Search
Close this search box.

SOTOJI dan Ceritaku Bersamanya

Sotoji dan Ceritaku Bersamanya

SOTOJI-Soto Jamur Instan adalah salah satu bahan makanan cepat saji (baca: instan) yang beredar di Indonesia. Awalnya, SOTOJI ini mengusik perhatianku. Mengapa? Karena akhiran “JI” pada nama “SOTOJI” mendekatkan saya kembali pada dialek suku-ku sendiri, yaitu Bugis-Makassar.

Kata “JI” dalam bahasa Bugis-Makassar, kata tersebut berarti “hanya”, “juga” (tergantung konteks kalimat yang mengikutinya). Namun ternyata, SOTOJI merupakan bahan makanan instan yang menyerupai mie. Dan sekali lagi saya pun kembali terkecoh setelah mendengar kata SOTOJI ini. Tadinya saya juga mengira bahwa yang membuat produk ini adalah orang-orang yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, tetapi ternyata sangat tidak ada hubungannya dengan hal tersebut. Justru saya mengenal SOTOJI ini juga dari seorang yang berasal dari Depok, yaitu Mas Bradley Marissa (seorang blogger yang fasih berbahasa Inggris).

Sotoji dan Ceritaku Bersamanya

Hmmm… tidak perlu berlama-lama dengan introduction, sepertinya tulisan saya tentang SOTOJI sudah sangat ditunggu oleh orang banyak. Jadi, saya langsung fokus ke cerita saya tentang SOTOJI ini.

Kiriman SOTOJI Akhirnya Sampai Juga setelah Menunggu ± 2 Minggu

Keinginan menikmati SOTOJI ternyata bagi saya tidak terlalu mudah. Sebab, daerah tempat tinggal saya (baca: Palangkaraya, Kalimantan Tengah) adalah daerah yang lumayan sulit untuk proses kirim mengirim. Pemesanan sudah dilakukan namun dengan rasa shabar dan ingin mencicipi harus ditahan sedemikian rupa. Tidak lain dan tidak bukan karena “penasaran yang sangat besar” akan produk makanan cepat saji ini.

Sotoji dan Ceritaku Bersamanya

Rasa khawatir semakin memuncak akibat kiriman belum juga sampai. Soalnya, tanggal 19 Februari 2012 lalu saya sudah harus meninggalkan Palangkaraya ke Jakarta untuk persiapan RWManila bersama ID Blog Network saat itu. Inginnya, sebelum berangkat ke Jakarta, SOTOJI sudah sampai dan bisa kubawa ke Jakarta untuk menikmatinya disana. Alhmadulillah, semua berjalan lancar sesuai rencana. SOTOJI tiba pada hari Sabtu sore, 18 Februari 2012. Rencana menikmati SOTOJI bersama keluarga di Jakarta terlaksana juga.

SOTOJI dan Jamur Tiram

Sotoji dan Ceritaku Bersamanya

Jamur tiram kering yang terdapat dalam kemasan SOTOJI sebagai bahan dasar, merupakan inovasi terbaru yang pernah saya lihat. Jika dibandingkan dengan Soto yang pernah saya rasakan sebelumnya, Soto Jamur Instan ini memiliki keunikan tersendiri. Mungkin juga diakibatkan oleh karena saya penikmat jamur sejati. Semua jenis jamur memang saya suka. Maka, dengan hadirnya SOTOJI, bertambah lagi satu kuliner yang harus masuk dalam daftar menu saya.

Diantara semua jenis jamur, jamur tiram (Pleurotus sp – Oyster Mushroom) adalah salah satu jamur yang boleh dimakan tentu saja. Jamur ini dapat tumbuh dengan cepat tanpa memerlukan pengkondisian suhu atau ruangan disekitarnya. Pada umumnya, jamur tiram dapat tumbuh di sekitar daerah pelapukan kayu. Warna jamur tiram yang umumnya dikembangbiakkan adalah jamur tiram yang berwarna putih. Bentuk jamur tiram seperti paying dengan bentuk yang sangat khas.

Dan sudah sangat pas jika SOTOJI memanfaatkan tanaman jamur tiram sebagai salah satu inovasi untuk makanan cepat saji. Apalagi bagi penikmat dan penggila Soto, tentu saja SOTOJI adalah sasaran empuk untuk disantap.

Apa Saja yang Terdapat dalam Setiap Kemasan SOTOJI?

Jika kita ingin menyantap SOTOJI, tentu saja setelah kemasan SOTOJI dibuka, maka kita akan menemukan:

  • Sohun
  • Jamur Tiram Goreng
  • Bumbu
  • Cabai Bubuk
  • Minyak Soto

Dalam satu kemasan hanya dapat disajikan untuk satu porsi Soto dengan sensasi jamur tiram yang menggoyang lidah (baca: enak).

Bagaimana Cara Memasak SOTOJI dengan Baik dan Benar?

Makanan instan seperti SOTOJI, memiliki cara penyajian agar hasilnya maksimal dan nilai kandungan gizinya tidak hilang. Sebab, sangat disayangkan jika setelah pengolahan, kandungan gizi yang sudah tertera pada kemasan SOTOJI tidak diperoleh. Seakan percuma memasukkan makanan ke dalam tubuh jika sari-sari makanan tidak dapat menjadikan tubuh mendapatkan manfaatnya.

Cara memasak Soto Jamur Instan ini yang baik dan benar adalah sebagai berikut: (bisa juga dibaca pada kemasan SOTOJI)

  • Sohun dan jamur tiram goreng direbus ke dalam air mendidih 400 cc selama ± 2 menit sambil diaduk-aduk
  • Bumbu, minyak soto dan cabai bubuk dimasukkan dalam mangkuk penyajian, sembari menunggu rebusan sohun dan jamur tiram goreng selesai
  • Sohun dan jamur tiram goreng beserta air rebusannya dimasukkan ke dalam mangkuk yang sudah tersedia bumbu, minyak soto dan cabai bubuk tadi, serta diaduk hingga rata
  • Soto siap dihidangkan dan disantap bersama keluarga

Untuk melengkapi rasa lezat dan nikmat dari SOTOJI ini, anda dapat menambahkannya dengan bahan makanan lainnya, seperti udang, telur, abon dan bahan makanan lainnya. Semuanya tergantung dari selera dan daya kreasi anda dalam menyajikan SOTOJI.

Kandungan Gizi SOTOJI

Kandungan gizi adalah hal yang terpenting dan harus menjadi perhatian utama bagi produsen makanan cepat saji (baca: instan). SOTOJI yang diproduksi oleh PT. Tri Rastra Sukses Sejahtera sudah seharusnya menjadikan hal ini sebagai hal fokus utama sebelum melakukan proses produksi. Produk SOTOJI mengandung:

  • Karbohidrat 60%, sebagai sumber energi
  • Protein 3%, sebagai sumber pembentukan sel
  • Lemak 9%, sebagai transpor zat-zat penting dalam tubuh

Sotoji dan Ceritaku Bersamanya

Energi total yang diperoleh setelah menyantap 1 bungkus SOTOJI adalah 296 kkal, dimana 1 kkal setara dengan hampir 1 ½ piring nasi, dimana 1 piring nasi itu sendiri setara dengan 175 kkal. Sehingga, menyajikan SOTOJI sebagai salah satu menu diet juga dapat dilakukan. Jadi, tidak perlu khawatir mengkonsumsi SOTOJI setiap hari dengan paduan menu sehat anda.

Seputar Kemasan dan Penampilan SOTOJI

Sebagai barang dagangan, produk SOTOJI sudah termasuk ke dalam salah satu produk makanan instan yang menarik. Warna hijau yang dipadu dengan warna kombinasi lainnya membuat SOTOJI memikat hati penggemar kuliner seperti saya.

Sotoji dan Ceritaku Bersamanya

Ada satu yang mengganjal ketika melihat kemasan SOTOJI yaitu belum tertera label uji makanan dari Balai Pengawasan Obat-Obatan dan Makanan (BPOM). Sehingga, jika diedarkan ke beberapa daerah yang masih di sekitar ibu kota, label Depkes masih menjadi salah satu faktor penting dalam mengkonsumsi makanan cepat saji.

Tetapi, secara keseluruhan sudah layak dikatakan sempurna. Sempurna yang masih harus terus dibenahi dengan baik ke depannya. Entah itu mungkin perubahan logo SOTOJI agar lebih menarik lagi ataupun tampilan gambar yang semakin mengundang selera untuk mencicipi SOTOJI ini khususnya.

Kata Mereka tentang SOTOJI

SOTOJI yang kubawa dari Palangkaraya (3 bungkus) dimasak oleh Tama, adik sepupu saya. Soalnya, Tama memiliki hobi makan yang jauh lebih hebat dibandingkan saya sendiri. Melihat kemasan SOTOJI, Tama langsung tertarik untuk langsung mencobanya. Dengan langkah semangat, Tama melakukannya sendiri. Aku dan keluarga yang lain menunggu hasilya di ruang tamu. Tidak lama kemudian, Tama datang membawa SOTOJI yang siap disantap. Satu persatu mencicipi SOTOJI tersebut.

Sotoji dan Ceritaku Bersamanya

Beberapa komentar yang keluar setelah menikmati SOTOJI

“Bumbunya enak… Saya suka…!!!”, kata Liana (umur 11 tahun)

“Waduh… sayang sekali Cuma dikirimin 3 (tiga) bungkus…”, kata Tama (umur 14 tahun)

“Hmmm… enaaakkk”, kata Oma (umur 70 tahun)

“Pada dasarnya enak bangettt… yang kurang hanya bentuk jamurnya yang ga menarik”, kata Tante Wina (umur 40 tahun)

 “Mau lagi dong dikirimin SOTOJI-nya…,” kata Tante Wiwin (umur 45 tahun)

“Jamurnya kriuk…. kriuk…”, kata saya (umur 27 tahun)

Bahan Introspeksi untuk SOTOJI

Membuat sebuah produk makanan cepat saji (baca: instan) tentu saja bukanlah sebuah hal yang mudah. Banyak hal yang harus menjadi bahan perhatian dan pertimbangan. Disamping itu modal juga haruslah sesuai dengan produk yang akan dihasilkan. Namun, kali ini saya hanya sekedar mengingatkan kembali kepada PT. Tri Ristra Sukses Sejahtera untuk tetap memperhatikan syarat-syarat produksi makanan cepat saji. Berikut adalah daftar syarat mutu makanan instan yang saya dapatkan di bangku kuliah dulu (2003-2007). Selain itu, kalau bisa di waktu mendatang, tampilan jamurnya sedikit dipercantik lagi agar kesannya lebih elegan dan semakin menggoda selera.

Akhirnya, tulisan saya tentang SOTOJI berada juga di akhir. Semoga SOTOJI tetap sukses dan dapat bersaing di dunia bisnis yang lebih luas lagi. Kalau tidak keberatan, saya siap menjadi komentator setia terhadap produk-produk makanan instan, seperti SOTOJI, dalam hal ini PT. Tri Ristra Sukses Sejahtera.

Persembahan khusus untuk SOTOJI (mohon dinyanyikan dengan soundtrack “Doraemon”)

Aku ingin SOTOJI
Aku makan SOTOJI
Ingin terus, suka terus dengan SOTOJI
Rasa jamur tiramnya
Menggoda seleraku
Memang hanya SOTOJI yang paling enak
Hey… SOTOJI enak banget!!!

Terima kasih, SOTOJI…!!!

Facebook
Twitter

Related Posts

11 Responses

  1. thanks reviewnya 🙂 keren banget.
    soal pengiriman, maaf kalo sampai deg2an. sebenarnya faktor keterlambatan selain pengiriman juga dari kita sendiri yang gak bisa langsung kirim. Kita mesti tunggu agak banyak dulu baru bisa kirim biar lebih mudah dan murah ongkosnya. tapi syukurlah bisa sampai tepat waktu ya 🙂

  2. jadi penasaran pengen icipin juga 😀

    d Paray blum ad yaa…. 🙁

    aha,,,,pengen mnta kirimn juga ah…..

    #tp cpa yg mw ngirimn y 😀

Leave a Reply to Mugniar Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *