novel terbaik

5 Novel Terbaik Sepanjang Masa ini saya tuliskan setidaknya untuk kembali mengenang bahwa membaca adalah aktivitas menyenangkan. Bahkan saya sudah membayangkan kelak koleksi novel yang ada di dalam kardus bisa menjadi warisan.

Mengapa Novel?

Awal saya jatuh cinta membaca pun karena diberikan bacaan menarik oleh almarhum bapak. Ternyata itu adalah sebuah novel ringan milik bapak. Saya sudah lupa tepatnya semua judul yang diberikan, tetapi saya masih ingat kalau intinya memberikan motivasi agar termotivasi menjalankan kehidupan dimana kaki berpijak.

Novel juga setidaknya memberikan pelajaran tambahan buat saya dalam hal merangkai kata. Penggunaan diksi yang tepat, kosakata yang banyak sehingga pengetahuan bertambah bisa diperoleh dari novel yang dibaca.

Memang tidak semua sih tetapi mostly saya mendapatkan kekuatan untuk menulis diary pada saat itu karena sering membaca novel. Meskipun terkadang ada ke-lebay-an yang terjadi ketika saya menghadapi sebuah problema kehidupan yang bejubel. 

5 Novel Terbaik versi Saya

1. Moonlight Waltz

Ini adalah novel yang bisa saya habiskan selama saya duduk di atas angkot saat dalam perjalanan ke kampus. Kalau di kampung saya, sebutan angkot itu adalah pete-pete. 

Novel ini karya Fenny Wong dengan inti cerita cinta segitiga. Klasik? Memang sih, tetapi bagi saya pemilihan plot cerita yang tidak biasa membuat saya menarik untuk membacanya sampai habis karena rasa penasaran.

Kisah antara Arlin, Aldo dan Liora. Cinta yang tumbuh karena musik dan dilema pun hadir mewarnai kehidupan cinta mereka. Hmm, teman-teman sudah ada yang pernah baca novel Moonlight Waltz ini?

2. Gadis Pantai

Novel ini berkesan karena kebetulan sekali waktu itu saya dijadikan moderator dalam sebuah WAG. Ya, sebuah WAG Klub Buku yang ada di Surabaya.

Bagi saya, novel ini berkesan karena for the first time saya membaca karya Om Pramoedya Ananta Toer. Saya jarang bahkan berpikir dua kali ingin baca karena rata-rata tebalnya seperti tumpukan bantal tidur. Namun, satu ini beda. Tipis dan ternyata mudah untuk saya pahami alur ceritanya.

Dan sedihnya, buku ini harus menjadi santapan rayap karena rumah kontrakan sempat kutinggal ke kampung karena melahirkan.

3.  Ketika Mas Gagah Pergi

Ini dia novel islami pertama yang membuat saya tergugah untuk mengenakan hijab saat SMA. Ya, perjalanan hidayah saya memang terbilang lambat. Namun, saya bersyukur karena dengan novel karya mbak Helvi Tiana Rosa ini, saya jadi paham tujuannya menulis buku selama ini.

Novel ini sudah difilmkan tetapi saya belum tergerak untuk menontonnya. Sebab saya tahu bahwa hasilnya akan berbeda dari novel karena ada bagian yang akan dihilangkan atau ditambahkan. Meskipun saya mendengar respon penonton positif akan film ini, saya masih belum menontonnya.

4. Matilda

Kalau ini novel menggemaskan yang pernah ada. Saya membacanya juga sejak SMA. Sekarang punya dua versi, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Novel yang ditulis Roald Dahl memang selalu unik.

Saya sendiri masih berharap bisa koleksi Book Set yang Matilda menjadi salah satunya. Namun, saya urungkan dulu karena ada prioritas.

Matilda ini berkisah anak perempuan kecil yang kecerdasannya di atas rata-rata. Namun, orang tuanya seolah tak peduli bahkan saking diberikan kebebasan untuk melakukan hal sendiri, perpustakaan adalah tempat kesukaannya dalam melahap bacaan jenis apa saja.

Jangan salah, anak kecil jika diusik maka akan berbuat tingkah usil di luar ekspektasi orang dewasa.

5. Heartwarming Chocolate

Ini adalah salah satu dari seri Yummylit yang saya suka. Ditulis oleh Prisca Primasari, perempuan dengan style sederhana tetapi selalu teduh ketika diskusi tentang kepenulisannya dengannya. Pernah sekali bertemu dan humble meskipun hanya sesaat untuk bercengkrama.

Novel ini ngomongin cokelat dengan alur yang ringan dan menyenangkan. Saya jadi bertambah wawasan soal cokelat. Selama ini tahunya cuma makan saja. Padahal ada berbagai jenis cokelat yang akan membuat cita rasa minuman berbeda, karena diracik orang berbeda.

***

Well, itulah 5 novel terbaik sepanjang masa menurut saya yang sudah membacanya dengan saksama. Apakah ada salah satunya yang pernah kalian baca juga?

Facebook
Twitter

Related Posts

One Response

  1. Kebetulan saya juga senang sekali membaca novel. Walaupun suka baca novel tebal, kalau isinya bagus nggak bakalan berasa bacanya. Seharian kadang udah kelar beratus halaman *saking nggak sabar melihat endingnya…hihi. Patut dibaca nih seluruh novel di atas. Belum semuanya saya punya.

Leave a Reply to Muyassaroh Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *