Search
Close this search box.

5 Cara Sederhana untuk Memulai Hidup Minimalis

5 Cara Sederhana untuk Memulai Hidup Minimalis – Sejak menikah, saya jadi seperti punya rem dalam menjalankan setiap keinginan jiwa yang tujuannya hanya untuk kesenangan sesaat. Membeli printilan lucu-lucu hingga membeli buku hanya karena tertarik dengan sampulnya saja, itu adalah kegiatan nikmat saat masih kecil. Meskipun masih beberapa kali juga akhirnya melakukannya lagi padahal ada pasangan yang selalu mengingatkan, “Bunda, beli yang dibutuhkan saja.”

Sebenarnya, saya sudah sangat paham kalau hidup itu sebaiknya sederhana saja. Karena toh semua bakal ditinggalkan, tidak dibawa mati kecuali amal perbuatan yang telah dilakukan semasa hidup. Mau rumah semewah apapun tidak akan ikut menemani sampai ke liang kubur. Saya paham betul.

Hanya saja, saya manusia yang seringkali tergoda dengan sesuatu yang unik, lucu, indah dan sejenisnya. Bahkan tidak jarang akhirnya membeli barang yang sama persis karena manajemen yang kurang bagus. Akhirnya, sepekan kemarin saya dan suami membersihkan barang-barang di rumah. Hasilnya? Berkardus-kardus barang yang tidak dipakai, tetapi terbeli hanya karena mengikuti nafsu mata saja. Ada juga barang-barang sebagai reward ketika pulang dari meliput kegiatan, semuanya hampir masih utuh. That’s why selama sepekan ini, rumah saya sudah persis seperti gudang, haha.

Nah, saya dan suami pun akhirnya berniat hidup semakin minimalis. Mulai resolusi 2020 dengan niat untuk berubah. Tidak lagi membeli barang yang hanya sekadar memuaskan nafsu. Kalaupun ingin banget, bisa sesekali tetapi itu pun dijadwal. Dan untuk memulai hidup minimalis, kami lakukan cara sederhana berikut ini:

Mengeluarkan Barang yang Tidak Lagi Digunakan

Alhamdulillah rumah sudah sedikit longgar. Kebetulan juga rezeki kami masih berupa rumah kontrakan kecil. Sejauh ini cukuplah buat kami berempat. Rasanya sedikit lebih longgar karena beberapa kardus buku dan barang-barang yang tidak dipakai lagi kami pindah tempatkan kepada yang lebih membutuhkan. Bahkan kami buang juga barang-barang yang tak lagi bermanfaat seperti sudah rusak. Sesekali kemudian saya nyeletuk ke suami: “Ayah, selama ini kita nimbun sampah.”

Menjual Barang Preloved yang Masih dalam Keadaan Bagus/Segel

Nah, ini dia aslinya penimbun buku, haha. Ternyata suka beli buku tetapi disimpan dan mayoritas masih aman dalam segel. Bahkan ada yang masih utuh tak tersentuh karena habis baca 10 halaman, lalu tinggalkan dengan buku lainnya. Belum lagi dengan printilah foto yang beberapa kali beli yang sama karena setelah dipakai, ada anak yang memainkannya. Selain itu, ada juga mainan anak yang senangnya beli karena lihat promo dan lucu. Jadinya? Ya numpuk deh. Padahal anak mainnya juga terbatas dengan mainan kesukaannya saja.

Buat Jadwal Belanja untuk Barang Keinginan

Kalau ini tergantung ingin apa. Tahun 2019 lalu ingin sekali ganti lensa kamera yang sesuai dengan nama kamera tetapi harganya mahal sekali dan terbentur dengan prioritas. Makanya saya menunda hingga kemudian ada dana cukup untuk itu. Alhamdulillah bisa terbeli setelah menanti 8 bulan lamanya, itupun bukan lensa yang mahal itu tetapi yang harganya murah tetapi kualitasnya masih oke sesuai dengan hasil diskusi di grup WA fotografi.

Selalu Tanamkan “Kalau Saya Beli, Manfaatnya Apa untuk Jangka Panjang?” Sebelum Melakukan Pembelian

Ini nasihat langsung dari suami saat kami melakukan bersih-bersih rumah. Sembari bercanda karena tubuh lelah hanya mengurusi barang yang sebenarnya tidak penting, haha.

“Bunda, lain kali kalau lihat yang lucu-lucu di luar sana, jangan langsung beli. Tanya diri dulu, manfaatnya apa, mau disimpan di mana dan setelah beli bisa dijual lagi atau tidak?” 

Setidaknya itu bisa nge-rem supaya tidak lagi mudah mengeluarkan uang untuk barang yang sejatinya menjadi sampah di kemudian hari. Selain dompet mengering, ruangan di rumah menjadi sempit.

Beli 1 Keluarkan 2 atau Lebih

Ini diajarkan oleh penulis yang bukunya saya baca beberapa waktu lalu. Bahkan ada teman dekat saya pun melakukan demikian. Ketika beli baju baru 1 maka di dalam lemari harus keluar juga, minimal banget 1. Bahkan lebih baik kalau bisa 2. Supaya isi lemari tidak menumpuk. Dan benar! Saya merasakan nyaman melakukannya. Bahkan bukan beli 1 keluar 2, tetapi beli baju 1 keluar 1 kardus baju layak pakai. Biasanya kami simpan sambil menunggu informasi teman-teman yang menggalang donasi. Hasilnya? Saya merasa lebih hidup karena setiap buka lemari tidak takut lagi kalau pakaian tersebut akan menjadi halangan di akhirat karena bertumpuk tak terpakai.

***

Well… itulah cara sederhana saya dan pasangan yang berusaha kami lakukan sejak 2019 dan semoga berlanjut terus sebagai resolusi 2020. Sederhana tetapi kalau dipikir, dampaknya justru sangat luar biasa. Saya jadi mikir mau beli-beli karena sekarang lebih butuh rumah yang sedikit luas dibandingkan penuh dengan barang yang proses perawatannya pun membutuhkan tenaga dan waktu.

Facebook
Twitter

Related Posts

One Response

Leave a Reply to Hanila PendarBintang Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *