Search
Close this search box.

Hikmah Puasa 2013: Kebersamaan yang Tak Tergantikan

Hikmah Puasa 2013: Kebersamaan yang Tak Tergantikan

Setiap ummat Islam di dunia akan sangat berbahagia dengan datangnya bulan penuh berkah, Ramadhan. Beragam apresiasi pertanda suka cita dilakukan untuk menyambutnya dengan gembira. Tua, muda, kulit hitam atau kulit putih tak ada bedanya. Di belahan bumi manapun akan melakukan hal yang sama. Tak terlepas di negara minoritas ummat Islam.

Ramadhan merupakan momen dimana setiap jiwa akan terpanggil untuk menguatkan diri dalam menghadapi perjuangan berpuasa selama sebulan penuh. Penguatan lahir dan batin tentu saja. Namun, di antara semua itu, ada hal yang paling dinantikan dalam Ramadhan selalu. Kebersamaan dengan keluarga, khususnya orang tua adalah sebuah nutrisi penting dalam keharuan memasuki bulan Ramadhan.

Hikmah Puasa 2013: Kebersamaan yang Tak Tergantikan

Siapa sih yang tidak ingin berkumpul dengan kehangatan kasih sayang orang tua dalam Ramadhan? Kehadiran orang tua justru menjadi semangat yang tak terbahasakan dalam menempuh halangan dan rintangan di dalam melaksanakan puasa. Penat dengan kesibukan dalam pekerjaan menjadi hilang begitu saja ketika menyantap berbuka puasa bersama orang tua, baik itu ayah atau ibu. Belum lagi jika momentum bulan puasa dijadikan sebagai perekat hubungan orang tua dan anak yang renggang karena jarak atau bahkan kesibukan orang tua/anak yang begitu padat. Di bulan ini kebersamaan itu menjadi hal yang amat sangat dinantikan tentunya.

Orang tua juga begitu merindukan kebersamaan dengan buah hati karena di bulan Ramadhan dapat menjadi ajang pendidikan agama dengan mudah. Sebab, tanpa diminta, anak-anak (yang berada pada skala toddler) akan senantiasa mempertanyakan perihal adanya bulan Ramadhan berikut dengan serentetan pertanyaan yang mampu menjadi bahan pengajaran. Dan jika anak-anak mereka sudah dewasa bahkan berkeluarga, inti kebersamaan dan kehangatan keluarga yang jauh lebih dirindukan daripada sekedar mengirimkan permohonan maaf atas segala khilaf dari dan untuk orang tua sendiri. Tidak sedikit dari orang tua yang masih tetap ingin menghabiskan waktu berpuasa dengan sibuk membangunkan anak-anak mereka untuk sahur, menyiapkan santapan penuh gizi, memeriahkan buka puasa dengan hidangan yang tak biasa hingga kepada kehangatan saat intisari maaf pada hari Raya Idul Fitri tiba.

Seperti halnya yang digambarkan pada momen-momen kebersamaan dengan orang tua pada http://www.hikmahpuasa.com/. Sungguh mengingatkan kembali bahwa ada sosok yang menanti kebersamaan yang tak tergantikan di bulan Ramadhan, yaitu orang tua. Mereka begitu antusias menanti meskipun tak terucap ajakan, berharap meskipun terkadang tidak yakin dengan harapan bisa berkumpul bersama dengan buah hati mereka.

Ramadhan sudah di depan mata. Bulan penuh ampunan dan limpahan pahala segera menghampiri jiwa dan raga. Akankah kebersamaan dengan orang tua kali ini masih tergerus dengan kesibukan dunia semata? Masihkah orang tua menjadi prioritas, saat Ramadhan memberikan kabar bahagia bagi setiap jiwa yang memiliki cinta pada orang tuanya? Ataukah pulang kampung berkumpul bersama orang tua hanya sekedar moment semata untuk mewarnai datang dan perginya bulan Ramadhan? Kalau saya sendiri ingin menciptakan kebersamaan yang berbeda tahun ini. Bagaimana dengan kamu?

Facebook
Twitter

Related Posts

7 Responses

  1. sellau menanti saat kebersamaan di bulan ramadhan, biasanya pulang kerja banyak yang cepat ya mbak begitu pula dengan suami saya 🙂 andai tiap bulan bulan ramadhan

  2. Jadi pengen pulang kerumah mbak menikmati ramadhan bersama keluarga,,, masih diluar kota nih,,,
    hiksss… hikss…

Leave a Reply to Chemist Rahmah Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *