Search
Close this search box.

Manusia Ibarat Gelas Kosong dalam Bingkai Persahabatan

Manusia Ibarat Gelas Kosong dalam Bingkai Giveaway Persahabatan adalah salah satu tema yang kembali mengingatkan saya pada hakikat manusia pada dasarnya. Hmmm… bahasanya berat yah? Tetapi itulah gaya saya dalam menuliskan sesuatu. Sebisa mungkin dikemas dalam bahasa yang sedikit formal agar semua kalangan merasa nyaman untuk ikut membacanya. Semoga.

Berikut adalah hasil “capture” saya pada tema Giveaway Persahabatan NF. Saya tertarik untuk memberikan sedikit tentang yang saya ketahui tentang maksud dalam kalimat yang berada di bawah gambar yang sekaligus menggambarkan maksud dari gambar tersebut.

Giveaway Persahabatan

Berbicara soal manusia, tidak banyak yang tahu bahwa sejatinya manusia itu secara fitrahnya adalah sebuah ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Saking sempurnanya, tidak ada satu di antara kita yang mampu membuat manusia juga yang lengkap dengan ruhnya. Sebab itu hanyalah kuasa dari Sang maha Pencipta.

Terfokus pada “Manusia Ibarat Gelas Kosong” sebenarnya tidak salah. Gelas kosong disini saya identikkan dengan selembar kertas putih. Sejak menghirup udara dunia, maka sejak saat itu kertas terisi dengan setiap catatan kehidupan, baik atau buruk., sedih atau bahagia, sakit ata sehat, sukses atau gagal. Tergantung pada skenario garis kehidupan masing-masing manusia tersebut. Bahkan Tuhan selalu memberikan pilihan pada kehidupan kita.

Setiap hari manusia beraktivitas. Selalu mencoba menjalani kehidupan di jalan yang benar dan baik. Tetapi di sudut bumi yang lain ada juga yang harus berkubang dengan aktivitas yang buruk dan negatif. Hingga kemudian setiap dari aktivitas tersebut ada yang semakin menjernihkan hati atau malah membuat hati menjadi kelam dan gelap gulita. Ibarat sebuah gelas kosong yang setiap hari terisi air perjalanan kehidupan.

Jika diibaratkan bahwa setiap kejahatan yang dilakukan manusia ada segelas kopi yang terisi terus menerus hingga kemudian gelas itu penuh, semakin nampak bahwa manusia tersebut akan merasakan kesesakan hidup yang luar biasa. Namun, jika menyadari hal tersebut kemudian merubahnya menjadi sebuah kebaikan terus-menerus dan setiap hari, maka manusia tersebut bisa diibaratkan sebagai sebuah gelas kopi yang diisi air mineral terus-menerus. Lama-kelamaan gelas tersebut akan berisi air mineral bening yang menggantikan warna kopi di gelas tadi. Bahkan larutan kopi perlahan-lahan menjadi bening karena air mineral tersebut.

Itulah sebenarnya kehidupan ini. Manusia tidak pernah luput dari kesalahan tetapi kesalahan atau kejahatan tersebut bisa diubah sedikit demi sedikit dengan kebaikan hingga suatu saat kemudian benar-benar menjadi baik secara utuh.

Namun, sayang sekali, tidak sedikit manusia yang merasa berat bahkan seringkali mengatakan “Saya sudah ditakdirkan Tuhan untuk jadi buruk. Apalah daya saya”. Padahal Tuhan menciptakan kita ke bumi tidak untuk berbuat jahat tetapi semata-mata adalah hanya untuk menyembah kepadaNya sebagai bukti akan kebesaranNya.

Saat ini mungkin di mata satu manusia kita manusia buruk, tetapi boleh jadi di mata manusia lain justru kita salah satu manusia baik tersebut. Tidak perlu mencari keridhaan manusia, tetapi carilah keridhaan yang menciptakan manusia.

Giveaway Persahabatan NF

(Sahabat Selalu Hadir Tidak Hanya Disaat Bahagia Justru Selalu Ada Dikala Air Mata Kita Tumpah)

Giveaway Persahabatan NF

 

 

Facebook
Twitter

Related Posts

2 Responses

  1. yup.. manusia tidak pernah luput dari kesalahan, gelas yang terisi air seputih susu atau sebening air telaga pun akan bisa dikotori oleh setitik debu, tinggal bagaimana cara kita membersihkannya kembali, dan pada hakikatnya niat kita membersihkan adalah bukan karena ingin di nilai bersih oleh manusia tetapi justru ada lebih besar dari itu, yaitu oleh Sang Pencipta.

    🙂 makasih mba udah ikutan, segera di catat

    ‘xoxo’

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *