Search
Close this search box.

Karena Traveling itu Nggak Harus Mahal

Karena Traveling Nggak Harus Mahal

Karena Traveling itu Nggak Harus Mahal – Saya masih ingat bed talking dengan suami setahun yang lalu. Keinginan berlibur di Pulau Dewata sebenarnya bukan impian kemarin sore. Sejak awal menikah, saya selalu mendambakan honeymoon di Bali. Destinasi bulan madu satu ini memang paling banyak dipilih oleh orang-orang, apalagi di kampung saya (Maros, about 17 km from Makassar). Bali sudah mampu menciptakan predikat bahwa bulan madu ke kota tersebut adalah sebuah kesuksesan tersendiri bagi bottimparu (pasangan yang baru saja melangsungkan pernikahan).

Hmm… jadi wajar jika ada sedikit keinginan seperti itu dibenak saya. Apakah kemudian honeymoon yang saya dambakan terwujud? Tidak. Bulan madu sepertinya bukan sesuatu yang menjadi prioritas sesaat pintu gerbang rumah tangga kami buka. Banyak hal yang harus kami benahi, khususnya saling memahami satu sama lain. Karena kami berbeda suku (Bugis-Jawa), proses adaptasi harus berlangsung lebih lama. Yup, pertemuan kami singkat dan diakhiri dengan kesepakatan menikah.

Karena Traveling Nggak Harus Mahal

Seiring berjalannya waktu, saya ternyata tidak mampu melupakan pesona liburan di Bali. Tuhan memberikan suami dan keluarganya yang ada kaitannya dengan Bali. Ada satu bulik (adik perempuan dari ibu mertua) yang tinggal di Bali. Meskipun saat ini sudah tiada, masih ada anak-anaknya yang meneruskan hidup di sana. Hingga salah satu dari mereka menikah.

Lalu apa hubungannya dengan cerita di atas dengan traveling? Pastinya ada dong! Saya bisa melakukan traveling ke Bali sebagaimana impian saya. Dengan adanya keluarga di Bali, dana untuk traveling khususnya liburan dalam rangka honeymoon yang tertunda bisa diminimalkan. Melakukan traveling dengan dana minimal tentu akan menghasilkan kebahagiaan dari dua sisi, hati dan dompet.

Nah, pada kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman traveling hemat ke Bali dengan dua moment:

Ke Bali bersama Rombongan dengan Bus

Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya bahwa dengan adanya keluarga di Bali, impian mengunjungi tempat tersebut akhirnya terwujud, bulan Juli 2016 lalu. Saya sendiri tidak pernah membayangkan akan bisa ke Bali dalam rangka pernikahan saudara sepupu dari keluarga suami.

with Keluarga Suami
Pura Ulun Danu Beratan, Bali

Waktu itu kami ke Bali bersama rombongan keluarga suami (1 bus pariwisata dan 1 mobil). Total biaya selama 4 hari 3 malam (termasuk waktu dalam perjalanan) < Rp 1.000.000,-. Padahal kalau dipikir, saya membawa anak balita yang sedang dalam masa usia aktif.

Bahagianya Naik Bus ke Bali bareng Keluarga Besar Suami
Naik Bus ke Bali

Ke Bali bersama Gengs Blogger dengan Kereta

Awalnya perjalanan ini tidak sengaja. Menentukan waktu liburan bersama keluarga memang jauh lebih mudah dibandingkan dengan teman. Soalnya, masing-masing pasti memiliki tingkat kesibukan yang berbeda satu dengan yang lain. Ketika waktu yang sama untuk traveling, sungguh ini hal yang menyenangkan. Dan yang paling membuat saya tercengang adalah destinasi liburannya adalah Bali.

Water Blow di Bali
Water Blow di Bali

Kalau sudah membaca dari atas maka tentu bisa memastikan bahwa saya tercengang karena dalam kurun waktu yang kurang dari 1 bulan, saya melakukan traveling lagi ke Bali. Yup, Juli dan Agustus 2016 adalah bulan penuh precious moment bagi saya. Betapa tidak, saya akhirnya bisa menjejakkan kaki dan kenangan di sana.

Peninsula Island, Bali
Peninsula Island, Bali

By the way, ke Bali menggunakan moda transportasi kereta api sangat pas untuk traveler pemula seperti saya. Berangkat dari Surabaya-Denpasar dengan waktu tempuh lebih kurang 11 jam dan biaya yang dikeluarkan adalah Rp 205.000,- untuk sekali jalan. Terbilang murah karena booking tiket jauh-jauh hari. Menggunakan kereta dengan Kelas Bisnis dan perjalanan pada malam hari itu bagi saya menenangkan. Dari Surabaya sekitar jam 22.00 WIB dan tiba di Denpasar (Pelabuhan Gilimanuk)sekitar pukul 07.00 WITA sudah bisa menghasilkan banyak cerita.

Bagaimana dengan menggunakan transportasi udara? Sebenarnya pesawat bisa menjadi pilihan juga. Hanya saja harga pasti akan lebih tinggi. Kalau dibandingkan dengan naik kereta, selisihnya memang tidak seberapa. Bukankah berangkat dengan banyak teman dalam sebuah perjalanan panjang itu mengasyikkan?

Garuda Wisnu Kencana, Bali
Garuda Wisnu Kencana, Bali

Setiba di Bali pun, saya tidak menghubungi keluarga. Kebetulan sekali mendapatkan penginapan gratis di sebuah hotel yang diusahakan oleh salah satu teman. Sehingga biaya penginapan selama 3 hari 2 malam bisa dialihkan kepada kebutuhan lain. Hemat lagi, bukan?

Apakah perjalanan dengan moda transportasi termurah sudah disebut dengan traveling murah? Tunggu dulu. Destinasi wisata yang dekat dengan penginapan ternyata semakin menghemat perjalanan gengs kami lho. Dari hotel cukup berjalan kaki sekitar 10-15 menit maka Pantai Kuta di wilayah Legian sudah bisa dinikmati. Kenapa harus berjalan kaki? Karena liburan pun tidak berarti bahwa olahraga harus dilupakan sejenak, bukan?

Bagaimana dengan soal makanan selama di Bali? Nah, ini yang perlu disyukuri. Di sekitar hotel ternyata banyak warung makan dengan cita rasa yang sama dengan di Jawa, alias harga ramah dan makanan pun enak serta mengenyangkan. Kenapa tidak makan di hotel? Tentunya salah satu jalan agar perjalanan hemat bisa terlaksana. Apakah kami ke Bali tidak cukup dana sehingga mencari hal-hal yang serba murah? Well, kalau ada yang murah tetapi tetap bagus dan membahagiakan, nggak salah kan? Dan liburan bersama teman ke Bali waktu itu hanya mennghabiskan budget ± Rp 2.500.000,- sudah termasuk dengan belanja oleh-oleh dan suami plus anak balita saya ikut dalam perjalanan ini.

Pantai Padang-Padang, Bali
Pantai Padang-Padang, Bali

Nah, dari cerita saya di atas soal Bali, maka berikut tips traveling hemat ke Bali yang bisa diikuti:

  • Pilih moda transportasi yang paling murah dan ramah anak balita; kalau saya sendiri lebih memilih kereta karena si kecil bisa berjalan kesana kemari
  • Pilih akomodasi yang sesuai budget; saya selama ini mengandalkan suami untuk mencari penginapan. Kalau soal akomodasi sebenarnya saya ingin sekali menginap di Zen Rooms untuk menghemat biaya akomodasi pada next traveling.
  • Pilih destinasi wisata yang dekat dengan lokasi penginapan/hotel; jika bisa dilakukan dengan jalan kaki tentu akan lebih menyenangkan. Selain tubuh sehat, hati pun nyaman karena menikmati spot wisata.
  • Pilih makanan yang sesuai budget; seminimal mungkin saat liburan tidak mengalokasikan budget paling banyak pada makanan. Jika ada makanan yang lebih murah namun tetap terjaga kehalalan dan kebersihannya, maka itu lebih baik daripada harus memaksakan diri dengan makanan mewah. Karena bagi saya, menikmati spot-spot wisata jauh lebih “mengenyangkan”, hehe.
  • Pilih pakaian yang nyaman saat traveling; pakaian sebaiknya nggak usah terlalu banyak. Disesuaikan dengan waktu liburan. Karena Bali dominan pantai dan matahari cukup menyengat di kala siang, maka menggunakan pakaian berbahan kaos, celana panjang (tetapi tetap sopan) topi, sepatu dan tas ransel adalah pilihan tepat.
  • Siapkan multivitamin; hal ini penting untuk menjaga stamina selama liburan. Apalagi jika traveling dilakukan membawa balita. Maka dibutuhkan ekstra tenaga untuk menggendong kesana-kemari sesuai dengan kondisi spot wisata yang dikunjungi.
  • Bawa kebutuhan anak balita dari rumah; salah satu cara menghemat pengeluaran saat traveling dengan membawa balita adalah menyiapkan kebutuhan (seperti mainan, camilan khusus) si kecil sejak dari rumah. Terasa perbedaan ketika semuanya sudah disiapkan dan itu mampu menghindari perjalanan yang terganggu karena tangisan si kecil yang meminta mainan dan semacamnya.
  • Hubungi keluarga atau teman yang ada di Bali untuk memastikan langkah saat memilih tempat wisata yang melimpah di sana. Seperti halnya keinginan menuju Pura Ulun Danu Beratan padahal jauh dari penginapan kami saat itu di Legian, maka spot tersebut dicoret dari daftar dan memaksimalkan spot wisata lainnya yang dekat namun tetap menarik dikunjungi.
Pantai Kuta, Bali
Pantai Kuta, Bali

Well, itu pengalaman dan tips traveling hemat yang saya lakukan pada saat berkunjung ke Bali. Berharap akan kembali lagi suatu saat ke Bali menggunakan akomodasi dari Zen Rooms, sebuah layanan pencarian hotel murah. Dan ada 295 hotel di Bali siap menjadi pilihan yang ditawarkan oleh Zen Rooms.  

Bagaimana dengan kamu? Pernah berpikir traveling hemat ke Bali juga? Share, yuk!

Facebook
Twitter

Related Posts

15 Responses

  1. seneng loh ma, bisa jalan2 setelah ada anak
    aku berasa juga pas diajak jalan2 gitu nginep dimanaaa gitu abis lahiran dulu, rasanya sueeeeneeeng
    kalau zenrooms pernah sih beberapa kali walau g sering karena pengen tahu kebetulan lumayan

  2. Aku belom pernah ajak anak ke Bali. Hoaaa… pingiin juga kayak Salfa. Apalagi di Bali ada banyak ZenRooms yg ada kolam renangnya. Harganya gilak, muraah

  3. Aku baru dua kali ke Bali, dan pengin ke sana lagi. Bali suasananya emang lain ya, seperti suasana liburan gitu, tiap hari nggak ada sepinya. Jadi fresh lagi abis liburan.

  4. Aku Mbaaaa, punya impian ke Bali juga.
    Itu yang naik bisa ke Bali dari Maros, Mba? Berapa lama perjalanannya?
    Aku di Palopo nih, tadinya rencana kalau ke Bali ya mesti naik pesawat, biar cepet aja soalnya ada balita dua.
    Tapi lihat naik bisa dengan biaya yang lebih murah kok jadi pengen juga ya, hihi.

  5. 295 hotel di Bali aja ya zenrooms, duh kaget gimana jumlahnya se Indonesia ya mba 😀

    Anyway, semoga kita bisa traveling bersama kalian… cheers emak sby 😀

Leave a Reply to Rotun DF Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *