Search
Close this search box.

Menyempurnakan Pembelajaran Kimia

Menyempurnakan Pembelajaran Kimia

Menyempurnakan Pembelajaran Kimia kali ini saya dapatkan dari salah seorang inspirator yang saya banggakan sejak dulu. Beliau adalah Bapak Muhammad A. Martoprawiro a.k.a Pak Kaka. Senang rasanya karena sampai sekarang masih bisa membaca tulisan-tulisan beliau, baik berupa argumen atau karya ilmiah.

Meskipun opini tentang menyempurnakan pembelajaran Kimia ini saya baca melalui milis, tetapi tetap mampu memberikan saya wawasan mengenai Kimia, khususnya dalam mengajarkannya. Memang saat ini sedang off dalam proses belajar mengajar, tetapi tidak ada salahnya untuk menjadikannya referensi suatu saat nanti diperlukan.

Menyempurnakan Pembelajaran Kimia

Sumber gambar: ala-ma2d.blogspot.com

Tidak sedikit guru-guru Kimia saat ini memiliki “kesalahan konsep” dalam mengajarkan Kimia. Baik itu di bangku SMP atau SMA (sederejat). Menurut Pak Kaka, berikut beberapa yang harus “diluruskan” dalam rangka menyempurnakan pembelajaran Kimia (dirangkum dengan 7 butir), antara lain:

  1. Memperhatikan proses sains dalam pembelajaran.
  1. Menggunakan istilah kimia (konsep-konsep Kimia) secara taat-asas (konsisten), berdasarkan prinsip berbahasa yang benar.
  1. Berdisiplin dalam menuliskan rumus kimia dan tata-nama senyawa kimia.
  1. Menyempurnakan pengungkapan besaran, satuan, lambangnya, dan ungkapan matematikanya.
  1. Menyeimbangkan pendekatan “tiga-dunia” (multiple representations) untuk meningkatkan pemahaman.
  1. Memberi pengalaman belajar yang lebih banyak kepada siswa
  1. Memperhatikan keragaman gaya belajar siswa, dengan memanfaatkan keragaman sumber belajar yang tersedia.

Salah satu contoh yang diangkat (sesuai dengan butir 4) adalah terkadang guru mencampuradukkan penggunaan besaran dan satuan serta lambang dalam menuliskan persamaan Matematika (baca: rumus). Misalnya dalam materi Konsep Mol.

Sering dilihat rumus,  mol = gr/Mr

Padahal, mol – gr itu adalah “satuan” sedangkan Mr adalah “besaran”. Persamaan Matematika tidak pernah memuat “lambang satuan” melainkan “lambang besaran” saja. Apalagi besaran dan satuan dicampuradukkan.

Lambang besaran untuk satuan “mol” itu sendiri adalah “jumlah zat” – “gr” lambang besarannya adalah “m” (massa).

Sama halnya pengalaman dulu saat membimbing mahasiswa (i) (adik tingkat) untuk mengadakan praktikum “Laju Reaksi”. Ada istilah “katalisator”. Banyak yang menyebutkan bahwa “katalisator” adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi.

Sepintas masuk akal, tetapi ketika ditelaah lebih dalam, harusnya “katalisator” itu sendiri adalah zat yang dapat mempercepat reaksi pada suhu dan tekanan tertentu dengan cara menempel pada subtrat, tetapi tidak mengalami perubahan bentuk atau struktur dalam proses reaksi.  Jadi perlu adanya prinsip berbahasa yang benar (sesuai dengan butir 2).

Semoga semakin giat untuk terus mengembangkan dan menyempurnakan pembelajaran Kimia. Sehingga tak mencetak lulusan yang hanya mampu “menghafal rumus” tetapi tidak “memahami konsep”.

Facebook
Twitter

Related Posts

3 Responses

  1. mak, jujur waktu awal SMA, guru kimiaku lumayan killer…sampai pas kelas 2, dapet yang asyik berat, menerangkannya fun dan cepet masuk…tapi belajar memang bukan hanya sekedar menerangkan rumus, menghapal apa yang ada di buku..tapi bener-bener mengerti..itu yang susah :D..

Leave a Reply to Chemist Rahmah Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *