Search
Close this search box.

Film My Generation: Alarm Kehidupan untuk Orang Tua

Film My Generation: Alarm Kehidupan untuk Orang Tua – Masuk ke kehidupan kids’ zaman now, tentu banyak sekali tantangan yang akan dihadapi. Hidup tak setenang dulu. Informasi tak sebanyak dulu. Bahkan kepintaran orang-orang saat ini tidak sama seperti orang dahulu. Semuanya semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Dan semuanya mau tidak mau berhubungan bagaimana kesiapan orang tua dalam menghadapi anak-anaknya saat ini.

Nah di bulan depan, tepatnya 9 November 2017, ada sebuah film baru yang digarap oleh Sutradara Upi berjudul My Generation. Pas banget film ini ada menurut saya karena memang kita sedang mengalami krisis karakter dan moral pada calon generasi selanjutnya.

Berikut saya berikan Sinopsi Film My Generation, semoga bisa memancing semangat untuk menonton dengan catatan mengambil pesan yang ingin disampaikan lewat film tersebut, baik untuk generasi milenial saat ini pun orang tua:

Film ini akan menceritakan tentang persahabatan dari empat orang siswa SMU, yaitu Zeke, Suki, Konji dan Orly. Yang mana kisah mereka di awali oleh gagalnya pergi liburan, dikarenakan video buatan mereka yang mengkritik guru, sekolah dan juga orang tua, telah menjadi viral di sekolahan mereka.

Hingga berakibat mereka dihukum dan tak boleh pergi berlibur. Liburan sekolah yang mereka sangka terkesan tak istimewa tersebut, akhirnya malah membawa mereka pada kejadian-kejadian serta petualangan, yang memberikan mereka pelajaran yang sangat berarti dalam kehidupan mereka. Semenjak saat itu kehidupan mereka tak lagi sama. Seperti apakah kisah lengkapnya?

Tonton Full Movie-nya untuk mengetahui jawabannya.

Wow… dari synopsis sudah terlihat bahwa ada “gebrakan” yang dibuat oleh sekelompok remaja yang menyatakan aspirasi mereka. Apakah itu salah? Hmm… let we see the full movie pastinya ya. Karena berasumsi tanpa melihat secara keseluruhan akan menjadikan kita orang munafik, bukan?

Petunjuk Sebelum Nonton Film My Generation!

Film ini menurut saya pribadi sangat cocok ditonton oleh orang tua yang menggandeng anaknya untuk ikut serta, khususnya anak yang sudah beranjak remaja. Bahkan para calon-calon orang tua (baca: generasi muda), sudah sepantasnya menjadikan film ini sebagai “warning”, bahwa tantangan mendidik anak dalam sebuah keluarga saat ini tidaklah mudah. Kompleksitas masalah remaja saat ini menjadi salah satu hal yang sangat “seksi” untuk dibicarakan. Dan pastinya dicari solusi agar tetap terkendali. Karena percuma saja terus dibicarakan tanpa ada aksi nyata. Seperti apa? Ya, paling sederhananya orang tua kembali “merangkul” anaknya. Bertanya pada mereka, “Adakah dirimu ingin berbagi cerita suka dan duka anakku?” atau melakukan pendekatan dengan menjadi “teladan” bagi mereka.

Pesan-Pesan Setelah Nonton Film My Generation

Setelah menyaksikan tayangan Film ini, mari sama-sama kembali memposisikan anak sebagai “amanah”. Bukan sekadar melahirkan, membesarkan, menyekolahkan, menikahkan dan selesai. Banyak hal yang harus dipelajari bersama seiring dengan perkembangan anak dari masa ke masa.

Sesibuk apapun kita sebagai orang tua, anak tetap harus menjadi prioritas. Karena perlu diingat kembali bahwa kelak amanah satu ini akan diminta pertanggungjawabannya. Kalau merasa letih atau kaget dengan perubahan yang terjadi karena pengaruh lingkungan, banyak tenpat untuk bertanya. Karena saat ini juga sudah banyak komunitas parenting dan kuliah-kuliah online yang membahas bagaimana solusi untuk orang tua.

Tidak ada lagi kata “tidak tahu” bahkan “tidak sempat”. Anak-anak tidak pernah meminta dilahirkan di tengah-tengah kita lho ya. Mereka adalah amanah dariNya yang saya yakin sejak sebelum menikah kita sudah memiliki keinginan untuk diberi amanah tersebut, bukan? Sekarang mereka sudah ada di tengah kita, bahkan mungkin sudah memberikan kebahagiaan-kebahagiaan yang boleh jadi kita luput. Jadi, sudah saatnya kita kembali lagi.

Yuk, jangan lupa tanggal 9 November 2017 ya teman-teman. Di seluruh bioskop tanah air. Surabaya dan sekitarnya, ayolah kita nonton bareng mungkin.

Facebook
Twitter

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *