Search
Close this search box.

Mengenal Lebih Dekat dengan Olahraga Memanah

Mengenal Lebih Dekat dengan Olahraga Memanah

Mengenal Lebih Dekat dengan Olahraga Memanah – Jika saat ini sedang ramainya jenis-jenis olahraga keren seperti yoga, pilates dan sejenisnya (bahkan timeline media sosial ikut-ikutan dipenuhi foto-foto adegan fantastis dari olahrga tersebut), entah kenapa saya tertarik pada olahraga memanah.

Mengenal Lebih Dekat dengan Olahraga Memanah

Memanah? Ya, memanah. Olahraga yang jika dilihat dengan kasat mata sangat sederhana. Hanya membutuhkan busur dan beberapa anak panah plus papan bidikan. Namun, ternyata olahraga satu ini jika ditekuni dengan baik dan semangat, tak hanya akan mampu membidik tepat pada pusat papan sasaran, tetapi juga mampu membidik mata dunia bahwa olahraga memanah tak bisa dikesampingkan.

Saya pun sebenarnya semakin ingin tahu soal olahraga memanah karena salah seorang sahabat blogger di salah satu grup kecintaan saya, ternyata memilih olahraga memanah. Berani mengambil sikap anti mainstream sementara yang lain sibuk dengan olahraga yang boleh jadi lebih menguras banyak dana. Meskipun diberikan gambaran sangat sederhana oleh beliau (baca: Mbak Irul), saya semakin penasaran.

Nah, selang beberapa bulan mengenal lebih dekat dengan olahraga memanah, ada teman saya yang mengajarkan anaknya memanah sejak dini di usia 3 tahun. Katanya, dengan mengajarkan anaknya sejak kecil mengenal olahraga memanah, maka itu juga bentuk mengolah karakter dan pribadi anaknya, selain dari melihat bagaimana perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hmm… saya sih maklum karena melihat keluarga teman saya itu sama persis dengan keseharian Mbak Irul yang sangat islami juga. Saya pun jadi ingat bahwa dulu di zaman Rasulullah, memanah adalah salah satu keahlian para pejuang Islam untuk terus menegakkan kalimat Allah saat berperang melawan musuh-musuh Allah. Dan itu membuat saya semakin bersemangat.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda: “Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik)

Semangat tinggi membuat saya pun terus membaca perkembangan olahraga memanah. Saya masih ingat betul bagaimana Mbak Irul mengatakan bahwa memanah tidak hanya sekedar bagaimana melepaskan anak panah dengan bsuur untuk mencapai tepat pada papan bidikan. Banyak factor yang harus diperhatikan sebelum membuat anak panah terlepas dan melesat jauh menuju sasaran, seperti keberadaan angin, orang-orang di sekitar, melatih konsentrasi dan yang paling penting adalah bagaimana mengolah perasaan saat akan memanah. Duh, dalem banget deh… makanya saya kepincut dengan memanah karena kalau bicara perasaan, saya paling nomor satu akan terbuai, eh hehe…

Oiya, ini beberapa fakta penting tentang memanah yang saya ketahui sampai saat ini (*kalau ada yang kurang mohon dimaklumi, namanya juga baru mengenal lebih dekat dengan olahraga memanah):

  • Melatih kesabaran
  • Olahraga tertua di dunia
  • Masuk cabanng olahraga karena sudah terorganisir dengan baik di PON Surabaya tahun 1959
  • Masuk cabang olahraga Olimpiade pertama kali tahun 1900 di Paris.
  • Ada 3 (tiga) jenis busur yang dipakai dalam Olimpiade, yaitu busur standar, busur recurve dan busur compound
  • Jarak pemanah dengan papan bidikan sejauh 70 meter
  • Papan bidikan berdiameter 1,22 meter dengan panjang pusat bidikan dengan permukaan tanah adalah 1,3 meter
  • Bentuk pusat bidikan adalah lingkaran dengan diameter 12,2 cm
  • Indonesia diterima menjadi anggota FITA, Organisasi Federasi Panahan Internasional tahun 1931

Hmm… menulis artikel ini saya juga terbayang-bayang dengan Arjuna dan Karna. Ya, dua tokoh terkenal di kisah Mahabharata. Sayangnya mereka tidak mengenal saya, hehe… Dan yang lebih parah lagi, entah kenapa selalu terbayang emoticon “Gajah + Angin Bertiup” kalau bicara soal Mbak Irul, haha… kalau ada yang sudah paham berarti Anda sangat cerdas… *nah lho… ^_^

Gaya Mbak Irul Saat Memanah
Gaya Mbak Irul Saat Memanah
Facebook
Twitter

Related Posts

10 Responses

  1. Kalo inget memanah, aku jadi inget filosofinya mak Irul itu waktu kampanye SB. Sebenernya puitis, tapi karena udah kenal sama gantut, sekarang kalo inget jadi lebay HAHAHAHAHA

Leave a Reply to Pevita Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *