Search
Close this search box.

Menuju Kopdar 1000 Blogger Nusantara, Java oh Java!

Diarak dari Rumah sampai ke Bandara Tjilik Riwut

Terharu. Wakil perasaanku terhadap beberapa mahasiswa(i)ku yang dengan setianya mengurusi keberangkatanku ke acara Blogger Nusantara sebagai wakil Kalimantan Tengah.

Jujur saja,  aku sendiri sempat dilanda kebingungan satu minggu untuk memilih salah satu diantara mereka yang akan ikut bersamaku. Soalnya, aku tidak ingin mereka merasa dibedakan satu dengan yang lain. Akhirnya, aku bangga kepada mereka sebab pilihanku sama sekali tidak diprotes bahkan didukung sepenuhnya. Titik air mataku jatuh dalam perjalanan dari rumah ke bandara Tjilik Riwut,  karena aku tidak salah mendidik mereka selama ini. Nge-blog memang sesuatu yang bisa menentramkan hati.

Tersebutlah sebuah nama, Avit Santoso, mahasiswa ter-tampan di kelasnya. dan punya gaya sendiri dalam nge-blog. Nama inipun kemudian sudah dikomunikasikan dengan sesepuh Blogger Kalteng, pak Urip yang menurut informasi beliau, tidak bisa hadir karena informasi yang mepet. Maklum saja, nama pak Urip baru ketahuan dua hari sebelum saya berangkat. Hal ini yang menjadikan semangat saya untuk kembali membangun Komunitas Blogger Kalteng kembali hidup setelah 1,5 tahun lamanya tertidur.

Pukul 14.35 WIB, kami sudah tiba di bandara. Sayang sekali kami sempat dilarang masuk ke waiting room karena tiket belum disentuh oleh pihak pajak bandara. Untung saja, gerakanku lincah hingga sedikit berlari menuju pos pajak bandara. Aku sendiri heran sebab waktu masuk, petugas tersebut tidak berada di pos yang dimaksud.

Setelah selesai,  eh ternyata si Avit belum  sholat dhuhur. Avit kemudian mencari tempat untuk sholat dan terpaksa keluar dari waiting room. Aku hanya tersenyum melihat Avit. Maklum, Avit jarang bepergian jauh sehingga jarang  meng-qadha sholat. Kalau aku sendiri sudah menggabungkan sholat dhuhur dengan ashar. Untungnya pesawat yang akan kami tumpangi sedikit delay beberapa menit, jadi Avit masih beruntung.

at Pesawat Batavia Air

Suasana dipesawat sangat asyik. Tidak begitu banyak orang dan posisi duduk  sangat menyenangkan, tepat berada di samping jendela pesawat. Maka dengan posisi itu aksi Camera Canon 1000D-ku terlihat. Foto kanan kiri dan mengabadikan setiap bentuk yang ada.

Posisi berada disamping sayap kanan 😀

 

Posisi Pesawat masih Berada di Wilayah Kalimantan

Nampak sangat jelas masih banyak lahan hijau   dan masih membutuhkan pembangunan yang terus dijalankan. Berbeda dengan gambar di bawah ini:

Wilayah Jawa, padat dengan bangunan… Tak hijau lagi…!!!

Gambar berbeda dengan keadaan pulau kami, Kalimantan. Meskipun baru sekitar 3 bulan keberadaanku di Kalimantan, tetapi perbedaan sangat nampak kurasakan.

Beralih dari gambar-gambar yang sempat terekam ini, ada satu hal yang paling membuatku heran, yaitu sosok Avit yang cakep itu kemudian harus mengalami yang namanya “mabok pesawat“. Aku tidak pernah menyangka kalau orang seganteng dia harus muntah di pesawat. Otomatis, aku bertindak layaknya seorang ibu buat Avit saat itu. Lebih lucunya lagi, Avit muntah disaat pesawat sudah mendarat dan semua penumpang sudah mulai beranjak dari tempat duduknya.

Oh My God… That was unforogotable memory. Melihat orang pertama kali muntah di pesawat dan pesawat itu sudah berhenti. Aku seringkali tertawa dan tersenyum melihat tingkah Avit yang demikian. Ingin kuabadikan ketika muntah, tetapi aku sendiri sebenarnya tidak sanggup melihatnya. Takut tersugesti untuk melakukan hal yang sama. Akhirnya, kantong muntah pesawat penuh juga dengan muntahnya Avit. Tetapi, Avit masih kuat berjalan dan satu lagi Avit masih sempat narsis di depan pesawat sesaat setelah muntah. Berikut hasil jepretannya:

Masih sempat narsis setelah muntah 😀

Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo

Lagi-lagi pengalaman menjadi bahan untuk menulis. Sungguh sangat tidak percaya kalau tanggal 27 Oktober 2011, pukul 17.35 WIB aku menginjakkan kaki di Bandara Internasional Juanda. Tidak pernah membayangkan akan mengunjungi Pulau Jawa yang merupakan impian sejak ayahku masih hidup. Andai saja ayahku masih ada, mungkin ayah bangga padaku karena sudah mampu mewujudkan impianku dan juga impiannya (membawaku naik pesawat ke Pula jawa). Air matapun menetes dengan kerinduan terhadap ayah dan juga keharuan yang kurasakan.

Setelah tiba dan masuk ke Bandara Juanda, Sidoarjo (ga’ mau bilang Surabaya  sebab wilayah bandara masih Sidoarjo), aku menghubungi panitia bernama Bair.  Sosok yang aku kenal via milis, sms dan telepon. Sudah merasa akrab, namun belum pernah bertemu muka.

Ternyata, tiba di bandara aku harus menanti kedatangan Eyang Anjari, dengan alasan agar panitia menjemput sekalian saja. Dengan penuh keshabaran ekstra, kami menunggu. Avit sibuk menelepon dengan sang kekasih sementara saya sibuk mencari outlet yang menjual pulsa XL. Lumayan juga menunggunya namun sedikit terhibur karena sudah mendengar suara mas Gempur.

Akhirnya, mas Anjari tiba di bandara dan lagi-lagi kami harus saling mencari  satu sama lain. Sosok mas Anjari sudah sangat kukenal sejak Blogilicious Fun Makassar tahun lalu. Tetapi, karena lama tidak bertemu, wajahnyapun masih nampak samar ditengah keramaian bandara.

Setelah bertemu dengan beliau, mas Bair menghubungi kalau peserta dari Riau juga tiba diwaktu yang sama, namanya mas Yasri. Dengan senang hati menuruti permintaan mas Bair dan menghubungi mas Yasri. Sempat kebingungan  mencari sosok beliau. Ternyata eh ternyata setelah bertemu dengannya, sosoknya  sudah sering kulihat di FB.

Perjalanan Menuju GOR

Kami berempat kemudian diantar menuju GOR Tennis Indoor, meskipun sempat salah persepsi tentang penginapan. Namun sangat tidak menjadi masalah. Perjalanan lumayan jauh. Di dalam mobil rasanya seperti berada di atas pesawat lagi, soalnya duduk disamping mas Anjari, sosok yang sudah sangat populer di dunia per-blogging-an. Apalagi di dalam mobil, cuma aku yang termanis dan tercantik, :D.

Perjalanan dari bandara ternyata sangat lama namun tetap mengasyikkan sebab mas Anjari tidak pernah diam. Suaranya yang memang merdu sejak lahir menghiburku. Dan sekitar pukul 20.00 WIB, kami tiba ditempat yang dimaksud, Hotel Sun City, tempat mas Anjari akan menikmati malamnya di Sidoarjo, sementara kami masih harus diantar ke tempat yang fantastis dibandingkan hotel, GOR Tennis Indoor.

Tidak percaya dengan keadaan sekitar dimana sebuah lapangan yang awalnya jelek disulap oleh jemari-jemari ajaib panitia + volunteer. Kufikir ceritaku akan berakhir sampai disini, ternyata masih sangat panjang dan harus kuhentikan sejenak sambil mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tulisan selanjutnya.

So, nantikan review-ku selanjutnya ketika berada di GOR Tennis Indoor…

Facebook
Twitter

Related Posts

9 Responses

  1. ternyata seru juga ya kisah menuju acara kopdar kemarin, kalo seperti saya yang dari kota sebelah sidoarjo (surabaya) tidak ada banyak cerita unik seputar perjalanan menuju kopdar blogger nusantara, sebab hanya tinggal melangkahkan kaki saja.. 🙂

  2. Sebenarnya semua orang punya keseruan sendiri,
    Coba diliat dari sudut pandang yang berbeda, pasti ada-ada saja yang bisa diceritakan..
    Salam kenal yah mas 😀

Leave a Reply to Agus Lahinta Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *