Search
Close this search box.

Karapan Sapi, Festival Meriah Madura Pendukung Konten Lokal Indonesia

Karapan Sapi, Festival Meriah Madura

Karapan Sapi, sebuah kelompok kata yang mengarahkan sudut pikiranku pada sebuah kota yang bernama Madura. Kota yang selalu hadir dengan corak dan motif khas (putih-merah) ternyata memiliki salah satu festival meriah. Dan festival meriah itu adalah Karapan Sapi. Karapan Sapi adalah salah satu keanekaragaman budaya daerah yang ada di Indonesia. Meskipun belum pernah menyaksikannya secara langsung (hanya melalui TV dan media cetak), namun saya sangat tertarik dengan tradisi Krapan Sapi ini yang berasal dari Pulau Madura, tepatnya di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Karapan Sapi, Festival Meriah Madura

Karapan Sapi – Asal Muasal serta Filosofi Dilaksanakannya Karapan Sapi

Defenisi Karapan Sapi secara:
Etimologi: terbagi atas dua suku kata yaitu “karapan/kerapan” yang berarti berbondong-bondong dan “sapi” yang berarti hewan mamalia berkaki empat.
Terminologi: Karapan Sapi adalah sebuah tradisi atraksi budaya dengan memacu kecepatn sapi yang dikendalikan oleh seorang pawang/joki yang duduk pada sebuah wadah yang disebut kaleles.

Tradisi atraksi budaya Karapan Sapi ini lahir akibat hampir sebagian penduduk di wilayah Madura-Pamekasan memiliki tanah pertanian yang luas. Dengan kondisi pertanian yang luas tersebut, penduduk menggunakan jasa sapi untuk membantu mereka dalam pengolahan lahan pertanian. Karena hampir semua penduduk memiliki sapi sebagai alat bantu pertanian, maka Karapan Sapi muncul sebagai sebuah atraksi menarik yang sangat ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Menurut penduduk sekitar, Karapan Sapi sudah dilakukan dan dilestarikan turun-temurun di daerah Madura-Pamekasan sejak abad ke-14. Lahirnya Karapan Sapi ini dikaitkan dengan legenda seorang kyai bernama Kyai Pratanu yang memanfaatkan tradisi Karapan Sapi sebagai sarana untuk penyebaran agama Islam (syi’ar Islam). Hal ini terlihat pada susunan sapi yang dibuat sejajar, yaitu kanan dan kiri, yang menandakan bahwa dalam hidup ini perlu kesesuaian antara dunia dan akhirat. Keduanya harus berjalan beriringan dan sebaiknya tidak ada yang dominan, sehingga kehidupan dapat berjalan mulus dan lurus.

Karapan Sapi – Jenis dan Waktu Pelaksanaan Karapan Sapi

Jenis-jenis Karapan Sapi dan waktu dilaksanakannya dapat dilihat sebagai berikut:

  1. Karapan Sapi Keni’: Karapan ini diadakan pada tingkat Kecamatan. Karapan Sapi ini hanya boleh diikuti oleh peserta yang berasal dari  Kecamatan yang berbeda namun masih berada dalam satu Kabupaten. Lintasan untuk Karapan Sapi jenis ini hanya berjarak 110 m saja. Kriteria penilaian dari Karapan Sapi ini adalah kecepatan dan lurusnya lintasan yang dilalui oleh sapi tersebut. Adapun pemenang dari karapan ini menjadi duta daerah untuk mengikuti Karapan Sapi di tingkat ibukota Kabupaten.
  2. Karapan Sapi Rajha: Karapan ini diadakan di ibukota Kabupaten. Umumnya dilaksanakan pada hari Minggu (libur hari kerja bagi pegawai instansi pemerintah, sehingga dapat menikmati tradisi budaya ini tanpa mengganggu aktivitas wajib). Peserta dari karapan jenis ini adalah wakil-wakil dari setiap Kecamatan yang mendapatkan juara pada Karapan Sapi Keni’ sebelumnya. Adapun lintasannya sedikit lebih panjang yaitu berukuran 120 m.
  3. Karapan Sapi Onjhangan: Karapan ini diadakan ketika terdapat keperluan pemerintah setempat. Terkadang, karapan ini dilakukan untuk acara peringatan hari-hari tertentu, misalnya pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Peserta dari karapan ini adalah mereka yang mendapatkan undangan khusus, baik yang berasal dari Kota Madura maupun yang lainnya.
  4. Karapan Sapi Karesidenan: Karapan ini diadakan untuk mengumpulkan dan mengadu kembali juara-juara karapan yang berasal dari setiap Kabupaten yang ada di Madura. Tradisi ini kemudian dipusatkan pada wilayah Pamekasan yang mengambil waktu hari Minggu. Karapan ini juga sebagai puncak tradisi karapan yang ada di Pulau Madura.
  5. Karapan Sapi Jhar-ajharan: Berbeda dengan keempat jenis karapan sebelumnya, Karapan Sapi Jhar-ajharan ini tidak memiliki waktu pelaksanaan khusus. Pemilik sapi yang akan mengikuti Karapan Sapi tingkat Kecamatan dan seterusnya, dapat melakukan Karapan jenis ini sebagai ajang untuk latihan. Waktunya dapat dilakukan setiap hari, tergantung dari pemilik sapi dan kesiapan sapi itu sendiri.

Karapan Sapi– Salah Satu Objek untuk Konten Lokal Indonesia

Saat ini sedang ramai dibicarakan tentang Industri Konten Lokal Indonesia. Konten lokal itu sendiri merupakan sebuah wacana atau isi, baik berupa tulisan, video atau bahkan lagu yang mengarah pada ciri khas daerah tertentu. Karena kita di Indonesia, tentu saja konten lokal yang dimaksud adalah hal-hal yang sifatnya publikasi tentang apa-apa yang ada di Indonesia, terkhusus pada tiap-tiap wilayah.

Konten lokal yang menarik untuk dikaji kali ini salah satunya adalah Karapan Sapi. Karapan Sapi ini sendiri sudah sangat mampu mendongkrak kemajuan pariwisata Indonesia. Sebab, atraksi pacuan sapi ini sangat unik, menarik dan memiliki nilai-nilai budaya yang baik. Tidak hanya wisatawan lokal Indonesia saja yang datang, tetapi wisatawan mancanegara juga tidak mau ketinggalan dengan tradisi budaya karapan ini.

Nilai agama yang terkandung dalam tradisi ini adalah sebuah bentuk pelajaran hidup agar senantiasa agama menjadi pilar dalam bertindak agar terjadi keseimbangan antara dunia dan akhirat. Nilai norma yang digambarkan dalam tradisi ini adalah kejujuran, kegigihan dan ketertiban dalam melakukan segala hal dalam kehidupan ini.

Jadi, sangat wajar bila rekan-rekan blogger Plat-M menjadikan Karapan Sapi sebagai tema untuk Lomba Blog Semi SEO dalam rangka memperingati HUT Plat-M yang ke-2 untuk mengangkat Konten Lokal Indonesia

Karapan Sapi – Pesan untuk Blogger Indonesia, khusunya Blogger Plat-M

Karapan Sapi ini memang hanya sebuah tradisi yang lahir akibat kebiasaan yang turun-temurun sejak dahulu. Namun, bukan berarti bahwa dengan kemajuan bangsa Indonesia saat ini kita sebagai blogger Indonesia menjadi pemusnah tradisi yang bernilai moral dan budaya yang tinggi ini. Justru sebaliknya, blogger Indonesia harus menjadi yang terdepan dalam memajukan budaya-budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu. Terkhusus untuk blogger Plat-M, teruslah memberikan isu-isu positif terhadap pelestarian budaya yang ada di Indonesia, khususnya wilayah Madura dan sekitarnya. Sebab, kemajuan Indonesia dalam bidang pariwisata juga menjadi tanggung jawab yang harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kaidah yang seharusnya.

——————————————————————————————————————————–

#Selamat Ulang Tahun untuk Plat-M yang ke-2. Di usia yang terbilang muda ini semoga tetap terus berkarya dan menebarkan kebaikan yang selalu mendatangkan banyak manfaat bagi siapa saja, khususnya bagi penikmat dunia maya. Mari lestraikan tradisi karapan sapi.

Facebook
Twitter

Related Posts

10 Responses

  1. Wah…ikut lomba lagi nich…Moga sukses ya…
    Sis..nitip lapak bagi pencinta film-film dari berbagai genre

  2. wow,ini mbak rahma yang ikut ke filipina itu ya. . mantap mbak . .:)

    salam kenal dari blogger nganjuk ;D
    komen buat artikelnya,detail,inovatif :ting:,semoga menang lagi lombanya 🙂
    sukses selalu 🙂

Leave a Reply to abdina Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *