Search
Close this search box.

Colour to Life, Warnai Pola Didik Anak Zaman Now

Colour to Life, Warnai Pola Didik Anak Zaman Now – Anak balita sudah kecanduan gadget? Apa benar ada yang seperti itu? Ya, saya jawabannya. Saya adalah ibu yang tadinya harus jumpalitan memikirkan bagaimana anak balita aktif di rumah saya terlepas dengan gadget tanpa bekas sedikit pun dalam memori otaknya.

Beragam psikolog yang saya hubungi dan jawabannya seragam kalau anak balita harusnya jauh dari gadget. Berkiblat pada Steve Jobs dan pembesar-pembesar teknologi lainnya yang mengatakan bahwa anak-anak mereka baru diijinkan menggunakan gadget saat usia 12 tahun. Namun, tidak sedikit juga yang kemudian berpendapat bahwa peran orang tua sangat diperlukan meskipun usia balita sudah mengenal gadget. Apalagi jika sudah mengalami yang namanya kecanduan.

Saya jadi flashback saat usia si kecil Salfa menjelang 3 tahun. Usia 2 tahun lebih, anak saya yang super aktif ini sudah mengenal gadget bahkan sudah masuk dalam kondisi kecanduan.

“Kok bisa Bunda sebut kecanduan? Memangnya nggak mau lepas sama sekali?”

Pertanyaan ini muncul dari teman saya yang menjadi tempat curhat kala itu, saat masih ada di Kertosono. Dan jawaban saya pun seperti ini:

“Coba datang ke rumah saya seharian. Lihat bagaimana anak saya begitu addicted-nya dengan gadget.”

Lalu teman saya pun datang membuktikan dan mengatakan bahwa saya harus segera mencari solusi agar memiliki gadget management untuk si kecil. Kalau tidak, bisa membahayakan si kecil dan pastinya akan memberikan dampak pada saya pribadi.

Gadget Management a la Bunda Salfa

Setelah mendaki gunung melewati lembah untuk mencari solusi anak yang kecanduan gadget, akhirnya kemudian bisa memutuskan dan mengelola solusi tersebut sampai hari ini. Jangan pernah menganggapnya ringan karena toh saya sendiri selaku freelancer yang sumber penghasilannya melalui gadget.

Dan untuk mensterilkan anak saya dari gadget di zaman now tentunya mustahil karena berkaca pada kami bedua selaku orang tuanya. Gadget menjadi media kami dalam mencari pendapatan keluarga. Jika kami melarang plek-plek pada si kecil untuk menyentuh gadget, itu bukan tindakan bijak.

Lalu, bagaimana kami memperkenalkan gadget sehingga si kecil tetap bisa terkontrol?

Komunikasi Produktif

Keberadaan metode parenting dimana langkah “komunikasi produktif” sebagai langkah awal, bagi saya itu sangat membantu.

Saya dan suami sama-sama menerapkan ini ke anak. Tujuannya tidak lain adalah agar si kecil memahami maksud dan tujuan melakukan sesuatu, termasuk gadget.

Kami berbagi tugas untuk memberikan input kepada si kecil soal dampak positif dan negatif ketika bermain gadget.

Hasilnya? Ya, Alhamdulillah si kecil bisa memahami kapan waktu bermain gadget yang kami setujui.

Alokasi Waktu Tertentu

Kalau kami mengajak si kecil untuk menyepakati waktu. Lucu? Ya, tidak jarang kok justru dari keluarga besar yang tertawa melihat pola kami memberikan gadget pada si kecil.

“Anak masih kecil kok diajak negosiasi!”

Kalimat itu sering terlontar dari keluarga besar karena seringnya melihat saya mengajak si kecil bermain atau mengalihkan perhatiannya terhadap gadget. Sebab, sudah ada waktu khusus bagi si kecil untuk bermain gadget sendiri.

Malam hari jelang tidur. Ini waktu terbaik yang kami pilihkan. Dengan kondisi low battery kami memberikan kesempatan si kecil untuk bermain gadget sampai benar-benar battery off.

Tentukan Jenis Video yang Boleh!

Karena sudah kebiasaan diberikan tontonan video yang positif, tidak jarang si kecil selalu bertanya sebelum menonton video baru.

“Bunda, Salfa boleh nonton ini?” Sambil menunjukkan layar gadget yang dipegangnya.

Tidak semua yang diinginkan si kecil kami ikuti. Lebih seringnya kami memberikan video yang isinya review perjalanan atau unboxing mainan dari youtuber, baik skala nasional maupun internasional.

Tujuannya adalah si kecil memiliki kosakata yang banyak. Jika ada yang tidak dipahami, barulah si kecil akan menanyakan maksudnya seperti apa.

Free Time untuk Kondisi Tertentu

Sebagai bunda dengan profesi blogger dan pebisnis, ada kalanya saya harus keluar rumah untuk menghadiri undangan klien. Mayoritas saya akan membawa serta si kecil.

“Apakah si kecil bisa diam saat acara berlangsung?”

Beruntungnya, si kecil seringkali mau diajak negosiasi sebelum benar-benar kami keluar rumah. Saya sudah sounding jauh-jauh hari biasanya agar si kecil mau bekerja sama saat saya harus menghadiri sebuah event.

Dan kami sepakat untuk memberika free time of gadget untuk kondisi tersebut. Namun, kenyataannya juga kalau sudah bertemu dengan teman-temannya (anak dari teman yang juga diundang) gadget ditinggalkan dan lebih memilih bermain bersama.

Kalau ada yang menganggap keputusan kami salah, we feel free to allow it. Karena masing-masing kita akan menanggung resiko sesuai kondisi yang dihadapi sendiri juga, bukan?

Bermain dengan Aplikasi yang Kids Friendly

Kami memang orang tua yang tidak bekerja di kantor. Namun, kesibukan kami juga tidak kalah dengan mereka. Untuk itu, kami pun punya alokasi waktu untuk menyempatkan bermain bersama anak meskipun dalam rumah. Dan gadget pun bisa menjadi media kami untuk melakukan bonding dengan anak.

Salah satunya dengan aktivitas aplikasi ponsel yang ramah anak.

Nah, baru-baru ini saya diperkenalkan dengan “mainan baru” oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) yaitu aplikasi Colour to Life.

Apa itu? Bagaimana mengoperasikannya? Simak terus sampai habis ya!

Hadirnya Colour To Life, Warnai Aktivitas Bunda Milenial dan Anak Generasi Z

Berkenalan dengan Aplikasi Colour to Life

Ini adalah produk yang diinisiasi oleh Faber-Castell. Pasti bunda sudah kenal banget dengan brand satu ini. Penyedia media alat tulis yang sejak kecil menjadi incaran orang tua saat melengkapi kebutuhan anak bersekolah.

Nah, seiring dengan kemajuan teknologi, Faber-Castell pun memahami tentang apa yang menjadi kebutuhan para orang tua dalam menghadapi anak generasi Z. Dan sebagai bunda milenial, gadget menjadi barang primer dengan segala bentuk kebutuhan.

Menjawab hal tersebut, Faber-Castell tidak hanya memproduksi produk alat tulis begitu saja. Ada tambahan “media bermain anak dan orang tua” sebagai langkah untuk membentuk bonding. Sebab, tidak sedikit anak-anak merindukan kehadiran orang tua saat mengenal hal-hal baru, bukan?

Colour to Life ini adalah produk bundling media mewarnai dan aplikasi yang menghidupkan gambar. Setelah gambar sudah diwarnai, anak bisa memainkannya dengan aplikasi augmented reality.

Ada 15 halaman augmented reality colouring book + 20 connector pens dalam produk Colour to Life.

Bagaimana Cara Menggunakan Produk Colour to Life?

Mudah. Ajak anak untuk mewarnai setiap gambar yang ada di buku dan pastikan Colour to Life sudah ter-install sempurna di ponsel. Untuk lebih jelasnya, bisa cek cara download Colour to Life pada video berikut:

 

 

Senangnya karena gambar yang kita warnai maka itu pula yang akan muncul dalam layar gadget saat memainkan aplikasi Clour to Life. So, biarkan anak berimajinasi dengan warna dari setiap lembaran mewarnai yang ada.

Ada 5 List Permainan dalam Colour to Life

Dalam Colour to Life diberikan 5 jenis permainan yang masing-masing memiliki manfaat positif untuk anak. Jika orang tua merasa was-was memperkenalkan games, untuk Colour to Life ini sendiri boleh saya katakana aman. Tergantung bagaimana orang tua selalu mendampingi saat bermain.

Berikut 5 list permainan Colour to Life:

Giddy Up

Kalau anak saya menyebutnya sebagai “pangeran” karena ada sosok berkuda sebagai pemeran utamanya. Permainan ini mengajak anak untuk berpacu dengan cepat sambil memperhatikan jalan yang penuh dengan rintangan, mengambil poin dan juga waktu agar permainan terus berjalan.

Giddy Up Color to Life

Dengan permainan Giddy Up, anak diajak untuk:

  • Terlatih dalam mengkoordinasikan mata dan tangan
  • Terlatih dalam skill motorik
  • Meningkatkan konsentrasi
  • Terlatih pada gerak refleks

Pogo Boy

Permainan dengan anak laki-laki sedang menggunakan alat pegas dan melompat kesana-kemari, membuat si kecil jadi sering tertawa dan menirukan dengan lompatan.

Pgo Boy Color to Life

Tujuan permainan ini hampir sama dengan “Giddy Up” hanya saja medannya berbeda. Pogo Boy berupaya untuk melompat dari satu batu ke batu lainnya dan menghindari jatuh ke air (baca: tercebur).

Dengan permainan Pogo Boy, anak menjadi:

  • Terlatih dalam mengkoordinasikan mata dan tangan
  • Terlatih dalam skill motorik
  • Terpacu meningkatkan konsentrasi
  • Terlatih pada gerak reflex

Dress-Up Challenge

Permainan ini punya tantangan sedikit lebih tinggi dibandingkan dua permainan di atas. Karena orang tua dan anak dituntut untuk memiliki daya ingat.

Dress Up Challenge Color To Life

“Princess” begitu anak saya menyebutkan tokoh perempuan dalam permainan ini. Mengganti outfit yang sudah diperlihatkan pana mannequin.

Dengan permainan Dress-Up Challenge, anak menjadi:

  • Terlatih untuk mengasah daya ingat
  • Terlatih untuk konsentrasi dan fokus

Balance Your Brain

Permainan ini mengajak anak untuk mengenali warna. Karena anak saya belum bisa membaca dengan sempurna, maka tulisan dan gambar telapak kaki binatang yang digambar oleh pelukis dengan tokoh berbentuk kucing ini, bisa dimainkan dengan mudah, haha.

Balance Your Brain Color to Life

Namun, bagi yang sudah membaca pasti akan lebih seru dan menantang. Karena harus disesuaikan antara warna dan kata di bawahnya dengan menekan tanda (√) atau (X).

Dengan permainan Balance Your Brain, anak menjadi:

  • Seimbang fungsi antara otak kiri dan otak kanan
  • Terlatih meningkatkan konsentrasi dan fokus
  • Terlatih untuk cepat berpikir

Safe Flight

Permainan ini tidak kalah serunya. Mengajak anak bermain untuk mengendalikan pesawat agar tidak terkena awan yang mengandung petir. Intinya, pesawat jangan sampai kecelakaan, hehe.

Safe Flight Color to Life

Dengan permainan Sfae Flight, anak menjadi:

  • Terlatih dalam mengkoordinasikan mata dan tangan
  • Terlatih dalam skill motorik
  • Terlatih meningkatkan konsentrasi dan fokus
  • Terlatih untuk cepat berpikir

Video Salfa Bermain bersama Colour to Life

Mau lihat Salfa bermain bersama Colour to Life dari Faber-Castell, bisa simak video berikut ini:

 

Bagaimana Mendapatkan Produk Colour to Life?

Sekarang semua serba canggih ya. Tinggal bagaimana usaha kita untuk memperoleh banyak informasi. Nah, bagi bunda yang ingin bermain seperti kami, tempat pembelian Produk Colour to Life ada di Tokopedia, Gramedia atau toko buku terdekat.

***

Well… itulah di atas gadget management a la saya yang selalu di-support oleh suami. Beruntung pula karena Colour to Life Faber-Castell menghadirkan media seperti ini. Tidak perlu anti bahkan fobia dengan gadget. Sebab pasti yang diciptakan di dunia selalu punya kelebihan dan kekurangan, gadget pun salah satunya.

So… sudah siap mewarnai hari bersama si kecil dengan Colour to Life a la Faber-Castell? Ditunggu sharing cerita serunya ya. Bunda!

Facebook
Twitter

Related Posts

15 Responses

  1. Inovasi Faber Castell ini menolong banyak orangtua yang banyak berkerja di dunia online ya. Gadget timenya bisa lebih dipersingkat karena anak harus selesai mewarnai lebih dulu.

  2. kaka salfa, kapan-kapan main bareng yuk..

    ini mainannya udah update teknologi banget AR nya bagus,, jadi pengen beli

  3. Itu keren banget, bs hidup gambarnya yaaa. Pinternya mbak Salfa maen Colour to Life. Wah anakku pasti makin semangat mewarna nih. Keren faber castell 🙂 Makasih infonya mbak 🙂

  4. Seru banget ini, bisa mewarnai dan bermain. Weekend nanti mau ke Gramed ah, cari produknya buat ponakanku 🙂

  5. main gadget buat anak memang gak dilarang cuma hanya perlu diawasi dan pembatasan. Masa sih anak skr dilarang melek teknologi jadinya nani kuper ya

Leave a Reply to Rahmah Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *