Search
Close this search box.

Etika Share Info di Social Media

Etika Share Info di Social Media

Etika Share Info di Social Media – Sebenarnya sih mau nulis ini sudah lama sekali. Hanya saja selalu terhalang deadline lain. Belum lagi saya akhir-akhir ini memang sering lupa. Faktor usia dan fokus yang masih mengharuskan saya ke urusan rumah tangga dan anak. Lagipula, apa yang saya tulis ini juga rasanya sudah diketahui oleh orang banyak, umumnya yang berkecimpung di dunia maya, khususnya social media.

Etika Share Info di Social Media

Hanya saja, masih terlihat banyak yang tidak mengindahkan atau mungkin tahu tetapi lupa bahkan boleh jadi cuek saja. Memang, berbagi informasi itu sah-sah saja, bahkan sangat dibutuhkan, tetapi tidak semua informasi harus di-share mentah-mentah tanpa kroscek terlebih dahulu. Sangat disayangkan jika ikut-ikutan menyebarkan informasi hoax dan tidak diketahui darimana sumber info tersebut berasal. Masih banyak lagi hal yang seharusnya diketahui saat akan share info dan saya merangkumnya ke dalam bingkai etika share info di social media sebagai berikut:

  • Pastikan Kebenaran; memang sih membaca informasi yang setelah dibaca membuat hati terenyuh, kaget, prihatin bahkan kasihan, tak segan-segan informasi tersebut kita share kemana-mana. Entah itu info soal adanya gempa, tanggul jebol, banjir besar, kecelakaan dan informasi serupa yang mau nggak mau kita terpancing menyebarkannya juga di akun social media yang kita punya. Tetapi tidak ada salahnya bertanya kepada si pemberi informasi, sumber informasi itu berasal darimana. Sangat lucu sekali jika info tanggul jebol sudah disiarkan kemana-mana dengan broadcasting tetapi ternyata itu hoax atau tidak benar adanya. Supaya lebih berhati-hati, jika mendapat broadcast lebih baik tidak usah ikut menyebarkan jika isinya masih meragukan. Karena bagi saya, lebih baik diam daripada ikut menyebarkan info hoax atau kebenaran infonya sendiri tidak diketahui dengan pasti.
  • Tempat Share Info; saat ini grup atau kelompok diskusi/share banyak ditemui di social media, seperti whatsapp, telegram atau bahkan Anggotanya pun bisa jadi sebagian besar juga berada di beberapa grup yang sama. Misalnya si A, B, C bergabung di grup X, lalu si A, B, C, bergabung di grup Y. Maka sebaiknya informasi yang sama, apatah lagi berupa gambar atau video (yang mungkin bagi sebagian anggota memiliki keterbatasan pada gadget yang digunakan untuk men-download-nya) diinfokan dalam kata-kata saja. Tidak usah di copy paste persis semuanya. Kecuali kalau memang anggota grup Y sangat banyak dan anggota grup X yang tergabung di dalamnya hanya beberapa orang saja dari seluruh anggota grup X. (*duh kok ya ribet banget saya membahasnya, hehe…) Yang baca pasti sudah bisa cerna maksud saya. Cerna? Kayak makanan saja, hihi…
  • Info yang Senada; senada?! Memangnya mau nyanyi?! Hehe… maksud saya di sini, info yang dibagikan pun harusnya dilihat-lihat juga. Kalau melakukan share info soal susu A, jangan disebar pada grup susu B, begitupun sebaliknya. Atau misalnya bergabung di sebuah grup agen perjalanan A, maka jangan coba-coba share info soal agen perjalanan B. Sudah bukan rahasia lagi kalau A dan B itu saingan bisnis. Hadeh… apalagi share info dimana grup tersebut sengaja dibuat hanya untuk urusan pekerjaan tertentu dan orang-orangnya sendiri kita tahu kalau sebagian besar juga ada di grup lain yang lebih welcome untuk melakukan share.  Kan jadi double.¸Mendingan double job review aja deh! 😀
  • Promo Jualan; berada di sebuah grup yang mungkin sudah lama kita ikuti, terkadang kita sudah merasa dekat dengan sesama anggota. Tetapi, bukan berarti bebas melakukan promosi di dalamnya. Jualan sih jualan, tetapi izin dulu sama admin grup. Dan rasanya sah-sah saja jika sesekali, yang nggak banget itu kalau tiap hari promosi. Beuh, notifikasi penuh dengan cuap-cuap yang jualan. Maka, silakan promosi pada tempat yang sudah seharusnya. Kalau ingin memancing anggota grup agar mereka tahu kita jualan, yaa kan ada status yang bisa dimanfaatkan. Toh, yang penasaran dengan produk yang kita jual bakalan japri.  Suerrr! Ini pengalaman pribadi soalnya, hehe…

Hmm… apalagi ya? Kalau dari teman-teman ada yang ingin menambahkan silakan saja. Rasanya apa yang sudah ingin saya tulis sejak lama, sudah tertuang di sini. Kalau ada yang terlewat, itu karena pikun saya yang makin parah sepertinya. Duh!

NB: Sumber gambar dari dishubkomintel.acehprov.go.id

Facebook
Twitter

Related Posts

13 Responses

  1. Hmmmmmm….people nowadays ya. Kudu tabayun dulu skrg klo ngeshare info dr internet, tengsin klo tryta info yg dishare td hoax. #selfreminder bgt nih, tfs mb ^^

  2. Hihihiii iya tu yang jualan. Akupun jualan tapi nggak enak kalau ganggu yg lain. Kadang ada yg mendengarkan motivator yg salah, yg malah ngajari memanfaatkan teman2 & komunitas & memotivasi supaya tidak malu. Padahal malu dg malu2in itu beda jauh.

  3. Kebanyakan orang Indonesia itu kalo ngeshare berita yang jelas atau tidak jelas, penting atau tidak penting, terkadang gak ambil pikir panjang langsung asal share aja. Padahal bisa jadi itu merupakan aib atau kebohongan belaka yang pada akhirnya menyebar dengan mudah ke masyarakat.

    Dan masyarakat Indonesia kebanyakan sangat minim informasi dan mudah percaya yang pada akhirnya berita hoax bisa menjadi viral hanya karena banyak yang ngeshare. Apalagi berita yang unik dan gak jelas, sudah sangat parah penyebarannya.

  4. Pernah sih, aku ingatkan seorang teman untuk cek ricek dulu berita yg dia BC di BBM. Eh, akunya malah dipojokkan. Wkwkw.. Kadang tiap org pny pendapat masing2 dalam menanggapi suatu berita. Ya sudahlah 😀

  5. Sepakat mbak. 🙂

    Di zaman sekarang dengan banyaknya informasi yang bertebaran di mana-mana sepertinya kita harus bisa bijak dalam menyikapi info yang kita dapatkan dan berpikir terlebih dahulu sebelum nge-share postingan tersebut hehe.

  6. iya nih, akhir-akhir ini banyak banget orang yang ngeshare tapi dari situs yang gak jelas. bikin ribut aja

Leave a Reply to Ria Rochma Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *