seperti ini. Jadi self reminder lagi.

Leave a Reply to Dewi Elsawati Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *